BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Lampung tengah menggarap komoditas kopi robusta untuk sektor pariwisata. Lampung selama ini merupakan sentra kopi robusta nasional yang juga salah satu pengekspor kopi terbesar.
Upaya menjadikan kopi robusta sebagai daya tarik pariwisata itu tampak pada peringatan Hari Kopi Internasional yang berlangsung mulai Jumat hingga Minggu (1/10) di Lampung. ”Kopi kami bisa memperluas sektor pariwisata Lampung,” ujar Gubernur Lampung M Ridho Ficardo saat membuka acara itu, Jumat (29/9).
Ajang tersebut dihadiri ratusan orang yang merupakan pembeli dari luar negeri, pemilik kedai kopi di Lampung, dan petani setempat. Perwakilan duta besar negara lain, seperti Etiopia, Kolombia, dan Vietnam, hadir dalam acara itu.
Hari ini, Sabtu (30/9), rangkaian acara peringatan Hari Kopi Internasional berlangsung di kebun kopi di Kabupaten Tanggamus, Lampung. Tanggamus merupakan salah satu sentra kopi di Lampung, selain Lampung Barat dan Way Kanan. Tur kopi robusta Lampung ini merupakan salah satu upaya mengenalkan komoditas tersebut kepada pengunjung.
”Kopi adalah konten yang memperkuat wisata Lampung. Orang ingat Lampung, ingat kopi robusta lampung. Ini merupakan suatu promosi wisata,” ujar Ridho.
Sebelumnya, Lampung telah mengembangkan kerajinan tapis sebagai daya tarik wisatawan. Kopi robusta lampung yang ditanam maksimal 800 meter di atas permukaan laut selama ini terkesan hanya dilihat sebagai komoditas perkebunan.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Willem Petrus Riwu mengatakan, peringatan Hari Kopi Internasional di Lampung adalah yang paling meriah.
Pihaknya kini menggalakkan model kemitraan antara petani dan industri. ”Nantinya, petani harus menghasilkan kopi yang sesuai dengan kebutuhan industri,” ujarnya.
Selain pameran kopi robusta lampung dan tur kopi, acara tersebut juga berisi pemberian penghargaan kepada petani kopi serta seminar terkait pemudidayaan kopi. Minggu besok, akan ada kopi robusta lampung yang disiapkan bagi pengunjung.