Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri mendorong para pelaku usaha kecil meningkatkan kualitas produksi serta kreatif memasarkan produknya agar bisa masuk ke ritel modern.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri mendorong para pelaku usaha kecil meningkatkan kualitas produksi serta kreatif memasarkan produknya. Kerja sama dengan ritel modern didukung agar pemasaran kian meluas.
Kementerian mempertemukan usaha kecil menengah (UKM) dengan ritel modern. ”Ada sekitar 150 UKM dalam temu usaha. Kami mempertemukan UKM di Banyumas ini dengan ritel modern yang ada di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah agar UKM ini mempunyai akses pasar,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Suhanto, di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (1/11/2019).
Suhanto mengatakan, selama ini pelaku usaha kecil kesulitan dan tidak tahu cara memasarkan produknya, terutama ke ritel modern. ”Mereka akan diberi pelatihan bagaimana memproduksi yang baik, pengemasan yang baik, dan manajerial yang baik. Harapan kami adalah produk-produk unggulan yang ada di Banyumas ini bukan hanya dijual di lokal saja, melainkan juga disebar ke seluruh Indonesia,” paparnya.
Suhanto menambahkan, dengan memiliki kepastian pemasaran, omzet pelaku usaha kecil diharapkan bisa meningkat, menambah penyerapan tenaga kerja, serta memangkas kemiskinan. ”Sudah ada sekitar 5.000 lebih UKM yang dipertemukan dengan ritel modern, menjalin MoU, serta jadi pemasok di ritel modern,” katanya. Diharapkan jumlah itu bisa bertambah 10-20 persen di tahun mendatang.
Selama ini pelaku usaha kecil kesulitan dan tidak tahu caranya memasarkan produknya, terutama ke ritel modern.
Selain menjalin kerja sama dengan ritel modern, lanjut Suhanto, pihaknya juga mendorong para pelaku usaha bisa menjualnya secara daring dengan menggandeng Tokopedia serta Shopee.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas Yunianto menyampaikan, di Banyumas terdapat 66.000 pelaku usaha kecil menengah. ”Sebanyak 42.000 merupakan industri kecil skala rumah tangga dan memproduksi makanan ringan,” kata Yunianto.
Menurut Yunianto, pemerintah daerah telah melatih dan mendorong 11 pelaku usaha untuk bekerja sama dengan ritel modern. ”Sebelas pelaku usaha ini produknya makanan, seperti ceriping pisang dan gula semut,” ujarnya.
Selain memberikan pelatihan bagi pelaku usaha di Banyumas, Kementerian Perdagangan juga menyalurkan bantuan berupa 100 gerobak dan 50 kotak pendingin bagi pedagang kaki lima (PKL). ”Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah agar PKL mempunyai kesempatan yang baik, ditata melalui selter tersendiri, ada pusat kuliner, punya gerobak yang bagus,” tutur Suhanto.
Sunarto (69), salah satu pedagang tahu aci, menerima gerobak dagangan. Sehari-hari dirinya berjualan di sekitar Kampus Universitas Jenderal Soedirman. Per hari, dirinya bisa menjual 200 sampai 300 tahu. ”Saya selama ini jualan pakai meja saja di pinggir jalan. Dengan adanya gerobak ini, saya juga bisa keliling menjual tahu,” kata Sunarto.
Tri Irianto (57), pedagang cilok di daerah Purwokerto Barat, juga menerima bantuan gerobak dagang. Setiap hari dirinya berjualan keliling perumahan menggunakan sepeda. Per hari dia bisa mendapatkan uang Rp 150.000. ”Semoga dengan gerobak ini bisa membawa dagangan lebih banyak dan menambah pendapatan,” kata Tri.