Satgas Pengendalian Covid-19 Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menyiapkan rumah sakit lapangan di rusunawa. Hal tersebut untuk menambah kapasitas tempat tidur, sehingga angka keterisian tempat tidur rumah sakit menurun,
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Rusunawa di Jalan Nipah Kuning, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (3/12/2020), yang menjadi salah satu tempat mengisolasi pasien Covid-19.
PONTIANAK, KOMPAS — Satgas Pengendalian Covid-19 Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menyiapkan rumah sakit lapangan di rusunawa Pontianak. Rumah sakit lapangan ini diharapkan bisa mengurangi beban RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Selasa (13/7/2021), menuturkan saat ini bed occupancy rate (BOR) di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie mencapai 80 persen. Karena itu, RS di Rusunawa disiapkan untuk menjaga agar masyarakat yang membutuhkan perawatan Covid-19 tetap terlayani.
Kepala Dinkes Kota Pontianak Sidig Handanu menuturkan, rumah sakit lapangan sifatnya membantu, hanya merawat pasien yang kategori ringan. Sebelumnya, rusunawa digunakan sebagai tempat isolasi biasa. ”Sekarang SK akan ditetapkan sebagai rumah sakit lapangan,” ujarnya.
Penutupan Jalan Gajah Mada, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, pada PPKM Darurat hari pertama, Senin (12/7/2021).
Secara total, kapasitas rumah sakit lapangan di rusunawa ada 90 tempat tidur. Namun, nanti yang akan difungsikan hanya lantai 1 dan 2. Lantai 1 kapasitasnya 10 tempat tidur dan lantai 2 bisa untuk 15 tempat tidur. Untuk lantai 3 dan 4 rusunawa khusus untuk pasien isolasi mandiri terpadu.
Rumah sakit lapangan sifatnya membantu, hanya merawat pasien yang kategori ringan
Pekan lalu Satgas Pengendalian Covid-19 Provinsi Kalbar juga telah menyediakan rumah sakit lapangan di Unit Pelatihan Kesehatan (Upelkes) Provinsi Kalbar. Rumah sakit lapangan itu mampu menampung 100 pasien dari seluruh wilayah Kalbar.
Selasa ini, Pelaksanaan PPKM Darurat di Pontianak mulai terlihat tertib. Dari hasil pantauan PPKM Darurat hari kedua, masyarakat Pontianak sudah terlihat mengurangi aktivitas di luar. ”Tempat usaha yang nonesensial sudah banyak yang tutup, meskipun masih ada juga beberapa yang buka. Kecuali, apotek dan rumah makan tetap buka karena termasuk yang esensial terkait kebutuhan mendasar masyarakat,” ujar Edi.