Bantuan Pembaca ”Kompas” Disalurkan Sesuai Kebutuhan Pengungsi Merapi
Yayasan Dana Kemanusiaan ”Kompas” menyalurkan bantuan berupa perlengkapan pribadi di sejumlah pengungsian di Jateng dan DIY. Bantuan berupa perlengkapan pribadi sering kali terlewatkan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menyalurkan bantuan berupa alat perlengkapan pribadi kepada pengungsi erupsi Merapi di sejumlah titik di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bantuan itu diberikan untuk menunjang kenyamanan para pengungsi.
”Berdasarkan hasil survei kami di sejumlah pengungsian, bantuan berupa peralatan pribadi sering kali terlewatkan. Padahal, peralatan pribadi bisa menambah kenyamanan masyarakat di pengungsian,” kata Manajer Eksekutif Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Anung Wendyartaka, Minggu (15/11/2020), di Balai Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Sejak status Gunung Merapi dinaikkan dari Waspada (II) menjadi Siaga (III) pada 5 November, sebagian masyarakat di kawasan rawan bencana III Jateng dan DIY diungsikan. Mayoritas warga yang diungsikan adalah kaum rentan yang terdiri dari warga lanjut usia, anak balita, ibu hamil, dan penyandang disabilitas.
Di Kabupaten Magelang, warga dari sembilan dusun di kawasan rawan bencana III diungsikan di sembilan titik pengungsian. Tak hanya itu, ratusan warga desa yang tidak dikategorikan sebagai kawasan rawan bencana II, yakni Desa Keningar, Kecamatan Dukun, ikut mengungsi. Mereka trauma akibat erupsi 2010.
Selama di pengungsian, kebutuhan pangan dan papan para pengungsi sudah tercukupi. Namun, belum semua peralatan yang menunjang kenyamanan pengungsi tersedia.
Anung mengatakan, bantuan yang diberikan kepada pengungsi di Magelang berupa selimut, kasur, tikar, bantal, sarung, handuk dewasa, handuk bayi, peralatan mandi, popok dewasa, pembalut wanita, popok bayi, ember, gayung, pakaian dalam, susu ibu hamil, mukena, dan obat-obatan. Bantuan itu berasal dari sumbangan pembaca harian Kompas yang masuk melalui Dana Kemanusiaan Kompas.
Selain di Magelang, bantuan juga diberikan di Boyolali, Klaten, dan Sleman. Setiap pengungsi di daerah itu memiliki kebutuhan berbeda-beda. Bantuan yang diberikan di setiap pengungsian pun disesuaikan dengan kebutuhan.
”Kalau di Sleman, pengungsi membutuhkan mainan dan buku untuk anak-anak. Kemudian di Boyolali, bantuan yang kami salurkan berupa bahan makanan, seperti telur, tepung beras, dan tepung terigu,” ujar Anung.
Kepala Desa Banyurojo Iksan Maksum bersyukur atas bantuan yang diberikan oleh para pembaca Kompas. Menurut dia, bantuan itu sangat berarti bagi para pengungsi dari Desa Babadan I yang mengungsi di tempatnya.
”Kami sangat berterima kasih dengan adanya bantuan ini. Bantuan ini sangat sesuai dengan kebutuhan pengungsi yang sejak kemarin memang belum terpenuhi,” kata Iksan.
Sementara itu, Wahyudi (32), koordinator pengungsi dari Desa Babadan, Kecamatan Dukun, menceritakan, ada sejumlah pengungsi yang datang tanpa persiapan penuh. Perlengkapan seperti keranjang pakaian, ember, dan gayung lupa dibawa.
”Kalau mau mencuci pakaian bingung karena tidak ada ember. Terus kalau mau menata pakaian tidak ada tempatnya, jadi pakaian berantakan,” ucap Wahyudi.
Wahyudi menuturkan, warga Desa Babadan I senang karena akhirnya mereka mendapat peralatan yang dibutuhkan dari seminggu lalu. Anak-anak di pengungsian juga memerlukan bantuan berupa buku bacaan.
”Tadi sudah berbicara dengan pihak Kompas. Mudah-mudahan bantuan berupa buku untuk anak-anak juga akan diberikan oleh Kompas,” katanya.