Sehari 14 Orang Positif Covid-19, Penambahan Tertinggi dalam Sehari di Kota Malang
Lonjakan tertinggi dalam sehari selama pandemi Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, bertambah 14 orang dalam sehari, Selasa (26//6/2020). Lonjakan kasus sebagian besar berasal dari lingkungan padat penduduk di wilayah Kotalama.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Malang, jumlah penambahan kasus terbanyak pada hari-hari sebelumnya hanya 6 kasus dalam sehari.
”Penambahan kasus per hari ini 14 kasus positif Covid-19 dengan 9 orang di antaranya kontak erat dengan pasien sebelumnya asal Jalan Kolonel Sugiono, Kotalama. Sisanya pasien dari Bunulrejo-Blimbing, Klojen, Kedungkandang, dan Lowokwaru,” kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Malang Nur Widiyanto, Selasa sore. Seluruh pasien positif Covid-19 itu dirawat di rumah sakit.
Dari 9 pasien baru tersebut, Widiyanto mengatakan, berasal dari lingkaran keluarga inti pasien yang sudah dirawat sebelumnya. Pasien awal tersebut berasal dari permukiman padat penduduk di wilayah Kotalama.
”Tambahan cukup banyak ini bisa jadi karena ada faktor kecenderungan keluarga inti lalai atau menganggap remeh dan ditopang lingkungan rumah yang padat,” kata Widiyanto.
Ia berharap, lonjakan kasus ini menjadi pelajaran bersama warga Kota Malang untuk terus waspada dan menaati protokol kesehatan. ”Sering cuci tangan, mengenakan masker, dan menghindari keramaian adalah salah satu hal yang harus diupayakan untuk menekan penyebarluasan kasus ini,” katanya.
Dengan banyaknya kasus baru Covid-19 berasal dari lingkungan keluarga, Pemkot Malang saat ini melakukan evaluasi pola isolasi mandiri di rumah. ”Selama tidak ada gejala klinis, maka isolasi mandiri yang bisa dilakukan. Namun, ini sudah menjadi bahan evaluasi tentang pelaksanaan isolasi mandiri di rumah,” kata Widiyanto.
Sebelumnya, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, kasus baru akibat ketidakefektifan isolasi mandiri di rumah telah jadi pertimbangan. ”Ada pemikiran jika evaluasi mandiri tidak maksimal, maka bisa didorong untuk isolasi mandiri di RSUD Kota Malang. Namun, semua masih dievaluasi,” katanya.
Selasa petang, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dirawat di RS bertambah 14 orang menjadi 65 orang. Adapun jumlah psien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 116 orang, serta orang dalam pemantauan (ODP) 44 orang.
Tes cepat
Pada Selasa siang, Pemkot Malang menggelar tes cepat kepada pedagang dan pengunjung Pasar Besar Kota Malang. Tes cepat dilakukan setelah Pemkot Malang menerima bantuan 1.000 alat uji tes cepat dari Provinsi Jatim.
Dengan bantuan itu, Pemkot Malang berencana akan menggelar tes cepat di tiga titik selama tiga hari ke depan. Selasa siang, 237 pedagang dan pengunjung di Pasar Besar Kota Malang menjalani tes cepat. Hasil tes menunjukkan 3 pengunjung reaktif.
Pengunjung yang hasil tes cepatnya dinyatakan reaktif, mereka diminta untuk isolasi di rumah dan akan dilakukan tes cepat kedua pada Jumat (19/6/2020).
”Tes cepat dilakukan di pasar karena ini tempat berkerumunannya orang-orang. Hari ini bagi yang hasil tesnya reaktif, pedagang harus bersedia menutup tokonya sementara. Berikutnya akan dilakukan penelusuran kontak terkait pedagang tersebut,” kata Sutiaji.
Tes cepat itu, menurut Sutiaji, digelar sebagai upaya meminimalisasi penyebaran Covid-19. ”Sejauh mana transmisi personal OTG (orang tanpa gejala) yang ada di Kota Malang akan terdeteksi dengan tes cepat ini. Tes cepat ini berbasis deteksi antibodi dan deteksi antigen. Pemeriksaan tes cepat yang dilakukan sekali ataupun ulangan sifatnya masih lebih ke arah screening. Tes cepat ini akan menyaring orang-orang yang nantinya dinilai perlu untuk menjalani tes lebih lanjut. Untuk melakukan konfirmasi atau mendiagnosis positif Covid-19, dibutuhkan pemeriksaan PCR,” katanya.
Selain menggelar tes cepat, saat itu, Pemkot Malang juga mendorong pemilik kios untuk menyiapkan sarana cuci tangan atau hand sanitizer serta mewajibkan pemakaian masker baik bagi pedagang maupun pembeli. ”Bagi mereka yang membandel akan ditutup tokonya. Tentu ini akan berkoordinasi dengan dinas perdagangan,” kata Sutiaji.
Apresiasi
Di tengah keprihatinan atas masih lemahnya pemahaman masyarakat pada protokol kesehatan, tim operasi gabungan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Malang justru menemukan fakta menarik di lapangan, yaitu adanya seorang juru parkir bernama Tilab (45) di Jalan S. Parman justru menekankan protokol kesehatan dalam bekerja.
Selain mengenakan masker, ia juga selalu menyemprotkan cairan hand sanitizer pada uang koin dan kertas yang diterimanya. Aktivitas Tilab itu diunggah oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Handi Priyanto di akun media sosialnya.
”Iya, kami ketahui saat petugas pembina parkir melakukan monitoring wilayah. Seorang jukir (juru parkir) atas nama Pak Tilab kedapatan menyemprot uang parkir dengan cairan hand sanitizer. Ini kelihatannya hal kecil, tapi sangat inspiratif. Bahwa ada kesadaran untuk melindungi dirinya dan orang lain dengan cara melakukan sterilisasi atas uang yang didapat. Semoga ada Pak Tilab-Pak Tilab lainnya di Malang,” kata Handi.