RSCM Sediakan 167 Layanan Subspesialis Termutakhir
Peringatan HUT Ke-100 RSCM akan digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada 21-22 Desember 2019. Kegiatan ini akan menjadi momentum bagi RSCM untuk semakin mendekatkan diri dengan masyarakat.
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta, berinisiatif turun ke tengah-tengah masyarakat dalam perayaan 100 tahunnya. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, yang akrab disebut RSCM, akan terus menyosialisasikan 167 layanan subspesialis kedokterannya mengikuti perkembangan mutakhir dalam melayani rakyat Indonesia.
Peringatan HUT Ke-100 RSCM akan digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada 21-22 Desember 2019. Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti mengatakan, kegiatan ini akan menjadi momentum bagi RSCM untuk semakin mendekatkan diri dengan masyarakat.
”Masyarakat perlu mengetahui bagaimana kiprah RSCM selama 100 tahun ini. Mengenai perjalanan hingga perkembangan pelayanannya,” ujar Lies di Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Ia menambahkan, tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui layanan kesehatan RSCM sehingga masih banyak orang Indonesia berobat ke rumah sakit di luar negeri. Padahal, RSCM memiliki 167 layanan subspesialis yang selalu mengikuti perkembangan mutakhir.
”Penanganannya sudah sangat mendalam dan sesuai dengan perkembangan ilmu termutakhir,” ujarnya.
Hal ini tidak mengherankan karena RSCM juga memiliki 600 dokter yang juga merupakan pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Tim dokter dari berbagai keahlian tersebut akan menangani pasien rujukan dari seluruh Indonesia.
Dalam rangkaian peringatan HUT Ke-100 RSCM, informasi-informasi pelayanan medis tersebut akan dipamerkan kepada pengunjung. Panitia juga mengadakan 27 seminar yang semuanya terbuka untuk umum, termasuk masyarakat awam.
”RSCM juga sebagai guru bangsa. Bukan hanya untuk dokter, tapi juga masyarakat luas,” kata Lies.
Topik-topik dalam seminar tersebut langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Misalnya, tentang kecanduan gawai, pentingnya 100 hari kehidupan, dan makanan sehat.
”Kebanyakan seminar ditujukan bagi masyarakat awam. Justru yang ditujukan untuk dokter dan tim medis hanya tujuh seminar. Seminar tersebut ada yang gratis dan berbayar,” kata Ketua Panitia HUT Ke-100 RSCM Shannaz Nadia.
Selain seminar, panitia juga menyiapkan gerai konsultasi. Gerai tersebut akan diurutkan berdasarkan siklus kehidupan mulai dari fetus-perina, anak, remaja, hingga dewasa. Setiap fase akan berisi dokter dan perawat dari sejumlah departemen RSCM untuk berdialog interaktif dengan pengunjung.
RSCM juga menaruh perhatian khusus pada generasi milenial, yang lahir tahun 1980 dan seterusnya. Untuk itu, RSCM akan menampilkan Kahitna dan Maliq & D’Essentials sebagai magnet bagi mereka agar mau datang dan belajar pentingnya menjaga kesehatan.
Ribuan pasien
RSCM berdiri tahun 1919. Saat itu, RSCM baru melayani 300 pasien. Kini, rumah sakit umum rujukan nasional tersebut melayani sedikitnya 4.000 pasien rawat jalan setiap hari. Selain itu, RSCM juga sudah mengantongi akreditasi internasional (Kompas, 18/11/2019).
Sebelum resmi bernama RSCM pada 1964, rumah sakit ini beberapa kali mengalami berganti nama. Saat bangunannya bersatu dengan sekolah kedokteran STOVIA, rumah sakit ini bernama Centrale Burgerlijke Ziekenhuis (CBZ).
Saat pendudukan Jepang tahun 1942, namanya diubah menjadi Ika Daiku Byongin atau Rumah Sakit Perguruan Tinggi. Tiga tahun berselang, namanya kembali berubah menjadi Roemah Sakit Oemoem Negeri (RSON) dan Rumah Sakit Umum Pusat pada 1950.
”Nama Cipto Mangunkusumo disematkan karena jiwa pengabdiannya. Ia berani masuk ke daerah terjangkit wabah pes saat itu. Jiwa pengabdian tersebut yang ingin ditularkan ke semua staf,” ucap Lies.
Beberapa terobosan mutakhir yang ditorehkan oleh RSCM, misalnya, sel punca, pemanfaatan robotik untuk layanan pusat, bayi tabung, transplantasi hati, transplantasi ginjal, dan intervensi nonbedah (Kompas, 19/11/2019).