Pemerintah Daerah Perlu Keterlibatan Swasta Tangani Covid-19
Besarnya jumlah kasus baru Covid-19 dan keterbatasan fasilitas medis membuat pemerintah daerah kewalahan jika harus mengatasinya sendiri dan memerlukan keterlibatan swasta untuk menanggulanginya.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·2 menit baca
DOKUMENTASI INTIBIOS LAB
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna (tengah) dan pengagas Intibios Lab Enggartiasto Lukita (kiri) dalam peresmian Intibios Lab di Bandung (12/11/2020). Intibios Lab adalah laboratorium yang fokus dalam tes yang berhubungan dengan penanganan Covid-19.
BANDUNG, KOMPAS – Pandemi Covid-19 yang tidak kunjung reda membuat pemerintah daerah memerlukan keterlibatan swasta untuk ikut menanggulanginya. Besarnya jumlah kasus baru setiap hari dan keterbatasan fasilitas medis membuat pemerintah daerah kewalahan jika harus mengatasinya sendiri.
"Dalam menangani dan menanggulangi Covid-19 pemerintah tidak bisa sendiri. Peran swasta sangat dibutuhkan. Salah satu fasilitas kesehatan yang diperlukan adalah laboratorium untuk menguji tes usap PCR guna menentukan status pasien Covid-19 dan membantu pelacakan lainnya. Saat ini di kota Bandung, sudah dilakukan 41 ribu tes usap PCR dan jumlah tes akan terus bertambah jika pandemi tidak segera reda,” kata Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna, dalam pembukaan Intibios Lab di Mandalajati, Kota Bandung, Kamis (12/11/2020).
Intibios Lab adalah laboratorium dengan standar Biosafety Level 2 (BSL 2) yang merupakan hasil kolaborasi sejumlah pengusaha, dokter, dan tenaga ahli laboratorium, setelah melihat Indonesia masih mengalami keterbatasan jumlah laboratorium untuk memenuhi rasio pengujian Covid-19 sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Laboratorium ini fokus pada tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR), tes usap antigen, dokter, dan tes serologi yang bermanfaat dalam deteksi Covid-19.
DOKUMENTASI INTIBIOS LAB
Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi (tengah) bersama mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) meninjau RS Budi Medika dan Intibios Lab di Bandar Lampung, pada saat pembukaan, Minggu (8/11/2020).
Kolaborasi ini digagas Enggartiasto Lukita, pengusaha senior dan mantan Menteri Perdagangan RI 2016-2019 bersama pengusaha Sumadi Seng, Belly Budiman, Then Herry, dan Rio Abdurrachman, serta dokter Nanny Djaya (spesialis gizi yang pernah menjadi kepala rumah sakit di Jakarta) dan dokter Enty (spesialis mikrobiologi klinis).
“Ini adalah pertemuan antara bisnis dan kemanusiaan. Ketika saya mendengar bahwa Indonesia membutuhkan banyak laboratorium, saya hubungi teman-teman saya dan mereka sangat bersemangat mewujudkan laboratorium yang operasionalnya difokuskan untuk menangani Covid-19,” ujar Enggartiasto, dalam siaran persnya, Jumat (13/11/2020).
Acara pembukaan itu juga dihadiri oleh anggota DPRD Jawa Barat Sabil Akbar, anggota DPRD Kota Bandung Rendiana Awangga, dan Wakapolrestabes Bandung AKBP Yade Setiawan Ujung, serta sejumlah pejabat bidang kesehatan di kota Bandung.
DOKUMENTASI INTIBIOS LAB
Para pengusaha dan dokter berkolaborasi mendirikan Intibios Lab, laboratorium yang fokus pada tes usap atau swab Polymerase Chain Reaction (PCR), Senin (27/10/2020) di Yogyakarta.
Enggartiasto menambahkan, sampai saat ini Intibios Lab sudah beroperasi di Jakarta, Yogyakarta, Cirebon, Lampung dan baru dibuka di Bandung. “Kami juga sedang menyiapkan di Karawang, Bogor, Surabaya, dan kota-kota lain.
Direktur Utama Intibios Lab Rio Abdurrachman mengatakan pihaknya akan melakukan sistem jemput bola ke masyarakat untuk membantu pelacakan suspek Covid-19. “Intibios hadir dalam bentuk kontainer untuk mempercepat waktu pembuatan dan distribusi ke daerah-daerah. Namun, operasionalnya tetap mengikuti standar prosedur dan perizinan yang telah ditetapkan pemerintah,” ujar Rio.