Gempa Magnitudo 5 di Sukabumi Terasa hingga Bandung dan Jakarta
Gempa terjadi pukul 16.23. Meskipun berpusat di laut, gempa tidak berpotensi tsunami.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BMKG
Peta pusat gempa berkekuatan magnitudo 5 yang mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (27/4/2021) pukul 16.23.
BANDUNG, KOMPAS — Gempa berkekuatan magnitudo 5 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (27/4/2021) pukul 16.23. Getaran gempa dirasakan hingga Bandung dan DKI Jakarta. Belum ada laporan kerusakan akibat gempa yang berpusat di Samudra Hindia tersebut.
Episenter gempa terletak pada koordinat 7,74 lintang selatan dan 106,92 bujur timur. Tepatnya pada 89 kilometer selatan Kota Sukabumi. Meskipun berpusat di laut, gempa berkedalaman 58 km itu tidak berpotensi tsunami.
Tika (27), warga Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, mengatakan, getaran gempa dirasakan lebih dari 5 detik. ”Tanah bergetar cukup kencang. Beberapa warga sempat keluar rumah, tetapi tidak panik,” ujarnya.
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Ilustrasi bangunan rusak akibat gempa.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa skala III MMI (modified mercalli intensity) dirasakan di Sukabumi, Rangkasbitung, Bayah, Cihara, Cilograng, Panggarangan (Banten), dan Bogor. Pada skala ini getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan-akan terdapat truk berlalu.
Sementara getaran skala II MMI dirasakan di Bandung, sebagian Tangerang Selatan dan DKI Jakarta. Belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa tersebut.
Sejumlah warga di Kota Bandung, berjarak sekitar 97 km dari Kota Sukabumi, merasakan gempa sekitar tiga detik. Beberapa orang di bangunan bertingkat sempat keluar dari gedung.
Terletak di selatan Jabar, kawasan Sukabumi dan sekitarnya rawan diguncang gempa. Ancaman gempa tidak hanya bersumber di laut, tetapi juga di darat akibat aktivitas Sesar Cimandiri.
”Terasa goyang di lantai tiga. Namun, di lantai dasar hampir tidak terasa. Setelah 5 menit, kami kembali masuk ke gedung,” ujar Agung (31) di Jalan RE Martadinata, Bandung.
Dalam keterangan tertulis, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menyebutkan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki pergerakan mendatar (strike slip).
Hingga Selasa pukul 17.05, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Masyarakat diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
KOMPAS/VIDELIS JEMALI
Tampak rumah contoh yang dibangun dengan dinding dalam dan luar dilapisi ferosemen agar tahan gempa di Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (3/12/2019).
”Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” tulisnya.
Terletak di selatan Jabar, kawasan Sukabumi dan sekitarnya rawan diguncang gempa. Ancaman gempa tidak hanya bersumber di laut, tetapi juga di darat akibat aktivitas Sesar Cimandiri.
Pada Maret 2020, misalnya, gempa M 5 yang berpusat di darat merusak ratusan bangunan di Sukabumi. Pusat gempa berada 23 km arah timur laut Palabuhanratu dengan kedalaman 10 km.