Panen Belum Optimal, Lahan ”Food Estate” Humbang Hasundutan Diperluas
Produktivitas panen perdana di lumbung pangan Humbang Hasundutan baru mencapai 75 persen angka nasional akibat sejumlah kendala. Meski demikian, pemerintah langsung membuka kembali 785 hektar lahan lumbung pangan baru.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
DOLOK SANGGUL, KOMPAS — Pemerintah pusat melaksanakan panen kentang perdana di lumbung pangan (food estate)Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Selasa (23/3/2021).
Meskipun produktivitas kentang belum mencapai rata-rata nasional, pemerintah kembali membuka 785 hektar lahan lumbung pangan baru di Humbang Hasundutan.
”Hari ini kita panen perdana dan hasilnya cukup bagus. Atas perintah Presiden, ini akan dikembangkan lebih cepat hingga 1.000 hektar,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat meninjau panen dan pembukaan lahan baru di Humbang Hasundutan.
Hadir dalam acara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, dan Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor.
Syahrul mengatakan, panen kentang dilakukan di sebagian lahan dengan luas total 215 hektar. Kawasan itu merupakan lahan pertama lumbung pangan di Humbang Hasundutan yang terdiri dari 50 hektar kebun kentang, 100 hektar bawang merah, 50 hektar bawang putih, dan 15 hektar kebun percontohan.
Produktivitas kentang dari lumbung pangan itu mencapai 15 ton per hektar atau sekitar 75 persen dari rata-rata produksi nasional sekitar 18,5 ton per hektar. Adapun produktivitas bawang merah dan bawang putih rata-rata 5,8 ton per hektar. Produksi baru mencapai 75 persen dari target karena sejumlah kendala. ”Sebagian (petani) baru belajar. Tidak juga gagal, tetapi tidak optimal karena ini juga lahan baru,” kata Syahrul.
Syahrul mengatakan, Presiden memerintahkan agar dilakukan percepatan pembukaan lahan lumbung pangan di Humbang Hasundutan hingga 1.000 hektar. Oleh karena itu, mereka membuka lahan dengan bantuan alat berat dari Kementerian PUPR. Pembukaan lahan pun dilakukan di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, seluas 785 hektar.
Presiden memerintahkan agar lahan lumbung pangan dibagi kepada rakyat sebanyak 1 sampai 2 hektar per keluarga. Ia pun meminta program pembukaan lahan lumbung pangan tersebut bisa dipercepat.
Syahrul pun berharap, dengan program nasional itu, para petani di kawasan lumbung pangan bisa semakin sejahtera. ”Para petani di sini akan senang melihat keadaan di sini,” ujarnya.
Luhut mengatakan, Presiden memerintahkan agar lahan lumbung pangan dibagi kepada rakyat sebanyak 1-2 hektar per keluarga. Ia pun meminta program pembukaan lahan lumbung pangan tersebut bisa dipercepat.
”Semuanya harus dilaksanakan secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut dengan perencanaan yang matang,” kata Luhut.
Luhut mengatakan, ia akan membicarakan pembukaan lahan baru untuk lumbung pangan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar pelepasan lahan bisa dipercepat. Pemerintah daerah juga diminta membantu percepatan pembukaan lahan untuk lumbung pangan.
”Saya juga minta digunakan kompos dari eceng gondok agar bisa sekaligus membersihkan Danau Toba dan juga mengurangi keramba yang berlebihan. Ini akan membangun ekosistem yang lebih bagus lagi,” kata Luhut.
Kawasan Lumbung Pangan Humbang Hasundutan sebelumnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Oktober 2020. Berdasarkan peta jalan pengembangan, lumbung pangan akan dikembangkan secara bertahap.
Pada 2020 ditargetkan bisa membuka 1.000 hektar lahan, lalu menjadi 4.000 hektar pada 2021, kemudian 10.000 hektar pada 2022, hingga akhirnya pada 2024 mencapai 30.000 hektar.
Lumbung pangan Humbang Hasundutan pun dirancang untuk memenuhi kebutuhan bawang merah Sumut, substitusi impor bawang putih, memasok kentang industri, hingga membentuk korporasi pengolahan dan pemasaran hortikultura.