Pasar Membaik, Harga Real Estat Diprediksi Naik 5-10 Persen
Pasar properti yang membaik diprediksi akan diikuti dengan kenaikan harga properti tahun ini. Pasar cenderung meningkat sejak triwulan III-2021 dan berlanjut hingga kini seiring berlanjutnya sejumlah stimulus fiskal.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seiring dengan membaiknya pasar residensial, harga real estat tahun ini diprediksi naik 5-10 persen. Meski demikian, kenaikan itu dinilai akan berlangsung bertahap dengan melihat tren perkembangan pasar.
Senior Associate Director Residential Services Colliers Indonesia Lenny Van Es Sinaga menyatakan, situasi pasar real estat membaik sejak triwulan III (Juli-September) 2021 dan terus menunjukkan tren peningkatan pasar hingga kini. Peningkatan pasar, antara lain, ditunjang oleh berlanjutnya stimulus fiskal berupa Pajak Pertambahan Nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP), keringanan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR), promosi, dan fleksibilitas harga jual yang ditawarkan pengembang.
Per Maret 2022, pasar residensial masih baik dan keyakinan pengembang sangat positif bahwa tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan 2021 dan 2020. Geliat pasar mendorong pengembang berencana menaikkan harga rumah. Pihaknya memprediksi kenaikan harga di pasar real estat berkisar 5-10 persen tahun ini.
”Kenaikan itu akan berlangsung bertahap, pengembang sambil melihat perkembangan situasi pasar. Jika pasar membaik, harga pasar yang tadinya turun akan dinaikkan perlahan. (Kenaikan) ini bagus karena kita harus set up harga pasar rumah dan apartemen, baik jual beli maupun sewa,” ujar Lenny dalam kuliah properti yang diselenggarakan Colliers Indonesia bekerja sama dengan Universitas Taruma Negara, Rabu (16/3/2022).
Masa pandemi selama dua tahun telah memberikan posisi tawar tinggi bagi pembeli (buyer’s market). Pasar perumahan real estat yang cenderung tertekan membuat harga rumah tinggal dan apartemen tertahan. Pengembang mendorong sejumlah promosi, seperti diskon harga, gimmick furnitur, hingga peralatan elektronik secara gratis.
”Ini kelebihan yang didapat pembeli selama pandemi, yakni fleksibilitas soal harga, paket fasilitas, KPR, hingga stimulus fiskal untuk real estat,” lanjutnya.
Lenny menambahkan, momentum buyer’s market masih bisa dimanfaatkan konsumen dan investor untuk membeli properti tahun ini. Sebab, harga ke depan bisa naik. Saat ini, sebagian besar pencari rumah merupakan kelompok milenial yang membidik hunian dengan harga di kisaran Rp 580 juta-Rp 1,5 miliar per unit.
Secara terpisah, Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) optimistis mampu menyelesaikan target pembiayaan perumahan tahun 2022 yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan. Per 11 Maret 2022, BP Tapera menyalurkan dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sejumlah 27.257 unit dengan nilai Rp 3,01 triliun atau 13,08 persen dari target penyaluran FLPP tahun ini.
Pada 2022, BP Tapera ditargetkan menyalurkan pembiayaan FLPP sebanyak 200.000 rumah dan optimalisasi 26.000 rumah dengan total alokasi Rp 23 triliun. Dana itu bersumber dari alokasi APBN yang mencapai Rp 19,1 triliun dan pengembalian pokok Rp 3,9 triliun. Selama periode 2010-2022, total penyaluran FLPP mencapai 970.836 unit senilai Rp78,19 triliun.
Komisioner BP Tapera, Adi Setianto, mengemukakan, BP Tapera berupaya menjaga agar pengelolaan dana FLPP sesuai dengan tujuan investasi pemerintah, yakni dana murah jangka panjang untuk memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam mendapatkan hunian yang layak dan terjangkau.
”Kami optimistis optimalisasi target tahun 2022 tercapai. Ini terlihat dari optimisme bank penyalur dalam menyalurkan dana FLPP serta pelaku pembangunan atau pengembang dalam menyediakan rumah subsidi memperlihatkan tren yang meningkat. Namun, kami menegaskan bahwa kualitas rumah dan ketepatan sasaran adalah prioritas utama dalam penyaluran dana pembiayaan perumahan bagi MBR,” ujar Adi Setianto, dalam keterangan tertulis, Selasa.
Selain FLPP, BP Tapera juga memiliki target merealisasikan pembiayaan Tapera berupa KPR, kredit bangun rumah (KBR), dan kredit renovasi rumah (KRR) sebesar 100.000 rumah sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2020-2024.