Menunggu Data Terakhir Hitung Cepat Litbang ”Kompas” dari Wamena
Sampel Hitung Cepat Litbang ”Kompas” yang berasal dari Wamena menjadi sampel terakhir urutan ke-2.000.
Oleh
YOHANES ADVENT KRISDAMARJATI
·6 menit baca
GUSTI TANATI
Seorang warga mengangkat kotak suara Pemilu 2024 di TPS Kampung Yalinggume, Distrik Piramid, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Rabu (14/2/2024). Sebanyak 1.306.414 orang masuk dalam daftar pemilih tetap di Provinsi Papua Pegunungan yang akan menggunakan hak pilih untuk memilih presiden dan wakil presiden, DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota dan DPD.
Proses hitung cepat atau quick count dalam pemilu berlangsung secepat mungkin sehingga pemenang konstestasi dapat terprediksi dalam sehari. Namun, banyaknya sebaran sampel dan sejumlah kendala yang dihadapai di lokasi TPS riset membuat proses hitung cepat terkadang tidak tuntas dalam sehari.
Litbang Kompas menjadi salah satu pihak yang turut serta menggelar hitung cepat pada Pemilu 2024 lalu. Pengambilan sampel hitung cepat dilakukan di 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Dari Aceh hingga Papua, termasuk juga beberapa daerah kepulauan di Nusantara dan sejumlah daerah di batas-batas negara.
Baca Berita Seputar Pilkada 2024
Pahami informasi seputar Pilkada 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Meskipun semua sampel itu ditarget harus selesai dalam sehari penghitungannya, dalam prosesnya ada sejumlah kecil TPS sampel yang tidak berjalan seperti yang diharapkan. Ada beberapa kendala baik bersifat teknis maupun nonteknis yang berdampak pada proses pengumpulan data yang ”seret” dari lapangan.
Idealnya, hitung cepat selesai digelar selama satu hari, yakni ketika pemilu berlangsung. Namun, kenyataannya tidak demikian. Aliran data dari para enumerator atau interviewer yang bertugas di TPS sampel sebagian ada yang baru memperoleh hasil hitung suara sehari setelah hari pemilihan, bahkan ada yang beberapa hari kemudian.
Sebagai gambaran, Hitung Cepat Litbang Kompas 2024 baru menyentuh 100 persen pada 20 Februari 2024 pada pukul 00.17 WIB. Hitung cepat ini baru paripurna setelah enam hari pascapelaksanaan pemilu pada 14 Februari 2024.
Warga Papua mendatangi TPS untuk menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2024 di Kampung Yalinggume, Distrik Piramid, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Rabu (14/2/2024). Sebanyak 1.306.414 orang masuk dalam daftar pemilih tetap di Provinsi Papua Pegunungan yang akan menggunakan hak pilih untuk memilih presiden dan wakil presiden, DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, dan DPD.
Ada beberapa kendala yang terlaporkan sehingga menghambat masuknya data dari TPS sampel. Ada yang berupa hambatan teknis pelaksanaan pemungutan suara di TPS, seperti petugas yang kelelahan, selisih surat suara, penghitungan di mulai dari DPRD kabupaten/kota, hingga petugas yang kurang cakap dalam menjalankan proses di TPS. Selain itu, ada pula kendala yang berasal dari sisi eksternal, seperti kurang kondusifnya situasi di masyarakat, kualitas jaringan komunikasi internet yang rendah, hingga gangguan bencana alam yang menghambat jalannya pemungutan suara di lokasi TPS.
Salah satu daerah yang mengalami kendala komunikasi jarak jauh adalah Provinsi Papua Pegunungan, khususnya di Distrik Wamena dan beberapa distrik sekitarnya. Kecepatan akses internet di sana terbilang sangat rendah. Peneliti Litbang Kompas yang bertugas di Wamena pada 8 Februari 2024 melakukan pengukuran kecepatan internet menggunakan aplikasi Open Signal.
Hasilnya, kecepatan mengunduh 0 kilobit per detik (Kbps) dan kecepatan mengunggah juga nol, dengan angka latency 362 milidetik (ms). Sebagai acuan, angka latency di atas 100 ms sudah dianggap sebagai jaringan internet yang buruk. Pengukuran kecepatan internet dilakukan di area Menara Salib Wamena yang notabane merupakan salah satu area pusat aktivitas masyarakat.
Kondisi jaringan telekomunikasi seperti itu tentu saja akan sangat berpengaruh pada jalannya proses hitung cepat. Pasalnya, jaringan komunikasi menjadi tulang punggung utama aliran data ketika pelaksanaan quick count. Proses berkirim pesan lewat aplikasi Whatsapp pun terhambat. Ketika mengirim pesan dari Wamena, pesan akan tertahan pada fase ”gambar jam” bisa dalam waktu beberapa menit, antara lima dan sepuluh menit baru muncul tanda contreng satu sebagai indikasi pesan berhasil diunggah.
Sebaliknya, jika berkirim pesan dari luar daerah kepada seseorang di Wamena, tanda contreng satu juga terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini tentu saja berbeda jauh dengan kecepatan berkirim pesan via Whatsapp di lokasi dengan jaringan internet yang baik.
Relatif rendahnya kualitas komunikasi tersebut sangat terasa kelemahannya ketika hendak mengirim pesan berupa gambar ataupun video. Peneliti Litbang Kompas berada di Wamena mengalami kesulitan untuk mengunggah dan mengunduh gambar yang kapasitasnya hanya beberapa puluh kilobit.
Selain terkendala urusan jaringan komunikasi, hambatan surat suara dari TPS sampel di wilayah pegunungan tengah Papua itu juga terkait dengan kondisi keamanan setempat. Sejumlah TPS di wilayah Wamena menyudahi aktivitas di TPS sekitar pukul 19.00 WIT karena alasan keamanan. Kondisi ini berbeda dengan situasi di tempat lainnya, seperti di Jayapura. Penghitungan suara bisa berlangsung hingga larut malam, bahkan hingga pagi hari berikutnya. Perbedaan perlakuan petugas TPS ini menyesuakan dengan kondisi keamanan dan ketertiban di lokasi bersangkutan. Hal ini akan turut berdampak pada data dari TPS sampel yang dikirimkan ke sistem quick count.
Pelaksanaan pemungutan suara dengan sistem noken di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Rabu (14/2/2024).
Hal tersebut dialami salah satu interviewer, petugas lapangan Litbang Kompas yang memonitor salah satu TPS di Kampung Holima, Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. Menurut keterangan pewawancara, daerah tersebut terbilang rawan, sehingga kegiatan penghitungan suara dilanjutkan keesokan harinya.
Melalui pesan Whatsapp ia menyampaikan pada koordinator lapangan, ”Bang, tempat ini rawan sekali jadi saya bisa izin pulangkah?” Kemudian ia menambahkan, ”Soalnya saya jauh (perjalannnya) dari kota.” Pesan tersebut ditanggapi oleh koordinator wilayah dengan berpesan, ”Pulang saja, utamakan keamanan dirimu.”
Petugas survei lapangan tersebut bernama Baldus Foreri yang pernah bekerja bersama Litbang Kompas pada survei sebelumnya. Lokasi bertugasnya di distrik yang sama, yakni di Napua. Distrik Napua, tepatnya adalah Kampung Sapalek, yang pernah muncul di pemberitaan pada Februari 2023 silam. Saat itu pecah kerusuhan yang dipicu kabar bohong terkait penculikan anak di sekitar Kampung Sapalek. Akibatnya, kios-kios dibakar. Dari kerusuhan tersebut timbul korban jiwa sembilang orang dan belasan orang luka-luka.
Berkaca dari peristiwa sebelumnya, kewaspadaan tenaga lapangan di wilayah Wamena cukup beralasan, apalagi dalam situasi pemilu bisa jadi timbul gesekan antarpendukung kandidat yang berpotensi memunculkan konflik. Pada malam hari, wilayah tersebut tergolong sangat minim penerangan sehingga sejumlah tempat gelap gulita. Lampu penerangan jalan sangat sedikit karena hanya terdapat di area kota. Ditambah lagi keseharian masyarakat yang beraktivitas pada malam hari di ruang publik sangat minim. Mudah menimbulkan kecurigaan orang lain dalam keremangan malam.
Umumnya, aktivitas masyarakat di Wamena memang rata-rata hanya sampai pukul 19.00 WIT di saat toko-toko kelontong mulai tutup. Masyarakat segera masuk rumah dan beranjak instirahat. Tidak lama setelah matahari terbenam, geliat aktivitas di Kota Wamena pun ikut surut dan berangsur sepi.
Kondisi geografis yang bergunung-gunung serta kendala infrastruktur yang beragam menyebabkan sejumlah data dari sampel TPS di Wamena itu terlambat masuk ke sistem Hitung Cepat Litbang Kompas Pemilu 2024. Dampaknya, kepingan data terakhir, yakni sampel ke-2.000, baru diterima pada Senin (19/2/2024) dan selanjutnya diverifikasi lagi kebasahan datanya untuk segera disusulkan penghitungannya bersama ribuan data lainnya yang sudah masuk. Data dari TPS yang ke-2.000 itu datang dari Kampung Ketimavit, Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya. Dengan beragam tantangan yang ada, genap sudah data Hitung Cepat Litbang Kompas 2024 terkumpul 100 persen dan diunggah di portal Kompas.id pada Selasa (20/2/2024) dini hari.
Hasil Hitung Cepat Litbang Kompas untuk Pemilu Presiden 2024 diperoleh pengumpulan suara sebesar 24,23 persen untuk pasangan Amin-Muhaimin; 58,47 persen untuk Prabowo-Gibran, dan 16,30 persen untuk Ganjar-Mahfud. (LITBANG KOMPAS)