Ditolak FAA, Boeing Akan Tangguhkan Produksi B737 MAX
Badan Penerbangan Federal AS (FAA) belum dapat memberikan lampu hijau agar Boeing 737 MAX dapat mengudara sebelum pergantian tahun. Produsen pesawat Boeing pun memutuskan untuk menangguhkan produksi Boeing 737 MAX.
Oleh
HARYO DAMARDONO
·3 menit baca
Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) belum dapat memberikan lampu hijau agar Boeing 737 MAX bisa kembali mengudara sebelum pergantian tahun. Produsen pesawat Boeing pun memutuskan menangguhkan produksi Boeing 737 MAX hingga waktu yang tidak diungkapkan.
Penghentian produksi pun dimulai pada Januari 2020. Meski demikian, Boeing menegaskan tidak akan memberhentikan para pekerja di beberapa pabrik di Seattle, Amerika Serikat, meski ada penghentian produksi.
Kekhawatiran justru diungkapkan oleh para penyuplai komponen Boeing. Walau begitu, menurut Reuters, Selasa (17/12/2019), Boeing menolak mengomentari pernyataan para penyuplai komponen Boeing.
Pelarangan terbang terhadap Boeing 737 MAX salah satunya dipicu jatuhnya Lion Air JT-610 pada Senin (29/10/2018) di perairan Karawang, Jawa Barat. Padahal, Boeing 737 MAX ke-10 yang diterima Lion Air itu baru dioperasikan pada 15 Agustus 2018.
Lion Air memang tertarik dengan Boeing 737 MAX. Tidak hanya memesan satu atau dua Boeing 737 MAX, tetapi hingga ratusan unit. Grup Lion Air memesan tepatnya 201 Boeing 737 MAX pada 17 November 2011, tak sampai dua bulan sejak program 737 MAX resmi diluncurkan Boeing.
Ribuan pemesanan
Boeing 737 MAX sebagai pesawat generasi terbaru Boeing dengan mesin barunya jelas diperkenalkan kepada publik sebagai pesawat yang lebih efisien. Diperkenalkan pada kuartal III-2011, pesawat bernilai 121,6 juta dollar AS per unit ini telah dipesan 4.661 unit hingga akhir Januari 2019.
Kekhawatiran terhadap keselamatan penerbangan dengan Boeing 737 MAX makin mengemuka setelah jatuhnya Boeing 737 MAX milik Ethiopian Airlines, Minggu (10/3/2019). Boeing 737 MAX itu juga terbilang masih baru dan diterima Ethiopian Airlines pada November 2018.
Pengamat penerbangan Alvin Lie, (Kompas, 11/3/2019), mengatakan, indikasi awal jatuhnya pesawat Ethiopia Boeing 737 Max 8 beregistrasi ET-AVJ mirip dengan musibah pesawat Lion Air PK-LQP. ”Terjadi ketidakstabilan ketinggian beberapa saat setelah pesawat lepas landas,” kata Alvin.
Berselang dua hari setelah jatuhnya Ethiopian Airlines ET-AVJ, Pemerintah Inggris, Australia, Singapura, dan Malaysia melarang operasional pesawat Boeing 737 MAX-8 di wilayah udara mereka. ”CASA meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami penumpang, tetapi keselamatan selalu harus menjadi yang utama,” ujar Shane Carmody, CEO Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil Australia (CASA).
Negara lain yang melarang sementara pengoperasian B737 MAX-8 di antaranya Brasil (Gol Airlines), Karibia (Cayman Airways), China (Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines), Indonesia (Garuda Indonesia dan Lion Air), India (Jet Airways), Etiopia (Ethiopian Airlines), Meksiko (Aeromexico), serta Korea Selatan (Eastar Jet).
Titik pusat perhatian tentu saja terhadap MCAS, maneuvering characteristics augmentation system. Ini fitur baru B737 MAX yang ”mengawal” Boeing untuk secara otomatis menundukkan hidung pesawat ketika pesawat diprediksi menjelang stall.
Ketika niat dari perangkat lunak itu baik, tetapi nyatanya tidak semua pilot cukup terinformasikan. Pilot pun akhirnya kesulitan mengendalikan B737 MAX. Boeing pun mati-matian membela keandalan dari Boeing 737 MAX.
Larangan dari Trump
Meskipun begitu, pukulan terbesar bagi Boeing 737 MAX tentu datang dari Presiden AS Donald Trump yang menjatuhkan larangan terbang bagi Boeing jenis itu pada Rabu (13/3/2019). Boeing jelas kebanggaan Amerika. Namun, maskapai Amerika ternyata juga mengandangkan Boeing 737 MAX.
Boeing kemudian menghadapi pertarungan yang tidak mudah di Kongres AS. Ketua Komite Perdagangan Senat AS Senator Roger Wicker menyatakan, lampu hijau dari Amerika Serikat bagi Boeing 737 MAX hanya diberikan tatkala pembuat kebijakan AS yakin 99,9 persen pesawat itu aman.
Setelah berbulan-bulan bertarung di publik dan di hadapan Kongres AS, akhirnya Boeing mengumumkan penangguhan produksi Boeing 737 MAX. Reuters menulis, inilah penundaan produksi Boeing terbesar dalam 20 tahun terakhir.