Seorang Pekerja asal China Meninggal dalam Kebakaran di Pabrik Nikel
Kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban jiwa kembali terjadi di perusahaan pemurnian nikel di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Seorang pekerja asal China meninggal dan seorang pekerja China lainnya terluka.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Satu pekerja asal China meninggal dalam kecelakaan kerja di pabrik PT Obsidian Stainless Steel (OSS), Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Satu pekerja asing lainnya mengalami luka dan masih dirawat di rumah sakit. Aparat masih melakukan penyelidikan terkait dengan kejadian ini.
Kecelakaan itu terjadi di salah satu seksi pembangunan tahap II fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel PT OSS di Kecamatan Morosi, Konawe, Selasa (29/12/2020) pagi. Api dengan cepat membesar dalam peristiwa itu.
Kepala Bidang Humas Polda Sultra Komisaris Besar Ferry Walintukan menjelaskan, kecelakaan kerja ini terjadi sekitar pukul 08.30 Wita. Saat itu, seorang pekerja asing sedang memotong besi di dalam salah satu area pembangunan smelter. Percikan api lalu mengenai pipa gas dan menyebabkan kebakaran.
Pekerja yang sedang memotong besi tersebut terjebak dalam kobaran api dan seorang lainnya tersambar api yang cepat membesar. Api baru bisa dipadamkan beberapa saat setelahnya. ”Pekerja tersebut mengalami luka bakar 100 persen dan meninggal di lokasi kejadian. Sementara itu, satu pekerja asing lainnya terluka dan segera dibawa ke rumah sakit,” ucapnya.
Dari data kepolisian, korban meninggal bernama Wu Ciu He (52), sementara korban luka bernama Li Xiang Yu (50). Keduanya adalah warga negara China. Menurut Ferry, korban meninggal telah dibawa ke Makassar, Sulawesi Selatan, untuk dikremasi. Hal tersebut sesuai dengan permintaan keluarga. Sementara itu, korban luka masih dalam perawatan di rumah sakit di Kendari.
”Untuk penyelidikan, kejadian ini ditangani Polres Konawe. Tentunya pemeriksaan akan dilakukan terkait hal ini,” tambah Ferry.
Sementara itu, juru bicara PT OSS, Dyah Fadilat, saat dikonfirmasi tidak menjawab pertanyaan yang diajukan terkait dengan kejadian ini.
PT OSS adalah salah satu perusahaan pengolahan nikel terbesar di Sultra. Perusahaan ini berdiri di Morosi, satu lokasi dengan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI). Dua perusahaan ini merupakan perusahaan pengolahan dan pemurnian nikel skala besar yang memiliki izin pertambangan khusus.
Kedua perusahaan itu berada dalam satu manajemen yang dipimpin satu presiden direktur. Perusahaan mengklaim telah ada sekitar 11.000 karyawan lokal dan hanya ratusan pekerja asing yang bekerja sebagai tenaga ahli.
Pertengahan 2020, perusahaan mendatangkan 500 pekerja asal China yang banyak mendapat protes dari masyarakat. Sebab, selain di tengah pandemi Covid-19, banyak yang menyangsikan pekerja ini merupakan tenaga ahli seperti yang disebutkan perusahaan. Terlebih lagi, banyak pekerja asing yang datang hanya mengerjakan pekerjaan kasar yang bisa dikerjakan tenaga lokal.
Kecelakaan kerja di dua perusahaan ini pun telah terjadi berulang kali. Selain kebakaran, pekerja yang terlindas truk atau terjatuh di pelabuhan beberapa kali terjadi. Pada 2019, sebuah laboratorium di PT VDNI juga meledak dan menyebabkan 19 pekerja keracunan.
Dua pekan lalu, demonstrasi buruh dan pekerja berakhir bentrok dan pembakaran. Data kepolisian, total 115 kendaraan berbagai jenis yang dirusak dan terbakar pada kerusuhan tersebut. Selain itu, terdapat 10 bangunan terbakar dan enam bangunan rusak berat. Sedikitnya satu tungku smelter juga disebutkan terbakar. Akibat kejadian itu, perusahaan mengalami kerugian sekitar Rp 200 miliar.