Trayek Bus Pontianak-Sarawak-Brunei Darussalam Dihentikan Sementara
Untuk menghindari penyebaran Covid-19 Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Barat menghentikan sementara trayek bus Pontianak-Kuching dan Pontianak-Sarawak-Brunei Darussalam. Penghentian dimulai pada Selasa (17/3/2020).
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS – Untuk menghindari penyebaran Covid-19 Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Barat menghentikan sementara trayek bus Pontianak-Kuching dan Pontianak-Sarawak-Brunei Darussalam. Penghentian dimulai pada Selasa (17/3/2020) hingga waktu yang tidak ditentukan.
“Saya sudah perintahkan agar bus angkutan umum untuk tidak ke Malaysia dan Brunei Darussalam terlebih dahulu. Apabila ada sopir yang melanggar akan dikarantina selama 28 hari dan busnya tidak boleh dipakai,” ujar Gubernur Kalbar Sutarmidji, Senin (16/3/2020).
Hal itu dilakukan untuk mereduksi penyebaran Covid-19 dari Sarawak, Malaysia dan Brunei Darussalam. Ketentuan itu berlaku hingga kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat akibat Covid-19 di Kalbar mereda. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalbar H Manto pun telah mengeluarkan surat penghentian trayek tersebut
Selain menghentikan trayek bus ke Malaysia dan Brunei Darussalam, Pemerintah Provinsi Kalbar juga telah menyiapkan ruangan isolasi baru yang mampu menampung 108 hingga 200 pasien. Petugas kesehatan juga disiapkan.
Setelah satu pasien dinyatakan positif menderita Covid-19 di Kalbar, hingga saat ini, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium 32 orang termasuk petugas medis yang pernah kontak langsung dengan satu pasien positif Covid-19 di Pontianak. Sebanyak 32 orang itu diisolasi di rumah masing-masing.
Sekarang yang penting menjaga daya tahan tubuh, sehingga meskipun tertular, tetapi tidak parah. (Harisson)
Adapun empat orang pasien yang diisolasi di RSUD Soedarso Pontianak dan RSUD Abdul Aziz Singkawang juga belum diketahui hasil pemeriksaan laboratoriumnya. “Pengiriman sampel ke Jakarta memang perlu waktu. Gubernur telah memerintahkan kami untuk mencari jalan keluar supaya bisa memeriksa sendiri di Kalbar. Saya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan sedang menunggu jawaban,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson.
Harisson mengatakan karena vaksin untuk Covid-19 belum ada di daerah, maka pasien yang diisolasi diberi obat simtomatis, misalnya pasien itu batuk maka diberi obat batuk, jika demam diberi obat demam, dan jika ada inflamasi paru maka diberi obat itu. "Sekarang yang penting menjaga daya tahan tubuh, sehingga meskipun tertular, tetapi tidak parah. Maka, yang efektif jangan banyak keluar rumah jika tidak penting," tambah Harisson.
Adapun perkembangan pasien postif Covid-19 terus membaik. "Perkembangan terakhir pasien positif Covid-19 yang kini diisolasi di rumah sakit rujukan RSUD Soedarso Pontianak membaik. Kalau dua kali sampelnya berturut-turut hasilnya negatif maka akan dinyatakan sembuh. Keluarganya juga sudah diambil sampel spesimen lendir di tenggorokan dan diisolasi mandiri di rumah,” ujar Harisson.
Sebelum dirawat di RSUD Soedarso, pasien positif Covid-19 itu pernah dirawat sekitar seminggu di salah satu rumah sakit swasta Pontianak. Ia tidak langsung dirawat di rumah sakit rujukan karena pasien tidak berterus terang bahwa ia baru datang dari luar negeri. Rumah sakit itu pun, Senin, mensterilkan mensterilkan ruangan.
Pemerintah Provinsi Kalbar juga melaksanakan pertemuan terkait gugus tugas lintas instansi untuk penanganan Covid-19, Senin. Tugas gugus tugas dibagi dalam tiga kelompok, yakni logistik, sosialisasi, dan operasional pelayanan termasuk posko. Posko berada di Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar. Fungsi posko, untuk menampilkan informasi mengenai perkembangan Covid-19 di Kalbar dan mulai aktif Selasa (17/4/2020).
Sutarmidji, menuturkan, logistik pangan di Kalbar mencukupi hingga enam bulan kedepan. "Jadi, masyarakat jangan panik," kata gubernur. Demikian juga ketersediaan masker dan antiseptik pembersih tangan. Jumlahnya diperkirakan mencukupi untuk Kalbar, apalagi ada produsen/pabriknya di Kalbar.
Kepada produsen masker dan antiseptik di Kalbar yang hadir dalam pertemuan gugus tugas Covid-19, Sutarmidji memerintahkan untuk diatur pasarannya, sehingga tidak terjadi penimbunan. "Masyarakat jangan panik, yang penting jaga kebugaran. Jika merasa sakit lebih baik periksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat," kata gubernur.
Sementara itu Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyatakan selain meliburkan sekolah juga menutup, pihaknya juga menutup tempat wisata Alun Kapuas. Dengan kebijakan itu diharapkan dapat menghalau penyebaran Covid-19.