Permudah Warga, Vaksinasi Lansia di Kota Semarang Fleksibel
Di Puskesmas Karangayu, misalnya, meski dikonsentrasikan untuk divaksin pada Sabtu, warga lansia yang datang pada hari lainnya tetap akan dilayani. Pihak kelurahan dan petugas puskesmas membantu mendaftarkan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sejumlah puskesmas di Kota Semarang, Jawa Tengah, tidak kaku dalam melaksanakan vaksinasi Covid-19 terhadap warga lansia sebagai kelompok prioritas. Meski vaksinasi dijadwalkan setiap Sabtu, warga lansia yang datang ke puskesmas pada hari-hari lain tetap dilayani.
Di Puskesmas Karangayu, Kota Semarang, misalnya, meski dikonsentrasikan untuk divaksin pada Sabtu, sejumlah warga lansia tetap datang pada hari lain. Mereka tetap dilayani tanpa mengganggu pelayanan lain. Selain ada pembagian waktu, pengaturan jaga jarak serta antisipasi penumpukan dalam satu waktu juga diberlakukan.
”Awalnya memang hanya Sabtu, tetapi dalam perkembangannya, ada juga yang datang pada hari lain. Kami tetap melayani karena jika ada yang sepuh datang untuk mendaftar, tidak mungkin kami tolak. Namun, tanpa mengganggu pelayanan lain. Jadi, fleksibel,” kata Kepala Puskesmas Karangayu Wahyoto di Kota Semarang, Kamis (4/3/2021).
Kegiatan vaksinasi juga disisipi edukasi kepada sasaran vaksinasi, termasuk warga lansia. Wahyoto mencontohkan, jika tekanan darah tinggi, mereka diminta menunggu lebih dulu. Namun, jika masih terus tinggi, akan ditunda. Orang dengan komorbid, selama terkendali, juga bisa divaksin. Adabila sedang menjalani pengobatan, dikonsultasikan dulu ke dokter.
Ia menyadari, salah satu kendala pada vaksinasi lansia adalah masih ada yang belum melek teknologi karena pendaftaran dilakukan secara daring. ”Puskesmas bekerja sama dengan para lurah untuk memudahkan. Petugas kami juga disiapkan untuk membantu,” katanya.
Wahyoto menuturkan, dalam vaksinasi tahap II, pada dosis pertama, Puskesmas Karangayu mendapat alokasi sekitar 600 dosis. Selain warga lansia, vaksinasi tahap II juga diperuntukkan bagi pelayan publik dan pedagang pasar. Sosialisasi terus digencarkan, antara lain melalui para kader. Adapun penjadwalan vaksin sudah diatur agar tak terjadi penumpukan di puskesmas.
Fleksibilitas vaksinasi bagi warga lansia juga diterapkan di Puskesmas Krobokan, Kota Semarang. Meski terjadwal hari Sabtu, para warga lansia tetap diundang untuk datang pada hari-hari lainnya, terutama saat longgar atau jumlah orang yang divaksin relatif sedikit. Dengan demikian, potensi kerumunan terhindarkan.
Kepala Puskesmas Krobokan Retno mengemukakan, para kader dan forum kesehatan kelurahan (FKK) turut menyosialisasikan vaksin serta ”jemput bola” kepada warga lansia. ”Sebab, ada sejumlah warga lansia yang tinggal sendiri dan kesulitan mengakses. Itu pasti kami bantu,” kata Retno.
Saya termasuk orang yang tidak melek teknologi. Jadi, semua pendaftaran diurus oleh anak saya karena katanya prosesnya mudah. Setelah empat hari, saya mendapat SMS undangan untuk vaksin. (Theresia)
Theresia (68), warga Kelurahan Lamper Kidul, Kota Semarang, mengaku belum mendapat sosialisasi terkait vaksinasi. Namun, berbekal informasi dari anaknya, ia pun mendaftar melalui tautan yang telah disediakan pemerintah untuk mendaftar vaksinasi di Puskesmas Lamper Tengah, hingga akhirnya divaksin.
”Saya termasuk orang yang tidak melek teknologi. Jadi, semua pendaftaran diurus oleh anak saya karena katanya prosesnya mudah. Setelah empat hari, saya mendapat SMS undangan untuk vaksin. Di Puskesmas Lamper Tengah, pelayanannya cukup baik dan informasinya jelas,” tutur Theresia.
Bagi Theresia, vaksinasi penting karena merupakan bagian dari upaya mencegah penyebaran Covid-19. Terlebih bagi warga lansia yang merupakan kelompok rentan tertular virus tersebut sehingga perlu menjadi prioritas.
Pedagang
Sejumlah pedagang di Pasar Karangayu, Kota Semarang, menunjukkan beberapa respons berbeda terkait vaksinasi Covid-19. Ada yang belum mendapat kejelasan informasi, tetapi ada juga yang berinisiatif mendaftar.
Priyatin (56), pedagang makanan di Pasar Karangayu, mengaku belum mendapat informasi yang jelas dan pasti terkait vaksin Covid-19. ”Kalau disuruh vaksin, mau saja, tetapi inginnya ada penjelasan dulu. Kemarin sebatas diminta fotokopi KTP oleh pengelola pasar, tetapi selanjutnya bagaimana saya belum tahu,” katanya.
Sementara itu, pedagang bahan pokok di Pasar Karangayu, Altika Pardiana (22), menuturkan, ia datang langsung ke Puskesmas Karanganyar tanpa mengisi tautan resmi dari pemerintah. Dengan dibantu petugas puskesmas yang mencatatkan nomor induk kependudukan, ia kemudian mendapat SMS pemberitahuan jadwal vaksin.
”Awalnya memang agak takut disuntik, tetapi ternyata tidak apa-apa. Vaksin, kan, memang imbauan pemerintah. Selain itu, vaksin penting untuk menjaga diri sendiri dan orang lain. Beberapa teman pedagang lain juga sudah daftar, tetapi saat ini masih menunggu giliran,” tutur Altika.
Wahyoto menjelaskan, vaksinasi bagi pedagang pasar tetap dilakukan di puskesmas, bukan di pasar, guna memastikan keamanan. Pasalnya, pihaknya harus memenuhi standar prosedur, termasuk observasi pascavaksin selama 30 menit, untuk mengantisipasi jika ada reaksi serius. Namun, hingga kini tak ada kejadian seperti itu.
Diakuinya, salah satu kendala ialah sosialisasi kepada para pedagang pasar. ”Memang, ada yang takut dan ada yang tidak ada waktu. Strategi yang kami buat, pengelola dan pengurus pasar didahulukan, untuk kemudian memberi testimoni sehingga meyakinkan para pedagang untuk divaksin,” ucap Wahyoto.
Menurut data siagacorona.semarangkota.go.id, Kamis (4/3/2021) pukul 17.30, terdapat 31.477 kasus positif kumulatif di Kota Semarang dengan rincian 379 dirawat, 28.640 sembuh, dan 2.458 meninggal. Sebagian orang pada data itu ialah warga luar Kota Semarang. Catatan Kompas, ada penambahan 1.365 kasus positif dalam 14 hari terakhir.