Situasi pandemi Covid-19 di Jatim memburuk, salah satunya karena lonjakan di Bangkalan, Pulau Madura. Penanganan terpadu perlu diperkuat dan diharapkan tetap mendapat dukungan masyarakat luas guna percepat penanganannya.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Lonjakan kasus Covid-19 masih berlangsung di Bangkalan, Pulau Madura, sehingga meningkatkan kasus harian di Jawa Timur. Penanganan pandemi Covid-19 perlu diperkuat dan diharapkan mendapat dukungan luas dari masyarakat.
Lonjakan kasus di Bangkalan sudah berlangsung lima hari terakhir. Di kabupaten terbarat ”Nusa Garam”, julukan Pulau Madura, yang terjangkit bertambah 382 orang dengan kematian 29 orang. Rerata harian penambahan kasus 74-75 orang dengan 5-6 orang meninggal. Rata-rata itu melambung dari sebelumnya di mana penambahan harian kurang dari 10 orang dan kematian maksimal 1 orang.
Dari Bangkalan, jumlah pasien sampai dengan Jumat (11/6/2021) sebanyak 392 orang. Sebagian ditangani di sejumlah rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Surabaya yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Jatim. Bangkalan terhubung dengan Surabaya, ibu kota Jatim, melalui Jembatan Suramadu dan penyeberangan Ujung-Kamal.
Situasi di Bangkalan turut memperburuk pandemi di provinsi tersebut. Peningkatan kasus harian di atas 400 yang terakhir kali terjadi pada 4 Maret 2020. Dalam tiga hari ada penambahan 1.267 orang dengan kematian 105 orang. Rerata harian kasus tambah 423 orang dengan 35 orang meninggal. Jumlah pasien se-Jatim saat ini tercatat 2.428 orang. Angka itu masih jauh di bawah total ketersediaan tempat tidur isolasi yang 9.000 dipan.
Saat mengunjungi RS Lapangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 2 Surabaya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito mengatakan akan terus menguatkan Pemprov Jatim dan pemerintah kabupaten/kota yang sedang mengalami situasi pandemi memburuk. Bantuan tenaga kesehatan, sarana, dan obat-obatan, jika diperlukan, akan segera dikirim dari Jakarta untuk percepatan penanganan wabah.
”Kami akan perkuat lagi dorongan sosialisasi protokol kesehatan,” ujar Ganip, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 itu. Di Bangkalan, langkah mengoptimalkan peran ulama dalam sosialisasi protokol kesehatan dan mendorong program pengetesan, pelacakan, penanganan (3T) lebih tepat. Di Madura, ulama adalah panutan warga setelah orangtua. Pemerintah dipatuhi setelah ulama.
Penanganan pandemi di kabupaten/kota yang sedang memburuk di Jatim selain Bangkalan, lanjut Ganip, perlu memperhatikan karakter kebudayaan. Saat ini, situasi yang juga memburuk dialami oleh Madiun Raya (Kota dan Kabupaten Madiun ditambah Magetan dan Ponorogo). Karakter kebudayaan di sana ialah Mataraman-Panaragan. Pendekatan terhadap masyarakat agar kembali disiplin melaksanakan protokol kesehatan tentu berbeda dibandingkan dengan daerah lain.
Selain melihat penanganan kasus di Bangkalan, lanjut Ganip, juga perlu dilihat kesiapan Surabaya untuk mengatasi dampak lonjakan luar daerah. Salah satunya kesiapan RS Lapangan Surabaya untuk memaksimalkan kapasitas. Selain itu, menguatkan satgas daerah untuk tetap semangat dalam menempuh berbagai kebijakan antisipatif sekaligus disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Penanggung Jawab RS Lapangan Surabaya Laksamana Pertama IDG Nalendra Djaya Iswara mengungkapkan, sampai dengan Jumat ini, RS Lapangan Surabaya merawat 265 pasien. Mereka terdiri atas tiga kelompok, yakni buruh migran asal mancanegara, kluster Madura, dan warga Jatim bukan dari Madura. ”Kapasitas di sini bisa untuk penanganan 400 pasien,” katanya.
Nalendra mengatakan, jika kapasitas hampir terpenuhi, berkonsekuensi terhadap kebutuhan penambahan tim kesehatan, obat-obatan, dan atau sarana. RS-RS lainnya yang telah menjadi rujukan pasien Covid-19 diharapkan dapat bahu-membahu untuk mengatasi lonjakan.
Secara terpisah, Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Nico Afinta mengatakan siap mendorong anggotanya untuk membantu aparatur terpadu dalam penanganan pandemi. Misalnya, penyekatan lalu lintas dan kewajiban pemeriksaan dan tes antigen bagi semua pengendara, patroli dan razia penegakan protokol kesehatan, serta operasi rutin keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwiyono mengumumkan sedang berada dalam masa pemulihan karena terjangkit Covid-19. Ada juga beberapa anggota legislatif, terutama dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang positif. Namun, belum ada pengumuman resmi berapa jumlah legislator DPRD Kota Surabaya yang positif.
”Ada kelengahan meski saya berusaha disiplin protokol kesehatan,” kata Adi. Dirinya diketahui terjangkit Covid-19 setelah bersama kader PDI-P ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar dalam rangka peringatan hari lahir Sang Proklamator (6 Juni). Namun, tidak bisa dipastikan dari mana penularan itu terjadi. Satgas telah menempuh pelacakan dan pengetesan terhadap semua orang yang kontak dekat dengan Adi dan anggota Dewan yang positif.