Rawan Lonjakan Kasus Positif, Pemkot Kendari Didesak Prioritaskan Tes Massal
Pemkot Kendari belum memiliki rencana untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di wilayah ini setelah libur Lebaran usai. Pemerintah didesak memprioritaskan tes massal agar mengetahui kondisi di masyarakat.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Meski sadar akan potensi besar penularan Covid-19 pada masa libur lebaran, Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, belum memiliki rencana penapisan dan tes massal terhadap masyarakat. Padahal, hal ini penting untuk mengetahui penyebaran agar tidak terjadi ledakan kasus di masyarakat, sekaligus mewaspadai kemunculan varian baru Covid-19 di wilayah ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari drg Rahminingrum menyampaikan, sejauh ini upaya yang dilakukan pemerintah adalah pemeriksaan di pintu gerbang kota. Pengecekan suhu serta pemeriksaan protokol kesehatan dilakukan jelang Lebaran pekan lalu. Selama satu pekan terakhir, tercatat ada 586 pelanggaran yang ditemukan.
”Meski begitu, yang perlu diwaspadai memang ini arus balik Lebaran. Untuk pegawai negeri sipil telah diinstruksikan untuk tidak mudik, jadi kemungkinannya (penyebaran) kecil. Hanya yang dari masyarakat umum yang penting untuk diperhatikan,” tutur Rahminingrum di Kendari, Minggu (16/5/2021).
Di satu sisi, ia melanjutkan, pihaknya belum memiliki rencana penapisan ketat bagi masyarakat yang diperkirakan akan kembali ke Kendari mulai Minggu siang ini. Tes massal juga belum direncanakan dilakukan bagi para pemudik.
Hal tersebut terjadi, lanjut Rahminingrum, karena sumber daya yang ada terbatas saat ini. Para tenaga kesehatan sedang difokuskan pada upaya vaksinasi yang masih berlangsung, terutama untuk pelayan publik ataupun warga lanjut usia.
”Yang pasti, kami tetap pantau seminggu hingga dua minggu ke depan seperti apa kasus yang terjadi di masyarakat. Kami berharap tidak ada lonjakan kasus, seperti sebelumnya yang mulai turun,” katanya.
Data Satgas Penanganan Covid-19 Kendari, hingga Jumat (14/5/2021), jumlah kasus terkonfirmasi positif di Kendari sebanyak 4.667 kasus, dengan penambahan harian sebanyak 7 kasus. Sebanyak 65 orang masih dalam perawatan dan 58 orang meninggal. Kasus di Kendari merupakan kasus terbanyak di Sultra yang mencapai 10.448 kasus, dengan 214 orang meninggal.
Ramadhan Tosepu, epidemiolog Universitas Halu Oleo, Kendari, menjelaskan, salah satu kebijakan utama pemerintah dalam masa mudik Lebaran ini adalah pembatasan pergerakan. Akan tetapi, di Kendari, hal ini terlihat tidak berjalan maksimal dan terkesan hanya formalitas.
Akibatnya, ribuan orang keluar dan masuk ke Kendari tanpa ada pemeriksaan berarti. Pengecekan suhu dan pemeriksaan masker dilakukan tanpa kejelasan penindakan dan langkah tindak lanjut.
”Setelah itu, arus mudiknya bagaimana? Adakah pemeriksaan di perbatasan, di terminal, pelabuhan, atau bandara? Hal itu penting untuk penapisan awal agar kasus bisa segera diketahui dan tidak menyebar,” ucapnya.
Oleh karena itu, Ramadhan menyampaikan, di tengah kondisi seperti ini, tes massal merupakan hal yang harus diprioritaskan pemerintah. Tes usap antigen adalah langkah termudah untuk melacak penyebaran kasus dalam sepekan ke depan.
Pemeriksaan dengan tes secara massal bisa dilakukan dari tingkat bawah, yaitu rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW). Hal itu untuk memudahkan pemeriksaan warga yang mudik atau ke luar kota selama libur Lebaran.
Dengan data dari tes secara masif, lonjakan kasus bisa terdata dan termonitor dengan baik. Tidak hanya itu, tes juga untuk melacak kemungkinan adanya strain virus baru yang menjadi momok baru penyebaran virus di banyak negara.
”Setidaknya kita memiliki basis data yang mutakhir untuk memonitor kasus di wilayah ini. Selama ini masalah kita adalah kurangnya tes yang dilakukan secara berkala dan dalam skala yang masif,” ucapnya.
Dalam konferensi pers seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dari pengetesan acak Covid-19 dalam Operasi Ketupat 2021, jumlah pemudik yang positif Covid-19 terindikasi tinggi.
”Dari Operasi Ketupat yang lalu, jumlah pemudik yang di-random testing dari 6.742, (tercatat) terkonfirmasi positif 4.123 orang,” kata Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Senin (10/5/2021), di Jakarta.
Dari jumlah pemudik yang terkonfirmasi positif tersebut, 1.686 orang telah melakukan isolasi mandiri dan 75 orang dirawat di rumah sakit (Kompas, Selasa 11/5/2021).