Lima Pedagang Bermobil Positif Tes Antigen di Surakarta, Tes Acak Diperluas
Pemerintah Kota Surakarta mendapati lima pedagang bermobil yang menunjukkan hasil positif dalam tes antigen acak, Kamis (10/6/2021). Temuan itu ditindaklanjuti dengan perluasan sasaran tes acak.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surakarta mendapati lima pedagang bermobil dengan hasil positif dalam tes antigen acak, Kamis (10/6/2021). Temuan itu ditindaklanjuti dengan perluasan sasaran tes acak. Pengetesan dianggap penting mengingat banyaknya pedagang asal luar kota.
”Ini segera ditindaklanjuti Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Berarti dengan temuan ini, sasaran tes acaknya diperluas lagi. Pengawasan juga akan diperketat,” kata Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, saat ditemui di Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis siang.
Lima pedagang bermobil yang positif tes antigen itu ditemukan dalam tes acak, di Pasar Cinderamata, Kompleks Alun-alun Utara Keraton Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis pagi. Kelima orang tersebut berasal dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Mereka sama sekali tak menunjukkan gejala Covid-19. Adapun tes acak dalam kesempatan itu menyasar 50 pedagang bermobil di kawasan tersebut.
Pedagang yang menunjukkan hasil positif tes antigen selanjutnya dibawa ke Asrama Haji Donohudan Boyolali untuk menjalani isolasi terpusat. Dinas Perdagangan Kota Surakarta juga berkoordinasi dengan pemerintah dari tempat asal para pedagang untuk membahas penanganan lebih lanjut terkait temuan tersebut.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengungkapkan, tes acak dilaksanakan sebagai salah satu upaya mencegah penularan Covid-19 lewat aktivitas perekonomian di daerah tersebut. Tes acak penting mengingat pedagang bermobil banyak berasal dari luar kota.
”Dengan tes acak ini, kita bisa tahu lebih awal apakah ada pedagang yang positif atau tidak. Jika nanti positif, tentu tidak boleh berjualan dulu untuk sementara waktu,” kata Heru, saat dihubungi, Kamis siang.
Selanjutnya, Heru mengatakan, pedagang bermobil di kawasan Alun-alun Utara Keraton Surakarta jumlahnya berkisar 700 orang hingga 1.000 orang dalam satu hari pasaran. Para pedagang berasal dari Kudus, Jepara, Demak, dan Pekalongan. Mereka biasanya berjualan paling banyak pada Senin dan Kamis.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani mengungkapkan, adanya temuan pedagang positif tes antigen harus ditangani secara serius. Pihaknya akan melakukan pembatasan terhadap pedagang-pedagang dari luar kota, khususnya para pedagang yang berasal dari zona merah penularan Covid-19.
”Untuk yang dari luar kota akan kami batasi dulu. Sementara, untuk penutupan masih akan dikaji. Kami masih akan mengevaluasi,” kata Ahyani.
Sebelumnya, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta Arif Darmawan mengatakan, intensitas operasi yustisi untuk menegakkan protokol kesehatan akan ditingkatkan dalam beberapa waktu ke depan. Peningkatan intensitas operasi tersebut bertujuan memastikan masyarakat menerapkan protokol kesehatan ketat selama beraktivitas di ruang publik.
”Operasi yang sebelumnya satu hari satu kali dan hanya di satu titik sekarang akan ditambah. Sekarang bisa sampai tiga titik satu hari. Waktunya juga bisa pagi, siang, sampai malam,” kata Arif.
Dalam melaksanakan operasi yustisi, kata Arif, pihaknya juga melakukan tes usap acak di titik kerumunan. Salah satu titik kerumunan yang menjadi sasaran tes acak adalah pasar. Pasar dinilai penting sebagai sasaran tes usap mengingat banyak pedagang yang berasal dari luar kota. Di satu sisi, terjadi peningkatan kasus Covid-19 di kabupaten-kabupaten tetangga. Meluasnya penularan dari kabupaten tetangga yang perlu diwaspadai dalam hal ini.
”Pasar-pasar itu menjadi sasaran (tes usap acak). Kan, banyak pedagang dari luar kota. Tentu ini penting menjadi sasaran kami,” kata Arif.