Pandemi Covid-19 bisa memaksa orang untuk tinggal di rumah saja, tetapi tidak bisa menghentikan kreativitas seseorang. Terbukti, keluarga asal Kota Malang, Jawa Timur, justru semakin produktif bermusik
Oleh
Dahlia Irawati
·4 menit baca
Pandemi Covid-19 bisa memaksa orang untuk tinggal di rumah saja, tetapi tidak bisa menghentikan kreativitas seseorang. Terbukti, keluarga asal Kota Malang, Jawa Timur, justru semakin produktif bermusik selama tinggal di rumah. Mereka mencipta dan memproduksi video klip lagu anak-anak guna menambah pilihan lagu anak-anak di era sekarang.
...Negeri ini, slalu berseri/harum mewangi, bunga melati. Beragam seni, tercipta dari/pribadi bangsa, Indonesia….
Lirik lagu bernuansa nasionalis itu mengalun merdu dari mulut mungil Melody Raeesa Nabila (7) pekan lalu di rumahnya di Tasikmadu, Kota Malang. Siswi kelas 1 SDN Dinoyo 2 itu dengan ringan melengkingkan suara sopran khas anak-anaknya, hingga membubung ke langit-langit rumah berdinding batubata yang tersusun artistik. Sesekali tubuhnya bergerak mengikuti alunan irama.
Sambil terus mengembangkan senyum, anak berambut sebahu itu bernyanyi mengikuti petikan gitar sang ayah. ”Sebenarnya sudah kangen sekolah lagi. Di rumah terus bosan,” kata Melody usai bernyanyi.
Senang bisa menulis lagu.
Selama di rumah, Melody mengaku rata-rata waktunya diisi dengan bermain game, menonton Youtube, dan membuat lagu. ”Senang bisa menulis lagu,” katanya malu-malu.
Saat nanti masuk sekolah, Melody ingin meminta izin kepada gurunya untuk bisa menyanyikan lagu yang dibuatnya bersama sang ayah berjudul ”Terima Kasih Guruku”. Saat itu, sang ayah juga ingin mengabadikan peristiwa masuk sekolah pertama kali setelah berbulan-bulan belajar di rumah akibat pandemi Covid-19, dalam bentuk rekaman gambar video.
Bersama dua kakaknya, Cello Afla Fauza (14) dan Viola Kharida Hasna (18), Melody akhirnya menjadikan bermusik sebagai aktivitas rutin harian selama berada di rumah.
Masa-masa tinggal di dalam rumah selama pandemi Covid-19 adalah masa-masa membosankan. Sebab, jangka waktunya panjang dan belum tahu hingga kapan berakhir. Jika tidak siap, seseorang bisa stres.
Namun, alih-alih stres karena harus menghentikan seluruh aktivitas di luar rumah, keluarga Sugiarto (47) asal Tasikmadu, Kota Malang, justru mengisi masa-masa tinggal di dalam rumah dengan produktif. Cello, Viola, dan Melody adalah tiga anak Ugik Arbanat—panggilan akrab Sugiarto. Sebagai keluarga musisi, Ugik dan keluarganya justru mengisi waktu di rumah dengan menciptakan lagu anak-anak.
Sejak kasus Covid-19 pertama terjadi di Indonesia pada pertengahan Maret 2020, aktivitas masyarakat di luar rumah mulai dibatasi. Pentas musik, hajatan, dan berbagai kegiatan yang mengundang massa dilarang digelar. Sebagai musisi lokal, Ugik Arbanat dan teman-temannya pun terdampak. Mereka tak bisa pentas atau menerima undangan pentas pernikahan.
”Sejak 10 hari setelah Covid-19 merebak di Tanah Air, praktis aktivitas saya terus menurun. Awalnya masih ada 1-2 siswa les musik. Tetapi, lama-lama, semua meminta berhenti terlebih dahulu. Artinya, pemasukan dari musik pun berhenti total,” kata Ugik.
Tidak ingin hanya diam tanpa melakukan apa-apa, Ugik pun terus mengasah kemampuannya bermusik. Setiap hari, ia memetik gitar atau menggesek biola yang ada di rumahnya. Lama-lama, tiga anaknya pun mengikuti.
Selain tidak ingin mati bosan di dalam rumah, kami juga ingin memberikan pilihan lagu-lagu bagi anak-anak Indonesia.
Hasil dari mengisi waktu selama di rumah dengan bermusik, keluarga Ugik berhasil mencipta lagu dan membuat video klip bertema lagu anak-anak, dan mengunggahnya di akun Youtube Roemah Musik Arbanat. Tampak di video, Melody dengan riang melenggak-lenggok menari, menikmati musik, seakan enggan menyerah dengan kebosanan dan ketakutan akibat pandemi Covid-19.
”Kami berhasil menciptakan lima lagu. Namun, baru dua lagu yang sudah jadi videonya. Lainnya masih menyusul,” kata Ugik.
Lima lagu ciptaan tersebut berjudul ”Ceritaku”, ”Terima Kasih Guruku”, ”Sungai Berseri”, ”Musim Panen”, dan ”Indonesia”. Lirik lagu ”Ceritaku” bahkan dibuat oleh si bungsu, Melody. Adapun lirik lagu ”Sungai Bercerita” dibuat bersama oleh Melody dan Ugik.
”Selain tidak ingin mati bosan di dalam rumah, kami juga ingin memberikan pilihan lagu-lagu bagi anak-anak Indonesia yang sangat jarang sekarang ini. Sekarang, anak-anak lebih menyukai lagu-lagu Korea dan lagu barat karena memang tak ada pilihan lagu anak-anak lagi. Semoga hal kecil yang kami lakukan ini ada manfaatnya,” kata Ugik.
Nasionalisme
Selama ini, Ugik bersama kelompok musiknya, Arbanat String Ansamble dan Soegeng Rawoeh, sudah dikenal di Malang Raya sebagai musisi yang rutin menyanyikan lagu-lagu daerah dan nasional secara gratis dari sekolah ke sekolah dalam peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI.
Mereka terus berpindah dari satu sekolah ke sekolah lain dalam Simfoni Musik Cinta Tanah Air untuk terus mengajak anak-anak sekolah mengingat dan menyanyikan lagu tradisional dan nasional. Mereka sudah melakukan konser Simfoni Musik Cinta Tanah Air sejak 2005.
Pada saat konser, lagu-lagu seperti ”Gendhing Sriwijaya”, ”Jangi Janger”, ”Indonesia Subur”, ”Indonesia Pusaka,” dan lagu ”Gemu Famire” akan didendangkan bersama-sama dengan siswa sekolah.
”Itu semua karena saya merasa prihatin belakangan ini anak-anak lebih fasih bernyanyi lagu-lagu percintaan modern ketimbang lagu-lagu daerah dan lagu nasionalnya. Sangat ironis. Bagaimana mau memupuk rasa cinta Tanah Air kalau generasi penerus bangsa ini saja tidak kenal lagu-lagu daerah dan lagu kebangsaannya,” kata Ugik sambil tersenyum.