Warga Mudik Lebih Awal, Penjualan Avtur di Kalimantan Meningkat
Permintaan avtur di sejumlah depot pengisian pesawat udara di Kalimantan meningkat drastis menjelang masa larangan mudik. Kondisi ini diperkirakan dampak larangan mudik yang mendorong warga bepergian lebih awal.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Permintaan avtur di sejumlah depot pengisian pesawat udara di Kalimantan meningkat drastis menjelang masa larangan mudik. Lonjakan di salah satu depot bahkan mencapai dua kali lipat dari kondisi normal. Hal ini diperkirakan karena banyak warga mudik lebih awal.
Executive General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan Freddy Anwar mengatakan, pihaknya membuat satuan tugas Idul Fitri 1442 Hijriah untuk memastikan seluruh pasokan bahan bakar minyak dan elpiji terpenuhi di seluruh Kalimantan. Meskipun terjadi penurunan volume penjualan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, Pertamina MOR VI Kalimantan sudah mengantisipasi jika tiba-tiba terjadi lonjakan.
”Satgas Idul Fitri bekerja mulai 26 April sampai 30 Mei 2021. Saat ini kondisinya berbeda dengan tahun lalu yang biasanya kebutuhan meningkat pada H-3 Lebaran. Karena ada pembatasan, kebutuhan bahan bakar meningkat pada 4-5 Mei karena sejumlah masyarakat memajukan waktu mudiknya,” kata Freddy, di Balikpapan, Kamis (6/5/2021).
Di Kalimantan, hal itu terlihat dari penjualan avtur sebagai bahan bakar pesawat di lima provinsi. Penjualan avtur paling tinggi berada di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sepinggan, Balikpapan. Pada hari biasa, penjualan avtur rata-rata 300.000 liter per hari. Namun, pada 4-5 Mei 2021 meningkat dua kali lipat menjadi 600.000 liter per hari.
Secara umum, penjualan avtur pada Mei 2021 diprediksi turun 24 persen daripada April yang rata-rata 347.000 liter per hari sehingga menjadi sekitar 263.720 liter per hari.
Meski demikian, penjualan avtur pada Mei 2021, menurut Freddy, akan tetap meningkat ketimbang Mei 2020. Hal itu diperkirakan karena konsumsi avtur meningkat pada lima hari pertama Mei 2021. Sebab, banyak warga yang memilih pergi ke kampung lebih awal sebelum masa larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.
Freddy memperkirakan, selama masa larangan mudik, konsumsi bahan bakar minyak dan avtur menurun. Meski demikian, pihaknya mengantisipasi peningkatan konsumsi BBM dan avtur setelah 17 Mei 2021, saat larangan mudik usai. ”Kami mempersiapkan strategi agar semuanya berjalan lancar. Kami prediksi ada arus balik pada tanggal itu dan pergerakan orang,” ujar Freddy.
Konsumsi avtur meningkat pada lima hari pertama Mei 2021. Sebab, banyak warga yang memilih pergi ke kampung lebih awal sebelum masa larangan mudik pada 6-17 Mei 2021. (Freddy Anwar)
Selama larangan mudik, hanya maskapai penerbangan Citilink dan Garuda yang melakukan dua kali penerbangan untuk kargo dan perjalanan orang dengan keperluan khusus di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan.
Sementara maskapai penerbangan grup Lion menghentikan penerbangan selama larangan mudik. Aktivitas pengisian avtur yang biasanya 80 pesawat per hari menjadi 15 pesawat per hari pada masa larangan mudik.
Secara umum, konsumsi BBM premium diprediksi turun 11 persen pada 26 April-30 Mei 2021 dibandingkan dengan kondisi normal sebanyak 2,5 juta liter. Berbeda dengan konsumsi bahan bakar minyak, konsumsi elpiji diprediksi meningkat pada periode yang sama. Pada kondisi normal, rata-rata konsumsi elpiji 1.612 metrik ton per hari. Angka itu diprediksi meningkat 7 persen menjadi 1.346 metrik ton per hari. Hal itu disebabkan banyaknya perusahaan yang membuat kebijakan bekerja dari rumah selama pandemi Covid-19.
”Oleh karena warga lebih banyak di rumah, konsumsi elpiji jadi tinggi karena banyak memasak. Kami perkirakan konsumsi tertinggi elpiji pada H-3 Lebaran atau 11 Mei 2021 dengan kenaikan 10 persen dibandingkan dengan kondisi normal. Kami pastikan semua akan terpenuhi,” kata Region Manager Retail Sales MOR VI Kalimantan Tiara Thesaufi Harisoesyanto.
Dikutip dari Kompas.com, SVP Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Agus Suprijanto, Selasa (27/4/2021), mengatakan, meskipun pemerintah memberlakukan larangan mudik, Pertamina tetap mengantisipasi potensi lonjakan konsumsi energi, baik BBM maupun elpiji.
Untuk gasolin, Pertamina mengantisipasi kenaikan hingga 8 persen dari rata-rata normal sebesar 84.000 kiloliter (kl) per hari. Lalu, prediksi kenaikan tipis terjadi pada gasoil atau solar, yakni 2 persen dari rata-rata normal 38.000 kl per hari. Selain itu, konsumsi elpiji diprediksi naik mencapai 5,4 persen dari kondisi normal sebesar 25.000 metrik ton per hari. ”Berbeda dengan produk lainnya, untuk avtur diperkirakan turun 3,8 persen dari rerata normal sebesar 6.000 kl per hari,” ujarnya.