Sempat Menunggu, Pupuk di Kawasan Lumbung Pangan Tiba
Setelah menunggu hampir satu bulan, pupuk bantuan untuk kelompok tani di kawasan proyek lumbung pangan Kalimantan Tengah mulai didistribusikan. Saat ini para petani di Belanti Siam mulai pemupukan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Setelah menunggu hampir satu bulan, akhirnya pupuk bantuan mulai didistribusikan ke petani di kawasan lumbung pangan Kalimantan Tengah. Distribusi pupuk dilakukan di dua kabupaten, yakni Kapuas dan Pulang Pisau.
Kepala Subbidang Direktorat Pupuk dan Pembenahan Tanah Kementerian Pertanian Budi Hanafi mengungkapkan, pupuk untuk Desa Belanti Siam dan sekitarnya di Kabupaten Pulang Pisau sudah didistribusikan. ”Untuk Kabupaten Kapuas juga sedang didistribusikan,” ujarnya saat dihubungi dari Palangkaraya, Kalteng, Selasa (10/11/2020).
Pupuk urea dan NPK langsung dibagikan ke kelompok-kelompok tani di Desa Belanti Siam dan sekitarnya sejak Sabtu (7/11/2020). Pupuk-pupuk tersebut didistribusikan dari Jawa melalui Pelabuhan Tri Sakti di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Sebelumnya, petani di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau menunggu datangnya bantuan pupuk. Mereka sudah menanam padi di lahan lebih kurang 1.200 hektar, tetapi sejak ditanam pada awal Oktober hingga kini belum ada sawah yang dipupuk (Kompas, Kamis 5 November 2020).
Mardi Pranoto, salah satu anggota Kelompok Tani Belanti Siam I, mengungkapkan, begitu sampai di desa pupuk-pupuk tersebut langsung digunakan di lahannya yang seluas lebih kurang dua hektar. Ia membutuhkan setidaknya 200 kilogram pupuk Urea dan 300 kilogram pupuk nitrogen, fosfor, dan kalium (NPK) jenis Phonska.
”Alhamdullilah pupuk sudah datang, kalau terlambat lebih lama lagi sudah pasti bisa gagal panen ini,” ungkap Mardi.
Selain Mardi, Tiono (59), pemilik delapan hektar sawah di Desa Belanti Siam, pada Selasa sore selesai memupuk lahannya yang mencapai delapan hektar. Ia sudah mulai menanam sejak Rabu 7 Oktober 2020. Sawahnyalah yang ditanam Presiden Joko Widodo sebagai pembukaan mega proyek lumbung pangan (food estate).
Meskipun sedikit terlambat, Tiono yakin, padinya bisa memproduksi dengan hasil normal atau bahkan lebih. Menurut dia, lahan satu hektar itu bisa menghasilkan 5-6 ton gabah kering giling (GKG).
”Saya sempat putus asa lantaran di toko-toko di sini juga sudah gak ada yang jual, untung ini sudah datang jadi bisa langsung kami pupuk,” kata Tiono.
Sebelumnya, Tiono sempat menyurati pemerintah mulai dari desa hingga Kabupaten Pulang Pisau agar mendapatkan perhatian untuk bantuan pupuk. Kini, sawahnya sudah dipupuk meski seharusnya dipupuk sejak saat berumur tiga minggu, tetapi kini pemupukan dilakukan saat umur padi satu bulan. ”Sepertinya tidak ada masalah, pengalaman dulu-dulu terlambat sedikit, ya, gak apa-apa,” ujarnya.
Saya sempat putus asa lantaran di toko-toko di sini juga sudah gak ada yang jual, untung ini sudah datang jadi bisa langsung kami pupuk
Sebelumnya, Jokowi menyebutkan program lumbung pangan tahap pertama akan dilaksanakan di lahan seluas sebesar 30.160 hektar. Rinciannya, 10.160 hektar di Kabupaten Pulang Pisau dan 20.000 hektar di Kapuas. Dari dua kabupaten itu, total terdapat 13 kecamatan yang terlibat.
Pelaksana Tugas Gubernur Kalteng Habib Said Ismail mengungkapkan, program ini dibuat untuk kesejahteraan masyarakat Kalteng juga Indonesia. Menurut dia, selama dikerjakan dengan optimistis program lumbung pangan itu bakal berhasil.
”Proses pertanian yang akan dilakukan itu nantinya akan menggunakan teknologi tinggi sehingga Insya Allah tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dan lainnya,” kata Habib.
Menurut Habib, program tersebut tidak sekadar meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga untuk meningkatkan pemasaran hasil pertanian dan mendapatkan harga yang layak.
”Selama musim Covid-19, semua lini ekonomi ambruk, termasuk ekonomi negara-negara besar. Ternyata dari perekonomian itu, yang masih bagus, yang masih menahan perekonomian kita adalah pertanian. Pertanian menyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar untuk Indonesia,” kata Habib.
Selain itu, program ini, Habib berharap, bakal juga menjadi perangsang anak muda di desa dan di seluruh wilayah Kalimantan Tengah agar menjadi bagian di mega proyek tersebut.
”Kita perlu bersyukur juga bahwa tahun ini juga program untuk meningkatkan harkat, martabat, derajat, serta kesejahteraan petani akan segera diluncurkan di daerah kita ini, yaitu Program Food Estate,” ucapnya.