Komisi D DPRD DKI Jakarta Dorong Penuntasan Normalisasi Sungai
Komisi D DPRD DKI Jakarta mendorong Dinas SDA DKI Jakarta menuntaskan pembebasan lahan di bantaran kali supaya normalisasi bisa dikerjakan. Gerebek lumpur yang dikerjakan hanyalah cara untuk mengurangi potensi banjir.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta segera menuntaskan pembebasan lahan di sepanjang bantaran sungai. Tujuannya supaya program normalisasi sungai untuk pencegahan banjir yang sudah disiapkan anggarannya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bisa segera dikerjakan.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah di Jakarta, Rabu (6/10/2021), menegaskan, normalisasi sungai-sungai di DKI Jakarta merupakan program pemerintah pusat dengan pembagian kerja untuk pembebasan lahan dikerjakan Pemprov DKI Jakarta dan pembiayaan pembangunan normalisasi oleh Kementerian PUPR.
Realisasinya, sampai hari ini pembebasan lahan di bantaran sungai-sungai yang akan dikerjakan dalam program normalisasi belum juga tuntas. Sementara Kementerian PUPR sudah menunggu lahan untuk bisa segera dikerjakan.
Normalisasi sungai disebut sebagai salah satu cara mengurangi banjir. ”Kalau normalisasi tidak berjalan, ya banjir di DKI Jakarta tidak terselesaikan,” kata Ida.
Untuk itu, Ida melanjutkan, Komisi D DPRD DKI mendorong Pemprov DKI agar berani mengambil keputusan untuk menyelesaikan satu pekerjaan besar yang menjadi impian warga DKI Jakarta, yaitu normalisasi sungai.
Ia menekankan itu karena agenda gerebek lumpur yang digaung-gaungkan Dinas SDA DKI sebenarnya adalah kegiatan rutin yang memang sudah seharusnya dikerjakan. Untuk antisipasi banjir pun, gerebek lumpur merupakan pekerjaan rutin yang harus dikerjakan sepanjang tahun karena waduk dan kali tidak mampu lagi menampung air banjir.
”Gerebek lumpur ini hanya mengurangi saja,” kata Ida.
Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Yusmada Faizal, secara terpisah, menjelaskan, untuk pembebasan lahan bagi kepentingan normalisasi sungai memang membutuhkan proses yang cukup lama. Di antaranya ada proses inventarisasi lahan, penyusunan peta bidang, dan melibatkan kantor Badan Pertanahan Negara untuk bisa membebaskan lahan.
Untuk pembebasan lahan Sungai Ciliwung, jelas Yusmada, yang menjadi fokus pembebasan tahun ini adalah lahan di wilayah Kelurahan Rawajati dan Kelurahan Ciliwung.
Untuk Kelurahan Rawajati ada 130 bidang lahan yang masih dalam proses penyusunan peta bidang, lalu yang di Kelurahan Cawang tinggal 14 bidang lahan lagi. Apabila dibuat garis lurus, lahan di Rawajati akan setara dengan lahan sepanjang 1,2 km yang bisa dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian PUPR. Sementara bidang lahan di Cawang akan setara dengan 800 meter sehingga total di dua wilayah itu BBWSCC bisa mengerjakan normalisasi sepanjang 2 kilometer.
Adapun untuk gerebek lumpur, Yusmada melanjutkan, gerebek lumpur dilakukan di 82 titik sungai, saluran penghubung, waduk, dan situ. Ke-82 titik itu tersebar di lima wilayah kota administrasi di DKI Jakarta.
Gerebek lumpur yang adalah kegiatan pengerukan lumpur, jelas Yusmada, dilakukan karena setiap saluran air, waduk, atau sungai memiliki hitungan kapasitas rencana. ”Kalau sesuai rencana, saat hujan tidak ada genangan. Kalau lewat dari rencana, akan muncul genangan saat hujan,” kata Yusmada.
Ke-82 titik gerebek lumpur itu, menurut Yusmada, ada yang sudah selesai dikeruk, ada yang sedang berproses pengerukan. Adapun untuk persiapan menghadapi musim hujan, dinas SDA memastikan pompa-pompa air di 180 lokasi berfungsi.
”Kami ada 495 pompa yang terletak di 180 lokasi. Sebanyak 477 unit dalam kondisi baik, 18 dalam perbaikan. Kita berkomitmen pada Oktober-November ini perbaikan selesai,” kata Yusmada.
Selain itu, antisipasi banjir juga dengan menyiagakan pompa bergerak (mobile). Ada 327 pompa bergerak yang dimiliki, 120 pompa bergerak siap operasi, 167 unit disiagakan, dan 40 unit lainnya dalam perbaikan. ”Pada akhir Oktober ini semua harus siap,” kata Yusmada.