Sebanyak 38 Gereja di Kota Magelang Dijaga Ketat Polisi
Sebanyak 38 gereja di Kota Magelang, Jawa Tengah, dijaga polisi. Semua dilakukan di gereja yang melakukan ibadat paskah tatap muka maupun daring.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebanyak 38 gereja di Kota Magelang, Jawa Tengah, akan dijaga ketat selama rangkaian perayaan Paskah, Kamis (1/4/2021)-Minggu (4/4/2021). Ibadat tatap muka selama Paskah dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan ketat.
Pelaksana Tugas Kepala Polres Kota Magelang Ajun Komisaris Besar R Fidelis Purna Timoranto, di Magelang, Kamis (1/4/2021), mengatakan, penjagaan dilakukan di semua gereja, baik yang menggelar ibadat secara tatap muka maupun daring. Total personel keamanan yang disiapkan sebanyak 423 orang. Mereka terdiri dari 323 angggota polisi dan 100 orang lainnya dari TNI, satuan polisi pamong praja, dan Banser.
Seusai silaturahmi antara jajaran Polres Kota Magelang dan perwakilan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Magelang, Fidel mengatakan, penjagaan akan dimulai dengan sterilisasi gereja. Waktunya sejam sebelum ibadat digelar. Sterilisasi akan melibatkan anjing pelacak dan tim penjinak bahan peledak Polda Jateng. Setelah itu, gereja akan dijaga 3-5 petugas keamanan gabungan.
Selain di gereja, Polres Magelang Kota juga akan menyiapkan 73 personel yang akan terus siaga di markas. Mereka dikerahkan apabila sewaktu-waktu terjadi gangguan keamanan. Semuanya menjadi rangkaian penjagaan yang dilakukan sejak Senin (29/3/2021). Selain menjaga keamanan menjelang Paskah, patroli juga dilakukan menjelang Ramadhan.
Wali Kota Magelang M Nur Aziz menyadari, terorisme masih terus berbahaya sehingga rentan mengancam kehidupan masyarakat. Namun, dia berharap hal itu tidak akan mengganggu aktivitas warganya.
Sandro, pengurus Gereja Kristen Mawar Sharon Kota Magelang, juga menyadari bahaya terorisme tersebut. Namun, gereja tetap menyelenggarakan ibadat tatap muka, Jumat-Minggu. Salah satu alasannya sudah ada jaminan keamanan yang diberikan polisi.
Ibadat pun dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Selain pengukuran suhu, kapasitas gereja juga hanya diperbolehkan 50 persen dari kapasitas maksimal. Jarak antarkursi umat juga diatur, berjarak sekitar 1-2 meter. Durasi ibadat yang biasanya berlangsung selama dua jam bakal berjalan satu jam saja.