Penumpang di Bandara Lombok Sepanjang Juli Naik Hampir 200 Persen
Tidak ada lagi pembatasan penerbangan berdampak pada meningkatnya jumlah penumpang dan pergerakan pesawat di Bandara Lombok, NTB. Tercatat, peningkatan penumpang 188 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Kebijakan pemerintah terkait persyaratan perjalanan orang dalam masa adaptasi kebiasaan baru pada akhir Juni lalu berpengaruh pada peningkatan penumpang di Bandara Internasional Lombok. Sepanjang Juli, kenaikan jumlah penumpangnya mencapai hampir 200 persen.
General Manager Bandara Lombok Nugroho Jati di Praya, Rabu (12/8/2020) mengatakan, pada 26 Juni lalu, keluar Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2020 tentang Kriteria dan Persyaratan Perjalanan Orang dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19.\'
Surat edaran itu relatif memudahkan pergerakan masyarakat. Sebelumnya, penumpang yang bisa menggunakan penerbangan komersil terbatas. Mereka adalah pelaku perjalanan tugas kedinasan, repatriasi warga negara Indonesia, pelajar, pekerja migran, pemulangan orang dengan alasan khusus, atau pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat.
Selain itu, sesuai surat edaran itu, persyaratan calon penumpang penerbangan domestik, antara lain, adalah surat keterangan hasil uji tes cepat dengan hasil nonreaktif atau tes usap (swab) dengan hasil tes negatif berlaku 14 hari. Sebelumnya, hanya tujuh hari.
Menurut Nugroho, selama Juli 2020, mereka melayani total 49.861 penumpang. Jumlah itu meningkat 188 persen dibandingkan dengan Juni, sebanyak 17.314 penumpang, baik yang tiba maupun berangkat dari Bandara Lombok. Selain itu, Nugroho mengatakan, pergerakan pesawat tumbuh hingga 133 persen. Jika pada Juni lalu ada 333 kali, sepanjang Juli meningkat hingga 777 kali.
”Jika dirata-ratakan per hari, pada bulan Juni 2020 terdapat 577 penumpang per hari, sedangkan Juli 2020 terdapat 1.608 penumpang per hari. Untuk bulan Agustus 2020 sampai dengan kemarin, rata-rata penumpang yang tiba dan berangkat dari Bandara Lombok mencapai 2.315 penumpang per hari,” kata Nugroho.
Meski meningkat, kata Nugroho, jumlah penumpang dan pergerakan pesawat pada Januari-Juli 2020 turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada Januari-Juli 2020, total penumpang sebanyak 780.000 penumpang. Jumlah itu turun 49 persen dari periode yang sama tahun 2019 yang mencapai 1,5 juta penumpang.
Turunnya penumpang juga berdampak pada anjloknya pergerakan pesawat. Dari 18.000 pada Januari-Juli 2019 menjadi 9.000 pada Januari-Juli 2020 atau turun 50 persen.
”Kondisi itu karena merebaknya pandemi Covid-19 dan kebijakan pembatasan penerbangan,” kata Nugroho.
Maskapai
Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) BIL Arif Haryanto menambahkan, hingga saat ini maskapai yang kembali membuka operasionalnya di Bandara Lombok adalah Garuda, Citilink, Lion Air, Batik Air, Wings Air, dan Indonesia AirAsia. Rute yang dilayani, kata Arif, ialah Jakarta, Surabaya, Denpasar, Bima, Sumbawa Besar, serta satu tujuan luar negeri, yakni Kuala Lumpur, Malaysia.
Arif berharap ke depan jumlah maskapai dan rute penerbangan akan terus bertambah. Oleh karena itu, mereka juga terus memastikan penerapan protokol kesehatan dan menerapkan prosedur pelayanan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sejak awal, kata Arif, selain penerapan jaga jarak, pengecekan suhu tubuh, dan dokumen kesehatan, baik penumpang maupun mitra usaha, termasuk personel, tetap dilakukan. Selain itu, mereka juga rutin menyemprot disinfektan pada fasilitas umum di terminal penumpang. Tujuannya, memberikan rasa aman dan nyaman kepada para penumpang.
”Kami juga berharap pengguna jasa ikut mematuhi protokol kesehatan dengan tetap menggunakan masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan,” kata Arif.
Mulai bergeraknya masyarakat untuk menggunakan moda transportasi udara ke Lombok turut dirasakan masyarakat NTB, terutama yang bergerak di sektor pariwisata. Ketua Desa Wisata Hijau Bibelante, Lombok Tengah, Pahrul Azim mengatakan, sudah ada pengunjung dari luar NTB yang datang, misalnya pada kegiatan Pasar Pancing setiap hari Minggu.
Meski jumlahnya masih sedikit, kata Pahrul, setidaknya itu cukup menggairahkan kegiatan pariwisata yang sudah dimulai kembali di Bilebante sejak minggu terakhir Juni 2020. Menurut Pahrul, meski sudah buka, mereka tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19. Tidak hanya untuk pengunjung, tetapi juga untuk pengelola.
Penerapan protokol kesehatan, baik di bandara, pelabuhan, maupun obyek wisata memang penting. Apalagi, saat ini, NTB masih berada dalam zona merah penularan Covid-19.
Menurut Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi, hingga Rabu, total pasien Covid-19 di NTB 2.361 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 682 orang masih positif, 1.547 orang sembuh, dan 132 orang meninggal. Sejauh ini, tren kesembuhan pasien positif Covid-19 di NTB terus meningkat. Selasa kemarin, jumlah pasien sembuh mencapai 53 orang.
”Dalam waktu-waktu ke depan, tren kesembuhan diprediksikan akan terus meningkat. Itu kabar gembira agar kita bisa keluar dari pandemi ini. Oleh karena itu, masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan,” kata Gita.