Gunung Arjuno Dibuka untuk Pendakian, Semeru Masih Ditutup
Pendakian Gunung Arjuno kembali dibuka. Karena masih situasi pandemi Covid-19, aktivitas pendakian disertai pembatasan dan protokol kesehatan ketat.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
KOMPAS/KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Papan penunjuk arah di pintu masuk Gunung Bromo dan Semeru (Ranupani) yang ada di simpang tiga daerah Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 28 Agustus 2020.
MALANG, KOMPAS — Jalur pendakian Gunung Arjuno di Jawa Timur dibuka kembali dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Sementara itu, Gunung Semeru belum dibuka karena jalur pendakiannya tengah dibersihkan.
Gunung Arjuno dibuka kembali mulai 5 September 2020. Kepala Unit Pelaksana Teknis Taman Hutan Raya Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi, Selasa (8/9/2020), mengatakan, pendakian di Arjuno dibuka dengan penerapan protokol kesehatan.
Ahmad mengatakan, ada beberapa pembatasan yang diterapkan terhadap pendaki, seperti satu tenda hanya untuk seorang. Jumlah pendaki juga dibatasi hanya 500 orang dalam kawasan. Sebelum pandemi, jumlah pendaki dalam satu kawasan di Arjuno pernah mencapai 2.500 orang.
”Terpaksa kita berlakukan meski banyak yang protes karena di daerah lain pembatasan tenda hanya 50 persen dari kapasitas. Kami menganggap tidak ada alasan untuk menetapkan 50 persen. Tetap saja terjadi percampuran orang di dalam tenda meski mereka pakai masker dan jaga jarak,” ujarnya.
Cuara cerah melingkupi Gunung Arjuno dan Welirang (mengepulkan asap dari kawah) saat dilihat dari Kota Batu, Jawa Timur, 21 Agustus 2020.
Animo pendaki sendiri cukup besar. Menurut Wahyudi, pada hari pertama aktivitas pendakian dibuka, sudah tercatat 155 pendaki. Sejauh ini, dari total empat pintu pendakian, baru dua pintu yang dibuka, yakni Lawang di Kabupaten Malang dan Sumberbrantas (Kota Batu).
Adapun pintu masuk Tambaksari dan Tretes masih ditutup karena pihak Tahura R Soerjo belum mendapat rekomendasi dari Pemkab Pasuruan. ”Animo pendaki besar. Kemarin pendaki yang kita kembalikan juga cukup banyak karena mereka tidak membawa tenda,” ucapnya.
Sementara itu, aktivitas pendakian ke Gunung Semeru belum dibuka sejak ditutup September 2019 akibat kebakaran lahan. Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru John Kenedie mengatakan, pihaknya baru saja membersihkan jalur sebelum pendakian dibuka untuk umum.
”Setelah pembersihan jalur akan dirapatkan dulu dengan pemerintah daerah dan pihak terkait, meminta rekomendasi dari mereka. Yang kemarin rekomendasi untuk Bromo, bukan Semeru. Seperti halnya Bromo, untuk Semeru nanti juga ada standar operasional prosedur,” ujarnya.
KOMPAS/KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Bentang alam indah terlihat dari pintu masuk Gunung Bromo di daerah Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 28 Agustus 2020.
Seperti Bromo yang baru dibuka kembali pada 28 Agustus, pendakian Semeru juga akan dibatasi sekitar 20-30 persen dari kapasitas yang biasanya sekitar 500 orang. Bromo dibuka kembali setelah hampir enam bulan tutup akibat pandemi Covid-19. Untuk masa awal, wisatawan yang mengunjungi Bromo hanya dibatasi 20 persen dari kapasitas atau sekitar 739 orang.
Selain itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru juga menerapkan protokol kesehatan ketat bagi wisatawan. Sejumlah aturan yang diterapkan, antara lain, adalah pendaftaran melalui online, wisatawan harus membawa surat bebas infeksi saluran pernapasan akut (ispa), dan pembatasan usia 14-60 tahun.