Skandal Judi dan Pengaturan Skor Laga, Virus Kronis Sepak Bola China
Terbukti terlibat perjudian, suap, dan pengaturan pertandingan, 43 pemain dan ofisial dihukum larangan seumur hidup.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
Asosiasi Sepak BolaChina (CFA) mengumumkan, sebanyak 43 orang, termasuk di antaranya sejumlah mantan pemain sepak bola nasional, dilarang seumur hidup berpartisipasi dalam aktivitas terkait sepak bola. Pelarangan diberlakukan setelah mereka terbukti terlibat dalam perjudian dan pengaturan pertandingan.
Seperti dilansir kantor berita China, Xinhua, Selasa (10/9/2024), di antara mereka yang dilarang seumur hidup itu adalah mantan pemain nasional Jin Jingdao, Guo Tianyu, dan Gu Chao. Selain ketiganya, ada pula gelandang asal Korea Selatan yang pernah bermain di salah satu klub China, Son Jun-ho.
Hukuman tersebut terkuak dalam konferensi pers bersama yang diselenggarakan Kementerian Keamanan Publik, Administrasi Umum Olahraga China, dan Asosiasi Sepak Bola (CFA) di Dalian, China, Selasa (10/9/2024) ini.
Adapun pelarangan seumur hidup kepada 43 orang itu muncul beberapa jam sebelum pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara China dan Arab Saudi. Sepekan lalu, tim nasional China menderita kekalahan memalukan, 0-7, dari rivalnya, Jepang.
Pejabat senior Kementerian Keamanan Publik China Zhang Xiaopeng mengungkapkan, kementerian sejak dua tahun terakhir menggelar penyelidikan atas serangkaian kasus perjudian daring, pengaturan pertandingan, dan penyuapan. Penyelidikan dilakukan terhadap 120 pertandingan, 128 tersangka kriminal, dan 41 klub sepak bola.
”Kementerian Keamanan Publik melaporkan rincian kelompok pertama yang terdiri dari 61 orang yang terlibat dalam kasus tersebut kepada Administrasi Umum Olahraga China dan CFA,” kata Zhang.
Dari 61 orang itu, sebanyak 44 orang menghadapi hukuman pidana atas penyuapan, perjudian, dan pembukaan kasino ilegal. Sementara 17 orang lainnya terlibat dalam penyuapan dan pengaturan pertandingan, serta dipastikan akan dihukum sesuai dengan peraturan.
Presiden CFA Song Kai memastikan, sesuai peraturan CFA, sebanyak 43 dari 44 orang yang menghadapi hukuman pidana dilarang seumur hidup dari kegiatan yang berhubungan dengan sepak bola. Sebanyak 17 orang lainnya menerima larangan lima tahun.
Mereka yang dilarang seumur hidup itu mencakup 38 pemain profesional dan lima ofisial klub. Adapun mereka yang dilarang lima tahun terdiri dari 15 pemain dan dua ofisial klub.
Mantan pemain Hangzhou Greentown, Shen Liuxi, tidak masuk dalam daftar larangan seumur hidup kali ini. Ia sudah dijatuhi larangan seumur hidup pada 2013. Dalam penyelidikan saat ini, ia dinyatakan bersalah karena membuka kasino ilegal.
”CFA telah melaporkan kasusnya sekali lagi, dan kami mendesak seluruh industri sepak bola untuk menegakkan larangan tersebut dengan tegas,” kata Song.
Pemain asing terlibat
Dari daftar mantan pemain nasional China dan Korsel yang terlibat, selain sejumlah nama yang sudah disebut, juga ada Ewolo Donovan dari Kamerun. Ia sebelumnya bermain untuk Heilongjiang Ice City dan diberi larangan lima tahun.
Sementara untuk Son Jun-ho, mantan pemain Shandong Taishan FC, menurut fakta yang ditemukan oleh otoritas kehakiman, ia berpartisipasi dalam transaksi ilegal, pengaturan pertandingan sepak bola dan menerima suap. ”Tindakannya secara serius melanggar etika olahraga dan sportivitas, yang menyebabkan dampak sosial negatif yang signifikan,” demikian bunyi pengumuman CFA.
Son Jun-ho, gelandang timnas Korsel yang tampil di tiga dari empat pertandingan Korea Selatan di Piala Dunia 2022 Qatar, kembali ke Korea Selatan pada Maret 2024 setelah ditahan di China sejak Mei 2023.
Beijing mengatakan, saat itu ia ditahan atas dugaan menerima suap dari pegawai non-negara, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut. ”CFA akan melaporkan informasi yang relevan kepada organisasi internasional untuk menentukan apakah tindakan lebih lanjut akan diambil,” kata Song mengenai Son.
Di bawah Presiden Xi Jinping, China dalam beberapa tahun terakhir terus mengupayakan pemberantasan korupsi dan memberlakukan hukuman keras terhadap pelaku korupsi dalam olahraga China, khususnya sepak bola.
Geng judi
Seperti dilansir China Daily, kampanye national antikorupsi pada sepak bola yang dimulai pada November 2022 juga telah membubarkan 12 geng judi daring. Geng judi daring ini terbukti telah memanipulasi hasil pertandingan di tiga tingkatan liga domestik pria, Piala FA China, dan liga perempuan.
Pemberantasan korupsi juga sudah memenjarakan banyak pejabat tinggi. Sejauh ini sekitar 10 pejabat tinggi CFA sudah diturunkan dalam penyelidikan korupsi.
Pemerintah China pada Maret 2023 menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Chen Xuyuan, mantan Ketua CFA. Pemerintah China menuduhnya menerima suap sangat besar. Ditambahkan, tindakan Chen sangat merusak persaingan dan ketertiban yang adil.
Menurut surat kabar People’s Daily yang dikelola Partai Komunis, Chen memanfaatkan jabatannya di CFA dan badan-badan lain untuk menerima sejumlah uang secara ilegal dari orang lain dengan total 81,03 juta yuan atau 11 juta dollar AS. ”Ia menyebabkan konsekuensi serius bagi industri sepak bola nasional,” demikian bunyi dalam surat kabar itu.
Pada bulan yang sama, mantan pelatih kepala tim nasional China dan mantan gelandang Everton, Li Tie, mengaku bersalah menerima suap lebih dari 10,7 juta dollar AS dan membantu mengatur pertandingan. Kemudian pada Mei, penyiar televisi pemerintah China, CCTV, melaporkan Gou Zhongwen, mantan direktur Administrasi Umum Olahraga China itu sedang diselidiki karena korupsi.
Pada Agustus, pengadilan China menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara kepada Li Yuyi, mantan Wakil Presiden Asosiasi Sepak Bola China, juga karena menerima suap. Menurut keterangan pengadilan, ia juga didenda 140.000 dollar AS, sementara aset yang diperolehnya melalui korupsi akan disita dan diserahkan kepada negara.
Upaya Xi ini terkait ambisinya menjadikan China sebagai tuan rumah dan memenangi Piala Dunia. Namun, dengan skandal korupsi yang terus berulang dan hasil yang mengecewakan di lapangan, tampaknya ambisi itu semakin jauh bagi jangkauan China. Xi dikenal sebagai seorang penggemar fanatik sepak bola. (AFP)