Vandalisme Diperkirakan Menaikkan Premi Asuransi Seni
Lukisan karya pelukis Gustav Klimt disiram cairan hitam pada pertengahan November 2022. Kejadian ini menambah rentetan vandalisme yang dilakukan sejumlah aktivis lingkungan terhadap karya seni.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
VIENNA, SELASA — Vandalisme terhadap karya seni kembali terjadi. Kali ini, lukisan karya pelukis Austria, Gustav Klimt, berjudul ”Death and Life” atau ”Kematian dan Kehidupan” disiram cairan hitam oleh sejumlah aktivis lingkungan. Rentetan vandalisme yang terjadi tahun ini diperkirakan bakal berpengaruh ke kenaikan premi asuransi seni.
Penyiraman cairan hitam terhadap lukisan Klimt terjadi di Museum Leopold, Vienna, Austria, Selasa (15/11/2022). Para aktivis lingkungan Austria dan Jerman yang disebut Last Generation mengklaim dirinya sebagai pelaku aksi tersebut. Mereka meminta agar penggunaan energi fosil dihentikan karena menyebabkan perubahan iklim.
Beruntung, lukisan itu ditutup oleh kaca pelindung. Klaus Pokorny dari Humas Museum Leopold mengatakan, pihaknya saat itu masih meninjau apa lukisan tersebut rusak atau tidak. Menurut pemberitaan terakhir, pihak museum menyebut bahwa lukisan Klimt tidak rusak.
Vandalisme ini membuat berbagai pihak resah. Selain dapat merusak karya seni, perbaikan pun memakan biaya yang tidak sedikit. Kepala seni rupa di perusahaan asuransi Howden, Filippo Guerrini Maraldi, mengatakan, walau karya seni tidak rusak, biaya perbaikan bingkai dan memasang kembali karya seni bisa menghabiskan ribuan dollar AS.
”Profil risiko telah berubah sekarang. Pihak asuransi mungkin berkata, ’Saya butuh lebih banyak uang tahun depan,’ dan ”Apa yang Anda lakukan untuk keamanan?’”ujarnya.
Vandalisme terhadap karya seni diperkirakan berdampak ke kenaikan premi asuransi ke depan. Adapun pasar asuransi seni secara global memperoleh premi sebesar 750 juta dollar AS. Angka ini naik sekitar 5 persen pada 2020 dan 2021 lalu tetap stabil di 2022.
Selain vandalisme, premi asuransi bisa saja naik karena ancaman kebakaran dan banjir. Bencana tersebut berkaitan dengan perubahan iklim.
Agen seniman Jerman ANTOINETTE, Thomas Hampel, mengatakan, premi asuransi untuk karya seninya akan naik 12,5 persen tahun depan. Padahal, kenaikan premi asuransinya selama tiga tahun terakhir berkisar 3-5 persen.
Ada pula biaya tambahan untuk memastikan karya seninya bisa dipamerkan dengan aman, yakni 36.417 dollar AS. Biaya ini antara lain untuk transportasi dan aplikasi kaca pelindung. ”Kami tidak mampu membayar biaya tambahan ini,” kata Hampel.
Kejadian di Austria menambah panjang vandalisme yang dilakukan sejumlah aktivis lingkungan terhadap karya seni. Pada awal November 2022, di Roma, Italia, lukisan ”The Sower” oleh pelukis Van Gogh disiram sup kacang. Lukisan yang dibuat pada tahun 1888 itu juga ditutup kaca pelindung. Lukisan itu dilaporkan tidak rusak.
Karya Van Gogh juga menjadi sasaran aktivis pada 14 Oktober 2022. Lukisan ”Bunga Matahari” yang ada di Galeri Nasional, London, Inggris, disiram dengan dua kaleng sup tomat. Selain melempar sup, para aktivis dari Just Stop Oil juga menempelkan tangan mereka ke dinding lukisan dengan lem.
Aksi ini membuat lukisan kotor. Bingkai lukisan pun rusak. Namun, lukisan yang dibuat pada tahun 1888-1889 ini dilaporkan tidak rusak karena tertutup kaca pelindung. Setelahnya, lukisan segera dibersihkan dan dipajang kembali.
Masih di London, lukisan ”The Last Supper” karya Leonardo Da Vinci di Royal Academy juga tak luput dari vandalisme. Pada Juli 2022, para aktivis dari Just Stop Oil menyemprot tangan mereka dengan cat lantas ditempelkan ke bingkai lukisan repro itu.
Sementara itu, pada Oktober 2022, aktivis Last Generation juga pernah menempelkan tangan mereka ke dinding tempat lukisan ”Les Mules” dipajang. Beruntung, lukisan karya Claude Monet itu tertutup kaca pelindung.
Pasar asuransi seni secara global memperoleh premi sebesar 750 juta dollar AS. Angka ini naik sekitar 5 persen pada 2020 dan 2021 lalu tetap stabil di 2022.
Aksi para aktivis menuai respons para pemimpin museum di beberapa negara. Dewan Museum Internasional (ICOM) Jerman pada pertengahan November 2022 merilis pernyataan bersama yang ditandatangani sekitar 90 pemimpin museum.
Mereka menyayangkan dan mengaku ”sangat terguncang” dengan aksi para aktivis. Menurut mereka, para aktivis mengabaikan kerentanan karya-karya seni yang dinilai ”tidak tergantikan”. Belum lagi, karya seni itu merupakan bagian dari warisan dunia yang mesti dijaga dan dilestarikan. (AFP/REUTERS)