Ada Tanda Tangan Paus Fransiskus di Edisi Khusus Koran ”Kompas”
Paus Fransiskus membubuhkan tanda tangannya di bawah logo ”Kompas” dekat ”tagline” Amanat Hati Nurani Rakyat. ”Francis”.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO
Konferensi pers Paus Fransiskus dalam penerbangan dari Singapura ke Roma, Italia, Jumat (13/9/2024).
Wartawan harian Kompas (Kompas.id) Josie Susilo akhirnya merampungkan misi liputan ”Dari Roma ke Roma” menemani lawatan apostolik Paus di Asia dan Oseania. Sebagai hadiahnya, Paus Fransiskus berkenan membubuhkan tanda tangan di koran Kompas edisi khusus Liputan Kunjungan Paus, terbitan 3 September 2024.
Josie memulai misi ”Dari Roma ke Roma” sejak tanggal 29 Agustus 2024. Saat itu ia sudah tiba di Roma, Italia, dan melakukan sejumlah liputan di sana. Pada tanggal 31 Agustus, ia mulai bergabung dengan 80 jurnalis dunia yang masuk dalam rombongan perjalanan apostolik Paus Fransiskus.
Bersama Paus Fransiskus, Josie Susilo berangkat dari Roma pada Senin (2/9/2024) untuk memulai rangkaian kunjungan ke Asia-Oseania. Ke mana pun Paus Fransiskus berpindah negara, Josie selalu sepesawat dengan Paus Fransiskus. Hanya dalam perjalanan dari Port Moresby ke Vanimo pergi-pulang Josie tidak sepesawat.
Wartawan Harian Kompas Josie Susilo akan melakukan peliputan kunjungan Paus Fransiskus "Rome to Rome"
Saat memulai perjalanan ke Indonesia, di dalam pesawat, di ketinggian ribuan kaki, Paus Fransiskus sempat menyapa Josie. Josie yang takjub justru tak bisa berkata apa-apa. ”Semula saya ingin menyampaikan sesuatu. Tapi yang terucap hanya ’Grazie Santo Padre (Terima kasih Bapa Suci)’,” kata Josie ketika menyempatkan diri berkunjung ke kantor Kompas di sela lawatan Bapa Suci di Indonesia, Rabu (3/9/2024).
Karena mendapat kesempatan sepesawat dengan Paus Fransiskus itu pula, Josie merasakan hidangan yang sama dengan yang disantap Paus ketika terbang dari Jakarta ke Papua Niugini. Saat itu, Paus Fransiskus menyantap nasi goreng ayam yang disediakan kru Garuda Indonesia.
”Setidaknya saya pernah merasakan makanan yang dibikin dalam kuali yang sama untuk Paus Fransiskus,” ujarnya.
Nasi goreng yang disajikan oleh kru pesawat Garuda yang membawa Paus Fransiskus dari Indonesia ke Port Moresby, Papua Niugini, Jumat (6/9/2024).
Tanda tangan
Setiap kali terbang dan berpindah negara, Josie selalu berkabar dengan tim peliput harian Kompas (Kompas.id) di Grup Whatsapp Liputan Kunjungan Paus. ”Paus Fransiskus already on board. Pesawat menuju landasan pacu,” ketik Josie di Whatsapp. ”Lancar perjalanannya Pakde Josie. Selamat menikmati perjalanan dan makanan di pesawat,” tutur anggota grup lainnya.
Percakapan tersebut terjadi ketika pesawat Singapore Airlines membawa Paus Fransiskus dari Singapura kembali ke Roma. Penerbangan tersebut menjadi etape terakhir perjalanan apostolik Paus Fransiskus ke Asia-Oseania.
Sebuah peristiwa terjadi dalam penerbangan tersebut. Sesaat setelah pesawat stabil di ketinggian, Paus Fransiskus menggelar jumpa pers di dalam pesawat. Setelah jumpa pers dan melayani pertanyaan, para wartawan mulai sibuk menulis pernyataan Paus.
Paus Fransiskus membubuhkan tanda tangannya di bawah logo Kompas dekat tagline Amanat Hati Nurani Rakyat. Francis, tulis Paus Fransiskus.
”Saat itu, aku ingat kalau aku bawa koran Kompas terbitan 3 September, pas beliau tiba di Jakarta. Kebetulan, juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, melintas dan mengajak berbincang tentang pengalaman perjalanan apostolik ini. Saat itulah, aku nitip untuk minta tanda tangan Paus Fransiskus,” tutur Josie.
Permintaan Josie langsung disambut positif oleh Bruni. Juru bicara Vatikan itu menyetujui. Josie lantas meminta agar Paus Fransiskus membubuhkan tanda tangan di bagian kanan bawah di dekat foto Paus yang tampil stand out di halaman muka koran Kompas saat itu.
Tak disangka, Paus Fransiskus justru menandatanganinya tepat di dekat logo Kompas dan semboyan Kompas, ”Amanat Hati Nurani Rakyat”.
”Francis”, kata itu yang ditulis oleh Paus Fransiskus.
”Tanda tangan itu menandai tugas penting dan utama bagi kita semua,” kata Josie kepada rekan-rekan tim peliput kunjungan Paus Fransiskus.
Tampilan halaman depan dan belakang harian Kompas edisi Selasa, 3 September 2024. Foto memiliki konteks informasinya masing-masing, yang bahkan tidak berkaitan. Penjajaran ini justru mampu menyapa emosi pembaca sehingga menghadirkan kesan yang kuat.
Tim peliput
Harian Kompas (Kompas.id) memang memberi porsi lebih dalam liputan kunjungan Paus Fransiskus. Sejak awal, Pemimpin Redaksi harian Kompas (Kompas.id) Sutta Dharmasaputra berharap, media ini mencatat kunjungan ini sebagai sebuah peristiwa sejarah, peristiwa diplomatik dan kerinduan iman. ”Bagi Kompas, kedatangan Paus yang ketiga kali ini sebuah catatan sejarah penting yang perlu dicatat dan dikabarkan,” tulisnya membuka edisi khusus kunjungan Paus Fransiskus pada 29 Agustus 2024.
Harian Kompas (Kompas.id) membentuk Tim Liputan Khusus Kunjungan Paus Fransiskus yang berjumlah lebih dari 24 orang. Mereka terdiri dari redaktur pelaksana, wakil redaktur pelaksana, dua wartawan sebagai pimpinan produksi, satu wartawan dengan misi Rome to Rome, 10 wartawan di Jakarta, 10 wartawan di daerah, 6 fotografer, 3 videografer, 3 produser video, dan 4 tim media sosial. Jumlah tersebut belum termasuk tim support, misalnya infografik, litbang, editor foto, adjuster foto, penyelaras bahasa, dan sebagainya.
Kami tim harian Kompas (Kompas.id) merasa senang bisa terlibat dalam liputan bersejarah dan penuh makna ini. Terutama kami senang bisa mengisi ruang bacaan Anda dengan informasi, berita, cerita, dan data.
Seperti pesan Paus Fransiskus saat misa di Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/9/2024), ”Jangan lelah menabur”, kami juga tidak akan lelah menghasilkan informasi-informasi lain untuk Anda, pembaca setia harian Kompas (Kompas.id).
Wartawan Harian Kompas, Josie Susilo (@josiesusilo) bersama rombongan Paus Fransiskus tiba di Bandara Fiumicino, Roma, Italia. Ini menjadi tanda berakhirnya misi liputan harian Kompas dari Roma ke Roma.