Dunia Butuh 10 Talenta Kerja di 2024, Komunikasi Jadi Keterampilan Nomor Satu
Komunikasi yang menyentuh kemanusiaan tak tergantikan karena dapat membangun hubungan, keterikatan, hingga kepentingan
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
Zaman kecerdasan buatan justru membuka peluang tumbuhnya keterampilan yang berorientasi pada kemanusiaan. Tren itu menunjukkan, secerdas apapun teknologi, sentuhan kemanusiaan sulit tergantikan.
Pada awal Februari 2024, LinkedIn Learning meluncurkan data berjudul "The Most In-Demand Skills for 2024" yang diulas oleh Global Head of Content Strategy LinkedIn Learning Dan Brodnitz. Terdapat 10 keterampilan yang dibutuhkan pasar tenaga kerja di dunia, utamanya demi menghadapi era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Data tersebut diperoleh dari analisis LinkedIn terhadap 1 miliar anggotanya yang tersebar di 200 negara. Dan Brodnitz menggarisbawahi, pengembangan talenta secara profesional menyokong tenaga kerja untuk tetap lincah di tengah perubahan dan berbagai disrupsi.
Secara berurutan, kesepuluh keterampilan yang dibutuhkan pasar tenaga kerja pada 2024 secara global terdiri dari, komunikasi, pelayanan konsumen, kepemimpinan, manajemen proyek, manajemen, analisis, kerja sama, penjualan, pemecahan masalah, dan penelitian. Kemampuan komunikasi menempati ranking teratas karena menjadi salah satu keterampilan yang memperlihatkan sisi kemanusiaan (human skills).
Di tengah tren pola kerja hibrida, karyawan mesti mampu berkomunikasi lewat beragam kanal dan pelantar. Komunikasi efektif yang diterapkan organisasi perusahaan berserta pimpinannya di berbagai kanal dapat memperkuat hubungan dan motivasi kerja secara internal.
Menurut CEO dan Pendiri LSPR Communication and Business Institute Prita Kemal Gani, komunikasi mutlak dibutuhkan. Profesional yang tak bisa mengomunikasikan pekerjaannya kepada orang lain akan sulit berkembang. Komunikasi mesti berjalan lancar, terstruktur, dan bersubstansi.
Di kalangan profesional, dia menilai, karyawan yang memiliki kemampuan komunikasi dapat bernegosiasi, baik dengan rekannya maupun klien. Kemampuan negosiasi berarti seorang profesional dapat menunjukkan keuntungan di kedua sisi.
"Pimpinan perusahaan juga perlu kemampuan komunikasi yang persuasif, yakni dengan kata-kata yang menyenangkan dan menenangkan, namun bukan pujian. Dengan demikian, timnya merasa nyaman, klik dengan pimpinan, dan kerja sama pun terbangun," tuturnya saat dihubungi, Jumat (23/2/2024).
Di tengah perkembangan teknologi, dia menilai, AI memang membantu komunikasi selama 24 jam untuk memberikan informasi-informasi yang tergolong standar dan tidak kompleks. Namun, komunikasi yang menyentuh kemanusiaan tetap tak tergantikan karena dapat membangun hubungan, keterikatan, hingga kepentingan bersama.
Tidak diotomatisasi
Berada di posisi kedua, pelayanan konsumen menjadi senjata penting untuk menghadapi era AI. Publikasi LinkedIn menyebutkan, pelayanan konsumen mestinya tidak diotomatisasi. Oleh sebab itu, aspek kemanusiaan pada pelayanan konsumen untuk membina hubungan dan membangun kepercayaan menjadi keterampilan penting.
Menempati ranking ketiga, kepemimpinan menjadi krusial bagi pengembangan bisnis. Kepemimpinan yang kuat berperan vital untuk pertumbuhan dan kontinuitas organisasi.
Ketiga keterampilan itu bersifat kritis bagi bisnis di tengah era AI. Survei LinkedIn menyatakan, sebanyak 9 dari 10 eksekutif global setuju, soft skills yang sarat dengan keterampilan kemanusiaan menjadi penting pada saat ini.
Kebutuhan terhadap kemampuan lain seperti pemecahan masalah dan penelitian menandakan perlunya peningkatan keterampilan (upskilling), pelatihan ulang keterampilan (reskilling), dan adaptasi terhadap transformasi dunia kerja yang dipengaruhi AI. Kemampuan pemecahan masalah dibutuhkan karena era AI juga menuntut pimpinan perusahaan dan karyawan menerapkan cara berpikir kritis untuk menyusun strategi dalam mengatasi tantangan.
Di sisi lain, AI juga membekali dunia kerja untuk mengakses dan mengunakan informasi secara mendalam sehingga kemampuan meneliti dibutuhkan. Keterampilan menganalisis juga diperlukan karena saat ini dunia dipengaruhi oleh pergerakan data. Karyawan yang punya kemampuan menganalisis dapat menginterpretasikan data kompleks, menggali gagasan, hingga membuat keputusan.
Secara keseluruhan, VP LinkedIn Aneesh Raman memperkirakan, keterampilan kemanusiaan akan menjadi pusat pertumbuhan karier individu sedangkan kolaborasi yang mengedepankan kemanusiaan akan menjadi pusat pertumbuhan perusahaan. "Pemimpin perusahaan sebaiknya memulai untuk berkomunikasi secara jelas serta penuh kasih dan empati dengan timnya," ujarnya.
Publikasi LinkedIn yang sama menitikberatkan, ada talenta pamungkas yang menyokong kesepuluh keterampilan tersebut, yakni kemampuan beradaptasi. Sepanjang setahun terakhir, permintaan terhadap keterampilan beradaptasi melonjak karena AI. Apalagi, lebih dari 50 persen anggota LinkedIn menyatakan memiliki pekerjaan yang disrupsi oleh AI.
Perusahaan dan karyawan mau tak mau perlu lincah menerapkan prinsip-prinsip kemanusiaan dalam pekerjaan profesional agar mampu bertahan. Tampaknya AI siap menggantikan siapapun yang belum memperkuaat keterampilan kemanusiaannya.