Agrosolution dan Makmur Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Meningkatkan kesejahteraan petani harus melibatkan banyak pihak, yakni pemerintah, swasta, dan badan usaha milik negara.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Program Agrosolution dan program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat atau Makmur terbukti dapat menaikkan produktivitas hasil panen dan kesejahteraan petani. Kedua program ini dapat menciptakan ekosistem pertanian mandiri.
Agrosolution merupakan program rintisan PT Pupuk Kalimantan Timur yang melibatkan sejumlah pihak, baik badan pemerintah maupun swasta. Sementara program Makmur melibatkan badan usaha milik negara (BUMN).
”Kedua program ini merupakan pendampingan intensif kepada para petani agar lebih makmur dan penghasilannya meningkat. Program Makmur, misalnya, antara lain menghubungkan petani dengan sumber pendanaan, seperti ke bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), juga input pupuk, asuransi Jasindo, dan lainnya,” papar Project Manager Program Makmur dan Agrosolution Pupuk Kaltim Yusva Sulistyo di Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Sementara pihak yang terlibat dalam program Agrosolution dapat juga berasal dari swasta. Perbedaan lain antara kedua program ini adalah jumlah komoditas yang dapat dikembangkan. Program Agrosolution berlaku untuk berbagai komoditas, termasuk bunga sedap malam, kembang kol, dan kentang. Sementara komoditas yang dapat masuk ke program Makmur hanya empat, yaitu padi, jagung, tebu, dan kopi.
Hingga akhir 2023, kedua program tersebut berhasil merealisasikan 72.436 hektar lahan dengan jumlah petani yang tergabung sebanyak 24.497 orang. Luasan realisasi lahan terus meningkat dari tahun 2021 yang seluas 18.110 hektar, tahun 2022 68.136 hektar, dan diperkirakan pada tahun 2024 ini dapat mencapai 75.000 hektar.
Kegiatan yang dilakukan di lahan pertanian dalam program tersebut antara lain analisis lahan uji tanah, penggunaan teknologi baru seperti mekanisasi dengan drone, pemberian modal kerja, kontrak tanam, dan pelatihan untuk petani.
Dilihat dari peningkatan produktivitas lahan setelah mengikuti kedua program tersebut, Yusva menjelaskan, hal itu berbeda-beda. Banyak faktor yang membentuk peningkatan produktivitas. Dari peningkatan pendapatan petani mitra binaan, lanjutnya, pendapatan petani jagung rata-rata meningkat 120 persen dan pendapatan petani padi meningkat 150 persen.
”Pendapatan petani kentang cukup tinggi, hingga mencapai 800 persen, karena kami membantu mereka mendapatkan kontrak dengan PT Indofood,” kata Yusva.
Salah satu petani binaan yang menanam bunga sedap malam di Pekoren, Pasuruan, Jawa Timur, juga merasakan manfaat dari program Agrosolution ini. Jumlah bunga sedap malam yang dipanen sebanyak 20.000 batang per bulan. Setelah ada pendampingan dari Pupuk Kaltim dalam program Agrosolution ini, jumlahnya meningkat menjadi 35.000 batang per hektar. Adapun program ini sudah berlangsung sejak 2021.
Pasokan pupuk
Dalam kesempatan yang sama, SVP Transformasi Bisnis Pupuk Kaltim Wisnu Ramadhani mengatakan, stok pupuk aman, terutama menjelang musim tanam kedua tahun 2024 ini.
”Untuk musim tanam pertengahan 2024, per 28 April 2024 kami telah mempersiapkan 379.726 ton stok pupuk subsidi dan 376.510 ton pupuk nonsubsidi. Pupuk Kaltim siap memastikan ketersediaan pupuk nonsubsidi di gudang-gudang dari lini 1 sampai lini terakhir, sesuai dengan kebutuhan petani setempat,” kata Wisnu.
Stok pupuk di gudang Pupuk Kaltim tujuh kali lebih banyak dari ketentuan stok minimum sebanyak 54.867 ton. Total kapasitas gudang hampir 1 juta ton, terdiri dari gudang Bontang berkapasitas 400.000 ton dan selebihnya 500.000 ton tersebar di seluruh Indonesia.
Wisnu mengatakan, jika ada isu kelangkaan pupuk subsidi, ada kemungkinan petani kehabisan stok yang dialokasikan untuknya. Misalnya, ada alokasi 500 ton untuk petani dan sudah diambil seluruhnya pada Maret. Pada bulan April, ketika petani meminta lagi, pupuk subsidi jatahnya sudah habis. ”Jelas kios pupuk tidak memberikan,” ucapnya.
Contoh lain adalah komoditas yang sudah tidak mendapatkan pupuk subsidi. Petani sawit tahun lalu masih mendapatkan subsidi pupuk. Tahun ini tidak ada lagi pupuk subsidi untuk petani sawit. ”Jadi, hanya ada sembilan komoditas yang diberikan alokasi pupuk subsidi dari sebelumnya 72 jenis komoditas,” ujar Wisnu.
Sementara itu, Kementerian Pertanian telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk subsidi. HET pupuk organik ditetapkan sebesar Rp 800 per kilogram. Adapun HET pupuk subsidi jenis urea Rp 2.250 per kilogram, pupuk NPK Rp 2.300 per kilogram, dan pupuk NPK formula khusus Rp 3.300 per kilogram.
Pemerintah telah menambahkan jumlah pupuk subsidi yang disalurkan dari semula 4,3 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Jenisnya pun bertambah dengan adanya jenis pupuk organik. Sebelumnya, pupuk subsidi hanya terdiri dari urea, NPK, dan NPK kakao.