Seniman Gunakan Bahan Alami di Festival Lima Gunung
Oleh
regina rukmorini
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS- Para seniman yang tergabung dalam Komunitas Seniman Lima Gunung di Magelang, Jawa Tengah, memanfaatkan bahan-bahan alami sebagai penghias, bagian dari seni instalasi, dan panggung Festival Lima Gunung (FLG) XVII tahun 2018. Festival kali ini digelar di Dusun Wonolelo, Desa Bandongan, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.
Bahan-bahan alami yang dimaksud antara lain adalah berupa jerami, daun pisang kering, pelepah bamboo, dan serbuk gergaji. Ketua Panitia FLG XVII, Ipang, mengatakan, semua bahan tersebut didapatkan dari sumbangan, dan kelimpahan bahan yang ada di desa.
“Untuk jerami misalnya, kami memakai tiga truk jerami, yang didapatkan dari sisa panen padi dari lima hektar sawah,” ujarnya.
FLG XVII diselenggarakan pada 10-12 Agustus 2018. Dalam pengamatan di lapangan, Kamis (9/8/2018), bahan-bahan sisa tersebut diwujudkan dalam bentuk hiasan-hiasan yang menarik, antara lain berupa penjor-penjor yang melengkung dan menghiasi sepanjang jalan di Dusun Wonolelo.
Karena tidak memiliki arena yang cukup luas, maka kemeriahan FLG XVII nantinya akan dibagi dalam dua panggung, yaitu panggung sawah dan panggung kampung. Dua panggung ini hanya berjarak sekitar 200 meter.
Sekalipun tampil sederhana dengan hiasan hanya memakai bahan-bahan yang tidak terpakai, Ipang memastikan FLG XVII akan lebih meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kemeriahan dipastikan akan muncul karena FLG nantinya akan menampilkan 2.000 seniman dari 84 grup kesenian.
“Jumlah seniman yang tampil tahun ini adalah jumlah seniman terbanyak yang pernah ada dan tampil di FLG,” ujarnya.