Sico, Bilik Antiseptik Universitas Brawijaya, Banjir Pesanan
Bilik antiseptik Sico buatan mahasiswa Teknik Mesin Universitas Brawijaya, Malang, kini diburu pembeli. Ketimbang membeli, masyarakat bisa membuat alat ini untuk meningkatkan kewaspadaan mencegah Covid-19.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Bilik antiseptik Sico buatan mahasiswa Teknik Mesin Universitas Brawijaya, Malang, kini laris manis diburu calon pembeli. Ketimbang membeli, masyarakat bisa membuat alat ini untuk meningkatkan kewaspadaan mencegah Covid-19 karena prinsip kerjanya sederhana.
Sico atau Sikat Corona adalah bilik antiseptik hasil kolaborasi mahasiswa Teknik Mesin Universitas Brawijaya dengan Pemerintah Kota Malang. Inovasi itu diluncurkan Jumat (20/3/2020). Kini, para pembuatnya menerima banyak pesanan, baik instansi pemerintah maupun swasta.
”Pesanan sudah luar biasa banyak sehingga tidak bisa terpenuhi semuanya. Pemprov Jatim memesan empat unit, tetapi baru dipenuhi dua unit. Tiga pesanan Polda Jatim baru dipenuhi satu unit,” kata M Bisri, Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah Kota Malang, Senin (23/3/2020).
Bisri, yang juga dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, mengatakan, Sico adalah ruang penyemprotan antiseptik di ruangan darurat berkerangka besi dan penutup plastik. Penyemprot antiseptik bisa dioperasikan dari dalam dan luar bilik.
”Prinsipnya, bilik darurat ini untuk menyemprotkan antiseptik ke tubuh manusia. Jika biasanya hanya tangan, kini tubuh bisa disemprot antiseptik dari atas,” kata Bisri.
Menurut Bisri, Sico sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh masyarakat. Alasannya, hanya dibutuhkan bilik sederhana dengan penyemprot antiseptik. Dengan bilik ini, tubuh bisa tersterilkan antibiotik selama sekitar semenit.
Sico sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh masyarakat. Alasannya, hanya dibutuhkan bilik sederhana dengan penyemprot antiseptik.
”Karena prinsip kerja alat ini sederhana, siapa saja bisa membuatnya. Dengan begitu, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan tempat-tempat umum lain bisa menyediakannya untuk kewaspadaan Covid-19. Dalam situasi darurat seperti ini, semua upaya perlu dicoba,” tutur Bisri.
Syahrizal Maulana, mahasiswa semester VIII Teknik Mesin Universitas Brawijaya, salah satu pembuat Sico, mengatakan alat tersebut dikerjakan tim. ”Tim pembuatnya tujuh orang. Kami tentu senang jika alat ini bermanfaat,” katanya.
Syahrizal dan tim hanya membuat rangka alat, menghubungkannya dengan penyemprot (nozzle) dan cairan antibiotik. ”Sementara ini, untuk kebutuhan darurat, kami menggunakan satu nozzle. Tetapi, itu bisa disempurnakan dengan kebutuhan,” kata Syahrizal.