Ade Setiawan (31), tersangka pembunuh suami istri di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, sudah menyimpan dendam pada korban perempuan sejak awal tahun. Ade emosi karena ia dan istrinya kerap dimaki, buntut soal utang bisnis.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
Dendam yang lama dipendam kerap berujung pada kemarahan tak tertahan. Itu pula yang membuat Ade Setiawan (31) tega membunuh Hendi yang juga temannya sendiri dan Citrawati, istri Hendi. Akibat masalah uang, pertemanan mereka hancur dan berujung tragis.
Hal itu terungkap dari serangkaian rekonstruksi perkara pembunuhan terhadap pasangan suami istri di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, oleh tersangka Ade Setiawan, Rabu (19/8/2020). Dalam reka ulang terungkap, Ade sudah lama menyimpan dendam terhadap korban perempuan karena kerap dimaki akibat selisih paham soal pembagian keuntungan penjualan burung.
Dalam rekonstruksi yang digelar di Kantor Kepolisian Resor Tegal tersebut, Ade mereka ulang 27 adegan. Reka ulang diawali dengan adegan Ade mendatangi rumah pasangan suami istri, Hendi Purwanto (30) dan Citrawati, di Desa Yamansari, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal. Untuk tiba di rumah pasangan tersebut, Ade menempuh jarak sekitar 11,3 kilometer dengan mengendarai sepeda motor.
Setelah sampai, Ade disambut Hendi, temannya yang juga jadi salah satu korban. Warga Desa Bogares Kidul, Kecamatan Pangkah, itu kaget mengetahui Hendi berada di rumah. Sebelumnya, Hendi mengaku bahwa dirinya berencana membeli pulsa. Karena tahu Citrawati sedang sendiri di rumah, niat Ade untuk membunuh muncul. Ade mengaku dendam lantaran Citrawati berulang kali menyebut dirinya maling dan menyebut istrinya pelacur.
Reka ulang kemudian berlanjut pada adegan Hendi mengajak Ade masuk dan mengobrol di lantai dua rumahnya. Mereka mengobrol dari pukul 22.00 sampai dini hari. Obrolan antara Hendi dan Ade berhenti ketika Citrawati yang awalnya berada di lantai satu rumah naik ke lantai dua. Di hadapan Hendi, Citrawati berkata kasar kepada Ade.
Karena emosi, Ade mendatangi kemudian menampar pipi kiri Citrawati. Tak terima melihat istrinya ditampar, Hendi menendang paha Ade.
”Intinya, dia (Citrawati) menagih keuntungan bisnis burung lovebird yang saya dan suaminya (Hendi) jalankan. Saya sudah bilang kalau sedang tidak ada uang, tapi dia terus menagih sambil mengatai saya maling,” tutur Ade, Rabu siang.
Ade kemudian berjalan keluar menuju depan rumah Hendi, tempat sepeda motornya diparkir. Dari atas sepeda motornya, Ade mengambil jeriken berisi 5 liter bensin. Sambil menenteng jeriken itu, Ade berucap, ”Bakar saja saya sekarang, saya benar-benar tidak ada uang.”
Hendi kemudian menenangkan Ade dan mengatakan bahwa tidak masalah jika Ade tidak membayar keuntungan bisnis saat itu juga. Setelah berhasil menenangkan Ade, Hendi menghampiri istrinya.
Dari luar rumah, Ade mendengar Citrawati masih terus mengumpat dan memaki dirinya. Oleh karena tidak tahan dengan perkataan Citrawati, Ade mengambil golok yang dibawanya, lalu mengayunkannya ke arah Citrawati. Saat Ade lengah, Hendi merebut golok itu dari tangan Ade dan mengalungkan golok itu ke leher Ade.
Karena merasa terdesak, Ade menginjak kaki Hendi, kemudian menendang bagian bawah tubuhnya hingga Hendi jatuh tersungkur. Ade lalu terus mengayunkan goloknya untuk melukai bagian atas tubuh Hendi.
Mengetahui suaminya dilukai, Citrawati berusaha membela. Ia menjambak rambut Ade. Setelah menjambak Ade, Citrawati berusaha berlari untuk menghindari Ade.
”Pas lagi kejar-kejaran itu, saya sempat berhenti, kemudian duduk. Saat itu saya merenung dan merasa bersalah karena telah membunuh teman baik saya, Hendi,” kata Ade.
Saat sedang merenung, Ade melihat Citrawati berlari keluar rumah. Ia pun berlari mengejar Citrawati hingga di depan pintu rumah seorang warga. Di depan pintu rumah tetangganya, Citrawati jatuh.
Melihat Citrawati jatuh, Ade langsung melukai sejumlah bagian tubuh Citrawati menggunakan golok. Setelah memastikan Citrawati tak bisa melawan, Ade berusaha menyeret tubuh perempuan yang tengah hamil 7 bulan itu ke sebuah lahan kosong.
Sebelum sampai di lahan kosong, perbuatan Ade diketahui oleh salah seorang warga. Karena takut, Ade melarikan diri.
Sebelum sampai di lahan kosong, perbuatan Ade diketahui oleh salah seorang warga. Karena takut, Ade melarikan diri.
”Tersangka mengaku dirinya berencana menyerahkan diri. Sebelum sempat menyerahkan diri, tersangka kami tangkap di sekitar lokasi kejadian,” ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tegal Ajun Komisaris Heru Sanusi.
Terencana
Jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Slawi, Andi Siti Chandra, mengatakan, melalui rekonstruksi tersebut diketahui, terdapat unsur perencanaan dalam pembunuhan itu. Saat datang ke rumah korbannya, Ade membawa sebilah golok dan bensin yang, menurut rencana, akan digunakan untuk membakar rumah Hendi dan Citrawati.
”Tadi tersangka mengaku, dirinya memang memiliki rencana untuk membunuh korban perempuan. Tersangka sudah menyimpan dendam sejak awal tahun, tetapi baru memuncak belakangan ini,” ujar Andi.
Sebelumnya, Ade dan Hendi terlibat dalam binis penjualan burung jenis lovebird. Mereka bekerja sama sejak lima tahun terakhir.
Setahun terakhir, harga dan pembeli burung menurun. Akibatnya, Ade tidak bisa membayarkan uang keuntungan kepada Hendi tepat waktu. Ade sudah berulang kali menjelaskan kepada Hendi terkait keadaannya. Namun, Citrawati terus memaksa Ade segera membayar uang keuntungan tersebut.
Menurut Ade, Citrawati selalu melontarkan kata-kata kasar saat menagih uang keuntungan penjualan burung. Ia awalnya mampu menahan amarah hingga pada suatu hari membuncah saat Citrawati mulai memaki-maki istri Ade. Karena tidak terima, Ade memiliki keinginan untuk membunuh Citrawati.
Akibat perbuatannya, Ade dijerat dengan Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) subsider Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 KUHP tentang pembunuhan berencana. Ancaman hukuman bagi Ade adalah hukuman mati atau penjara seumur hidup.