Lukisan ”Bunga Matahari” Van Gogh Jadi Korban Vandalisme
Perusakan karya-karya seni kerap terjadi. Pekan lalu, lukisan legendaris karya Van Gogh menjadi sasaran vandalisme demonstran di London, Inggris.
Oleh
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Lukisan legendaris karya Van Gogh berjudul ”Bunga Matahari” menjadi korban vandalisme ketika para aktivis lingkungan menyiramkan sup tomat ke Galeri Nasional London, Inggris, Jumat (14/10/2022) lalu. Beruntung, karya seni buatan Van Gogh akhir 1880-an itu hanya mengalami kerusakan pada bagian bingkai.
Vandalisme terjadi ketika para aktivis perubahan iklim Extinction Rebellion dan Just Stop Oil menggelar unjuk rasa. Mereka mendesak Pemerintah Inggris menghentikan proyek minyak dan gas baru yang merupakan bahan bakar fosil.
Dua aktivis membuang dua kaleng sup tomat di atas lukisan minyak Van Gogh. Selain mengotori salah satu karya paling ikonik seniman Belanda itu, pengunjuk rasa juga menempelkan diri menggunakan lem ke dinding galeri.
Akibat perbuatannya, sehari kemudian, dua aktivis iklim berusia 20 dan 21 tersebut langsung diadili di pengadilan London, Sabtu (15/10/2022), dengan tuduhan tindak kriminal perusakan setelah melemparkan sup tomat ke lukisan Van Gogh. Sementara seorang wanita aktivis lainnya juga diadili karena didakwa menyemprotkan cat pada papan tanda berputar di Markas Besar Polisi Metropolitan Kota London.
Ketiga wanita itu mengaku tidak bersalah atas tuduhan melakukan tindak kriminal perusakan di Pengadilan Magistrat Westminster selama dua sidang singkat pada hari Sabtu.
Menurut Jaksa Ola Oyedepo, dalam proses persidangan, terbukti bahwa pasangan pengunjuk rasa itu tidak sampai merusak lukisan cat minyak karena lukisan itu ditutupi oleh kotak pelindung kaca. Akan tetapi, bingkai lukisan tersebut rusak.
”Lukisan itu, salah satu dari beberapa versi ’Bunga Matahari’ yang dilukis Van Gogh pada akhir 1880-an. Setelah dibersihkan, lukisan itu kemudian dikembalikan lagi ke Galeri Nasional London, Jumat sore,” kata Oyedepo.
Di akhir persidangan, Hakim Tan Irkam akhirnya membebaskan para aktivis dengan jaminan bahwa mereka tidak lagi mengecat atau menempelkan zat perekat di tempat umum.
Polisi mengatakan, mereka melakukan sedikitnya 28 penangkapan terkait protes hari Jumat dan 25 lainnya ditebus menggunakan jaminan sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Pada hari Sabtu, polisi menangkap 26 orang lagi setelah pengunjuk rasa Just Stop Oil memblokade jalan utama di London timur. Beberapa demonstran menempelkan diri ke permukaan jalan.
Para aktivis Just Stop Oil mencoba menarik perhatian saat menyampaikan kritik mereka, salah satunya di museum. Pada Juli lalu, para aktivis menempelkan diri pada bingkai lukisan repro ”The Last Supper” karya Leonardo da Vinci di Royal Academy of Arts London dan ”The Hay Wain” karya John Constable di Galeri Nasional London. Mereka juga memblokade jembatan dan jalan persimpangan di London selama dua minggu sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Pemerintah Inggris dalam perubahan iklim.
Perusakan karya-karya seni kerap kali terjadi. Pada bulan Mei lalu, lukisan legendaris ‘Mona Lisa’ karya Leonardo da Vinci di Museum Louvre, Paris, dilempar pie puding oleh seorang pria berumur 36 tahun yang menyamar sebagai wanita tua berkursi roda.
Gelombang demonstrasi muncul ketika Perdana Menteri Inggris Liz Truss membuka izin baru tambang minyak dan gas di Laut Utara dan membalikkan larangan teknik penambangan fracking di Inggris tahun 2019. Para pemerhati lingkungan mengatakan, Pemerintah Inggris merusak perjuangan melawan perubahan iklim.
Melempar ”Mona Lisa”
Perusakan karya-karya seni kerap kali terjadi. Pada bulan Mei lalu, lukisan legendaris ”Mona Lisa” karya Leonardo da Vinci di Museum Louvre, Paris, dilempar pie puding oleh seorang pria berumur 36 tahun yang menyamar sebagai wanita tua berkursi roda. Setelah melemparkan pie puding, pria itu berteriak kepada orang-orang untuk memikirkan Planet Bumi.
”Pikirkan Bumi! Ada orang yang menghancurkan Bumi! Pikirkan tentang itu. Para seniman memberi tahu Anda: pikirkan tentang Bumi. Itu sebabnya, saya melakukan ini,” kata pria itu.
Kantor kejaksaan Paris mengatakan, pria itu ditahan setelah insiden tersebut dan kemudian dikirim ke unit psikiatri polisi. Selanjutnya, investigasi dilakukan untuk memeriksa dampak kerusakan terhadap artefak budaya peninggalan abad ke-16 tersebut.
Serangan menggunakan kue itu meninggalkan noda krim putih yang mencolok di kaca pelindung lukisan. Akan tetapi, lukisan monumental itu tidak rusak.
’Mona Lisa’ berulang kali menjadi sasaran vandalisme. Pada tahun 2009 lalu, seorang wanita juga melemparkan cangkir teh kosong ke lukisan itu yang kemudian sedikit menggores kotak kaca pelindungnya. Sejak seorang laki-laki asal Bolivia melempari lukisan itu dengan batu pada Desember 1956, pihak Museum Louvre kemudian melindunginya dengan kotak kaca antipeluru. (AP/AFP)