Lebaran dilewatkan begitu saja oleh pekerja informal demi berhemat. Di tengah perekonomian yang tak pasti, mereka bertahan dan optimistis.

Sebagian orang menemukan makna Ramadhan dengan berpuasa membeli pakaian baru. Mereka ingin mengurangi derita bumi yang sekarat akibat limbah tekstil.

Saat ini warga sedang menghadapi seretnya kenaikan gaji sekaligus memenuhi kebutuhan yang memakan biaya tidak sedikit. Sungguh sebuah ujian keuangan.

Ada warga yang berhemat demi kemandirian finansial hingga terpaksa karena penghasilan berkurang. Ada juga warga yang rela mengeluarkan uang lebih demi konser.

Sulit diharapkan gaya hidup "frugal living" ini bisa ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selama 15 tahun terakhir pertumbuhan gaji melambat. Ini membuat warga terpaksa berhemat pada konsumsi barang elektronik, kendaraan bermotor, pakaian, dan jasa.

Konsumsi warga menjadi penopang utama perekonomian nasional. Namun, daya beli warga sedang melemah. Bagaimana nasib target pertumbuhan ekonomi 8 persen?

Sebelum menerapkan hidup ”frugal”, wajib menetapkan tujuan dan membuat anggaran keuangan. Disiplin dan komitmen jadi kunci supaya konsisten menerapkan hidup frugal.