Kementerian Sosial masih mendata kerusakan maupun korban gempa bumi di Maluku Utara dan Bali untuk dijadikan acuan penyaluran bantuan. Para pengungsi juga ditangani termasuk dengan menyediakan pendamping dan psikolog untuk pemulihan trauma.
Oleh
RENY SRI AYU
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS - Kementerian Sosial masih mendata kerusakan maupun korban gempa bumi di Maluku Utara dan Bali untuk dijadikan acuan penyaluran bantuan. Para pengungsi juga ditangani termasuk dengan menyediakan pendamping dan psikolog untuk pemulihan trauma.
“Sejak hari pertama kami sudah menurunkan tim untuk menangani pengungsi. Korban jiwa maupun kerusakan terus didata. Kami berharap korban tidak banyak. Tapi intinya berapapun korban jiwa maupun kerusakan, semua akan diberi santunan kematian. Rumah-rumah rusak akan kami bantu untuk perbaikan,” kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/7/2019).
Kehadiran Agus di Makassar untuk memberikan sejumlah bantuan dan meninjau program terkait kesejahteraan sosial di antaranya TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD).
Terkait penanganan pengungsi, Agus mengatakan, pihaknya juga sudah mendistribusikan berbagai kebutuhan selama di pengungsian. Bantuan berupa bahan makanan, pakaian, tenda, hingga kebutuhan ibu dan anak. Dapur umum juga sudah didirikan di beberapa titik.
“Kami memberi bantuan sesuai SOP (standar prosedur operasional) dan sejauh ini berjalan baik. Kami juga siapkan LDP atau layanan dukungan psikososial. Kami turunkan psikolog untuk memberi layanan pemulihan trauma agar para penyintas bisa melanjutkan hidup dengan baik,” kata Agus.
Gempa berkekuatan Magnitudo 5,8 di selatan Selat Bali terasa kuat di Banyuwangi, Jawa Timur. Gempa menyebabkan 20 bangunan rusak dan dua orang terluka. Tidak ada warga mengungsi akibat gempa tersebut.
Sementara itu, sebanyak 61 gempa susulan melanda Halmahera Selatan, Maluku Utara, hingga Senin (15/7/2019) pukul 07.00. Sedikitnya 160 rumah rusak dan 2 orang meninggal akibat gempa berkekuatan M 7,2 yang mengguncang kawasan ini pada Minggu (14/7/2019). Ratusan orang mengungsi, terbanyak di Kecamatan Bacan Selatan mencapai 1.000 orang (Kompas, 15/7).