Di saat para pelaku UMKM masih membutuhkan bantuan berupa akses permodalan, kebijakan restrukturisasi siap diberikan.

Wacana mengenai perpanjangan kelonggaran kredit masih bergulir. OJK masih menunggu keputusan pemerintah.

Perlambatan laba disebabkan oleh pengetatan likuiditas dan peningkatan biaya bunga akibat kondisi makroekonomi.

Kredit restrukturisasi Covid-19 pada April 2024 sebesar Rp 207,4 triliun, turun dibanding April 2023 Rp 386,03 triliun.

Pelaku IKM tekstil sudah antisipasi berakhirnya restrukturisasi kredit, tetapi harus hadapi permasalahan lainnya.

Jumlah debitur yang masuk kategori kolektibilitas 2 sekitar 912.259. Sementara itu, jumlah debitur yang sudah masuk kolektibilitas 5 atau kredit macet ada sekitar 246.324 orang. Karena itu, perlu solusi jangka panjang.

Restrukturisasi kredit untuk sebagian besar sektor sudah dihentikan dan nilainya pun kian melandai. Perbankan dinilai tetap berhati-hati dan sudah mempersiapkan pencadangan yang diperlukan.

Sejak 1 April 2023, restrukturisasi kredit hanya diberikan kepada UMKM, sektor padat karya (tekstil dan produk tekstil, alas kaki), akomodasi, dan makanan-minuman.