Perjalanan membawa pulang orangutan Rocky melintasi medan terjal bertopografi curam. Rocky dan kandangnya yang berbobot lebih dari 100 kilogram harus ditandu tim. Perjuangan yang berat akhirnya berbuah sepadan.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·4 menit baca
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Dua orangutan sumatera korban perdagangan satwa dilindungi kembali ke Tanah Air, Jumat (18/12/2020), setelah diselamatkan Polisi Penanggulangan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Thailand. Natalee kini berada dalam kandang transit Frankfurt Zoological Society di Kota Jambi dan akan segera kembali ke alam liar setelah menjalani masa karantina dan reintroduksi.
Upaya mengevakuasi orangutan (Pongo abelii) bernama Rocky akhirnya membuahkan hasil. Rocky tiba di habitat aslinya di Taman Nasional Bukit Tigapuluh, perbatasan Jambi dan Riau, Rabu (7/8/2021) sore.
Fifin Arfiana memimpin langsung proses evakuasi hingga pelepasliaran yang menghabiskan waktu berhari-hari. Proses terberat saat melepasliarkan Rocky, tim harus menandu orangutan di dalam kandang angkutnya selama 4,5 jam. Beban itu berbobot total lebih dari 100 kilogram. Apalagi kondisi medan yang dilalui berbukit-bukit sehingga tim tertatih menempuhnya.
Setibanya di salah satu lokasi taman yang sangat baik kondisinya, pintu kandang dibuka. Rocky pun melangkah keluar dan langsung memanjat pohon di dekatnya. Seketika itu juga ia mencapai dahan tertinggi, lalu tenggelam dalam sukacita bergelayut dari dahan satu ke dahan lainnya. Ia tampak menikmati betul kebebasan hidup di alam liar.
”Bersyukur akhirnya Rocky aman berada dalam habitatnya lagi,” ujar Kepala Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh tersebut, Kamis (8/7/2021).
Rocky yang sebelumnya menghuni taman nasional itu tiba-tiba muncul akhir Juni lalu. Ia tampak mencari-cari makanan di area wisata Bukit Selancang, Desa Aur Cina, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.
Meskipun Rocky tak menyerang siapa pun, orang-orang di sekitar lokasi merasa khawatir melihat tubuhnya yang besar. ”Sewaktu kami melihatnya, dia (Rocky) tidak menyerang. Kami perhatikan orangutan itu hanya bermaksud mencari makanan, bukan untuk mengganggu,” ujar Febrianti, pengelola area wisata itu.
BBKSDA SUMUT
Dua bayi orangutan sumatera direhabilitasi di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Jumat (16/4/2021). Bayi orangutan itu diserahkan masyarakat dari Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Sejak kecil, Rocky dikenal kerap berpindah-pindah dan terbiasa berada dekat dengan manusia. Bisa jadi karena orangutan asal Meulaboh, Aceh, ini pernah menjadi korban domestikasi. Setelah diselamatkan dan diperkenalkan kembali pada alam liar (reintroduksi), ia dilepasliarkan pada 2007 saat berusia 5 tahun.
Rocky terbilang cepat beradaptasi hidup di hutan. Akan tetapi, pengalaman berinteraksi dengan manusia di masa kecilnya membuat Rocky kerap keluar dari hutan. Pada 2011, ia tiba-tiba muncul di Stasiun Suaka Orangutan Terbuka (OOS) Danau Alo, yang merupakan wilayah baru baginya. Kala itu, usianya diperkirakan sudah 9 tahun. Kondisi tubuhnya tampak sehat.
Akan tetapi, pengalaman berinteraksi dengan manusia di masa kecilnya membuat Rocky kerap keluar dari hutan.
Karena Stasiun OOS Danau Alo bukan tempat pelepasliaran, Rocky dipindahkan ke Sungai Pengian. Ia lalu menjalani pelepasliaran di Wilayah Kerja Resor Keritang Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT). Areal seluas 144.223 hektar itu telah ditetapkan sebagai lokasi pelepasliaran satwa dilindungi, dengan kondisi hutan yang sangat baik. Bervegetasi hutan primer dan memiliki ketersediaan pakan yang kaya, mulai dari jenis rotan, kayu keras, hingga buah-buahan.
Uniknya, meskipun tinggal di rumah yang nyaman, Rocky kembali kedapatan keluar hutan. Ia diketahui dua kali bolak-balik meninggalkan taman nasional dalam sebulan terakhir. Ia keluar awal Juni lalu, lalu dilepasliarkan 16 Juni. Ia keluar lagi 30 Juni lalu dan ditemukan warga di area Wisata Bukit Selancang.
Takjub
Rocky yang kini memasuki usia 19 tahun tampak gagah dengan rambutnya yang berkilap kemerahan. Begitu lebat rambutnya memenuhi sekujur tubuh. Karisma itulah yang membuat masyarakat di Bukit Selancang tak hanya takjub, tetapi juga waswas.
Demi memastikan keselamatan bersama, baik Rocky maupun warga sekitar, tim berupaya mengevakuasi satwa dilindungi tersebut. Anehnya, sewaktu tim bermaksud menemuinya, Rocky sudah menghilang.
Tak berputus asa, tim yang terdiri dari petugas Balai TNBT, Frankfurt Zoological Society, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Indragiri, Kepolisian Sektor Batang Cenaku, serta Pemerintah Desa Aur Cina, dan warga sukarelawan terus menunggui dan mengendus jejaknya.
Akhirnya, Minggu (4/7/2021), tim berhasil menemukan Rocky kembali. Setelah ditulup bius pada bagian pinggangnya, Rocky dievakuasi sementara ke kantor resor terdekat.
Di sana, dokter hewan memeriksa kondisi kesehatannya. Sejumlah indikator menunjukkan kondisi orangutan itu baik. Skornya 3,5, masih dalam rentang 3 hingga 5 untuk masuk kategori normal dan baik.
Jika di bawah itu, masuk kategori kurang gizi. Lalu Rocky dimasukkan ke dalam kandang darurat dan diasup antidota agar segera bangun.
Sesuai rencana, Rabu (7/7/2021), tim menandu Rocky menempuh perjalanan masuk ke dalam TNBT. Perjalanan itu terbilang berat karena melintasi medan terjal bertopografi curam. Ditambah lagi beban bawaan, yakni Rocky dan kandangnya, beratnya lebih dari 100 kilogram.
Terlepas dari itu, jerih payah pun membuahkan hasil. Rocky kembali pulang ke rumahnya.
Praktik domestikasi dan perdagangan satwa liar tak hanya dialami Rocky. Meskipun merupakan satwa endemik Sumatera yang kini berstatus dilindungi, orangutan kerap diperdagangkan.
Badan konservasi dunia, The International Union for Conservation of Nature (IUCN), memasukannya ke dalam status kritis, yang berarti tinggal selangkah menuju kepunahan. Adapun Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) juga memasukkan spesies ini ke dalam Apendix 1 yang berarti tidak boleh diperdagangkan.
Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Jambi Rahmad Saleh mengatakan, sebagai upaya melindungi orangutan korban praktik ilegal, sejumlah lokasi disiapkan untuk menjadi habitat pelepasliaran. Dipersiapkan pula kawasan ekosistem esensial yang cocok sebagai ruang hidup satwa-satwa dilindungi.
Belum lama ini, dua orangutan yang diperdagangkan di Thailand dan Malaysia dipulangkan ke Indonesia dan kini menjalani program reintroduksi di Jambi. Jika sudah tumbuh kemampuan hidup di alam liar, keduanya akan dipulangkan ke habitat aslinya.