Olga Lydia Terkesan dengan Kampung Literasi Desa Tebel
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
Olga Lydia mengatakan, dirinya adalah salah satu anak yang tumbuh besar bersama buku-buku. Saat kelas III sekolah dasar, dia sudah tamat membaca beragam komik. Bahkan, ketika kelas V, ia sudah mulai melahap novel-novel. Rasa cinta pada buku itulah yang membuatnya sedih jika melihat anak-anak tidak memiliki kesempatan mengakses bacaan.
”Saya senang kalau ada orang yang memperhatikan anak-anak membaca buku, memperhatikan perpustakaan. Saya langsung datang ke sini saat diberi tahu tentang micro library (perpustakaan mini),” ujar Olga saat menghadiri acara Bendo Festival Tapak Kali di Desa Tebel, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (23/4/2019).
Rasa senang itu pula yang membuat Olga rela merogoh kocek pribadi untuk datang ke kampung yang berada di tepi sungai itu. Desa Tebel menjadi proyek percontohan kampung literasi yang masyarakatnya berdaya berkat kesadaran mereka tentang pentingnya membaca. Di desa itu terdapat sembilan perpustakaan mini yang mudah diakses warga.
Olga semakin senang ketika dirinya mendapati fakta kampung literasi Desa Tebel tidak hanya menyuguhkan perpustakaan dan orang-orang yang peduli terhadap budaya baca. Desa itu memiliki masyarakat yang sangat berdaya, penuh semangat, gembira, dan menyukai berbagai seni.
Contohnya warga bersemangat memproduksi minuman olahan berbahan lidah buaya. Mereka mampu menghasilkan minuman bercita rasa segar dan enak, padahal sempat kesulitan memperoleh bahan baku lidah buaya karena keterbatasan lahan. Penduduknya sangat padat karena dikepung pabrik-pabrik.
”Saya berharap di Indonesia lebih banyak desa yang masyarakatnya ingin melakukan sesuatu, berdaya. Setelah itu, baru pemerintah bisa menyokong. Kalau masyarakatnya tidak bergerak, program sebagus apa pun dari pemerintah tidak akan berhasil,” kata Olga.
Banyak orang mengatakan, untuk berbuat sesuatu, butuh uang. Namun, menurut Olga, syarat utama berbuat sesuatu yang bermakna adalah niat dari hati yang gembira. Dia telah buktikan hal itu di Desa Tebel di mana masyarakatnya gembira dalam melakukan beragam aktivitas seperti membatik, berkesenian, dan memproduksi makanan olahan.