Harga minyak mentah relatif terjaga di bawah 75 dollar AS per barel dan diperkirakan bertahan hingga 2025. Di sisi lain, rupiah tengah melemah terhadap dollar AS.

Apabila konflik Iran dan Israel tereskalasi, pasokan minyak mentah bisa terhambat dan membuat harga terus melambung.

Menyusul eskalasi konflik Iran-Israel, harga minyak mentah dunia merangkak naik.

Pemerintah bersiap kemungkinan terburuk. Namun, pengambilan keputusan atau kebijakan akan dilakukan secara hati-hati.

Konten sulfur minyak mentah yang ada di Venezuela umumnya lebih tinggi dari yang bisa diolah di kilang Pertamina.

Bagi negara ”net importir” seperti Indonesia, kenaikan harga minyak dunia yang terjadi dalam tempo relatif lama dan di atas estimasi skenario ICP akan sangat membebani keuangan negara.

Sebagai pengimpor bersih minyak, Indonesia menanggung berbagai konsekuensi saat harga minyak mentah dunia naik. Langkah paling bijak mesti ditempuh.

Kenaikan harga minyak mentah dunia berdampak pada harga eceran BBM dan berpotensi menaikkan anggaran subsidi. Optimalisasi bahan bakar nabati dalam negeri bisa mengurangi impor minyak mentah dan BBM.