Tes Usap bagi Warga Surabaya Beperjalanan Digratiskan
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menggratiskan biaya tes usap bagi warga Surabaya yang tiba dari luar kota lebih dari seminggu. Sementara warga luar kota pelaku perjalanan ke Surabaya dikenai biaya tes Rp 120.000.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI/AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menggratiskan biaya tes usap untuk warga Surabaya yang tiba dari luar kota lebih dari seminggu. Tes gratis ini dilakukan untuk mengurangi risiko penularan dari kluster pelaku perjalanan.
Warga Surabaya beperjalanan bisa datang langsung ke Laboratorium Kesehatan Daerah sebelum ke rumahnya. Di Labkesda, mereka bisa meminta tes usap dengan menunjukkan bukti bahwa dirinya dari luar kota selama lebih dari tujuh hari.
Pemeriksaan tes usap untuk warga Surabaya digratiskan, sedangkan warga luar Surabaya dikenai biaya Rp 120.000. (Tri Rismaharini)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Rabu (16/9/2020), mengatakan, penggratisan tes usap dilakukan untuk menekan potensi penularan dari warga yang bepergian dari luar daerah. Oleh sebab itu, tes difasilitasi secara gratis agar tidak membebani masyarakat. ”Pemeriksaan tes usap untuk warga Surabaya digratiskan, sedangkan warga luar Surabaya dikenai biaya Rp 120.000,” katanya.
Pihaknya masih menyusun peraturan daerah sebagai payung hukum pelaksanaan tes usap di Labkesda. Untuk sementara waktu, Labkesda baru melayani tes usap untuk pelaku perjalanan dengan KTP Surabaya, sedangkan warga luar kota menunggu perda yang masih disiapkan.
Kemudahan dalam mengakses tes usap ini diharapkan bisa mendorong warga untuk terbiasa melakukan tes, terutama saat tiba dari luar kota. Warga bisa langsung memeriksakan diri ke Labkesda sebelum tiba di rumah. Pengujian sampel untuk pelaku perjalanan seperti ini akan diprioritaskan dan hasilnya bisa keluar sekitar 1,5 jam.
Risma berharap tes usap bisa menjangkau lebih banyak warga. Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar masyarakat mudah mengakses tes dengan cara tidak mengenakan biaya tes bagi warga Surabaya, sedangkan untuk warga luar Surabaya senilai Rp 120.000.
Biaya untuk tes ini jauh lebih murah dibandingkan dengan tes mandiri di rumah sakit. Berdasarkan pantauan di aplikasi Halodoc, biaya pemeriksaan tes usap paling murah di Surabaya senilai Rp 1,2 juta atau 10 kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan biaya tes untuk warga luar kota di Labkesda. Bahkan, jika ingin hasilnya keluar dalam satu hari, warga harus merogoh kocek hingga Rp 2,5 juta.
Kembali dari luar kota
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Irvan Widyatno mengatakan, Surabaya akan menerapkan kewajiban tes usap bagi pelaku perjalanan. Kewajiban tes usap berlaku untuk warga Surabaya yang kembali setelah berada di luar kota lebih dari seminggu dan warga luar kota yang menginap di Surabaya selama lebih dari tiga hari.
Mereka yang masuk ke Surabaya akan diminta surat hasil negatif tes usap. Jika orang itu tinggal atau menginap di rumah saudara di Surabaya, mereka wajib lapor ke pengurus RT dan RW setempat. Satgas Kampung Tangguh akan meminta bukti hasil tes usap kepada warga tersebut. Jika pelaku perjalanan menginap di hotel, petugas hotel wajib meminta bukti hasil tes ke tamu.
”Pelibatan masyarakat dalam pengawasan pelaku perjalanan bisa mendorong kepedulian warga untuk melindungi keluarga dan tetangganya dari ancaman penularan Covid-19,” katanya.
Jika pelaku perjalanan yang berasal dari luar kota tidak bisa menunjukkan hasil tes usap, mereka diminta kembali ke daerah asal. Sementara apabila pelaku perjalanan merupakan warga Surabaya, mereka difasilitasi melakukan tes usap gratis di Labkesda.
Tes massal
Informasi Labkesda yang menyediakan tes usap cuma-cuma mulai Rabu atau sehari setelah diresmikan oleh Risma mengakibatkan kantor yang berada di Jalan Gayungsari Barat itu disesaki warga Surabaya dan non-Surabaya sejak Rabu pagi. Mereka datang dengan harapan dapat mengikuti tes usap secara gratis.
Namun, ternyata, tes usap di Labkesda saat ini khusus untuk warga Surabaya yang sehabis perjalanan ke luar kota selama minimal seminggu. Warga yang ingin tes usap dipersilakan mengikuti uji tersebut di tempat-tempat pelaksanaan secara massal, yakni puskesmas dan Gelora Pancasila. Rabu itu, tes usap massal juga dilaksanakan di Rusunawa Penjaringan Sari di Rungkut.
”Saya kira bisa tes di sini, tetapi ternyata harus ke rusunawa atau tempat tes massal. Ada informasi yang terpenggal dari pemerintah sehingga warga banyak datang ke sini dan kecele,” kata Candrakumara, warga Karah, Jambangan, Surabaya.
Karena mendapat penjelasan demikian dari petugas Labkesda, warga berencana mengikuti tes massal di puskesmas, Gelora Pancasila, atau tempat insidentil sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh gugus tugas Surabaya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, pemeriksaan sampel tes usap di Labkesda dikhususkan untuk pelaku perjalanan yang masuk ke Surabaya, bukan untuk lokasi tes massal. Pihaknya masih memanfaatkan puskesmas dan mobil laboratorium bergerak untuk tes massal yang setiap hari berada di lokasi berbeda.
Keberadaan Labkesda yang memiliki kapasitas 3.000 hingga 4.000 sampel per hari diharapkan mampu meningkatkan kapasitas pemeriksaan tes usap. Sebab, saat ini pemeriksaan sampel masih menumpuk karena kapasitas laboratorium yang tersedia masih di bawah jumlah sampel yang diambil. Akibatnya, hasil pemeriksaan baru keluar rata-rata satu hingga tiga hari sehingga sering terjadi sampel menumpuk.
Adapun dalam sehari rata-rata ada sekitar 2.000 sampel tes usap yang diambil di Surabaya. Sampel tes itu diperiksa di beberapa laboratorium, antara lain di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga, RSUD Dr Soetomo, Balai Besar Laboratorium Kesehatan, dan RS PHC.
”Penambahan laboratorium pemeriksaan spesimen di Labkesda Surabaya diharapkan bisa mempercepat proses pengujian sampel sehingga hasilnya bisa keluar lebih cepat,” ujar Febria.