Akui Hasil Riset Belum Final, CIFOR Cabut Data Luas Kebakaran
CIFOR menarik hasil riset luas kebakaran hutan dan lahan yang pernah dirilis, yang menyebutkan luas kebakaran dan lahan di Indonesia pada tahun ini mencapai 1,64 juta hektar.
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Center For International Forestry Research menyatakan, hasil riset yang menunjukkan luas kebakaran hutan dan lahan yang sempat mereka rilis, yakni seluas 1,64 juta hektar, belum final. Lembaga riset internasional tersebut meminta maaf terkait hal ini.
Sebelumnya, dalam pengumuman resmi melalui surat elektronik dan dimuat dalam situsnya, pada 3 Desember 2019 CIFOR mengumumkan kebakaran hutan dan lahan mencapai 1,64 juta hektar pada periode Januari-Oktober 2019. Sebagian besar atau 76 persen dari areal yang terbakar ini merupakan wilayah yang tak terkelola.
Luas kebakaran di tujuh provinsi langganan kebakaran hutan dan lahan, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Papua, tersebut sangat mengagetkan. Ini karena data resmi Sipongi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menginformasikan bahwa kebakaran hutan dan lahan pada periode dan daerah tersebut ”hanya” seluas seluas 648.779 hektar. Luas kebakaran versi CIFOR mencapai 2,5 kali lipat luas kebakaran versi KLHK.
Menurut Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles Brotestes Panjaitan, Sabtu (8/12/2019), di Jakarta, analisis yang dilakukan peneliti CIFOR tersebut belum selesai. Informasi ini didapatkan saat pihaknya memanggil CIFOR untuk mendiskusikan kajian ini.
Dalam pertemuan tersebut, kata dia, hasil riset diketahui baru melewati tiga dari lima tahap penelitian. Karena itu, ia menilai hasil kajian terburu-buru untuk dipublikasikan.
Selain itu, Raffles pun mengingatkan hasil riset luasan kebakaran tersebut juga belum pernah didiskusikan dengan KLHK. Padahal, kata dia, terdapat nota kesepahaman antara KLHK dan CIFOR bahwa setiap hasil riset CIFOR akan didiskusikan bersama KLHK sebelum dipublikasikan.
Hasil riset luasan kebakaran tersebut juga belum pernah didiskusikan dengan KLHK.
Sementara itu, CIFOR dalam pernyataan resmi melalui situsnya menyatakan, publikasi baru-baru ini dari sebuah blog ”Satellites reveal scale of recent blazes but still less damaging than 2015 fires” yang menganalisis luas area terbakar di Indonesia telah dihapus dari situs CIFOR. Publikasi tersebut mengungkapkan hasil riset terbaru peneliti CIFOR, David Gaveau, yang menyebutkan luas kebakaran Januari-Oktober 2019 di tujuh provinsi Indonesia mencapai 1,64 juta hektar.
Situs tersebut pun menyatakan, proses pada CIFOR adalah menyerahkan penelitian kepada jalur peer-review (peninjauan ilmiah oleh pakar) pada jurnal ilmiah. ”Dalam hal ini, proses tersebut tidak sepenuhnya dipatuhi dan oleh karena itu kami telah mencabut blog untuk memungkinkan dilakukannya analisis data lebih lanjut. Kami menyesali kekhilafan/kelalaian ini dan meminta maaf kepada pembaca kami,” demikian tertulis di situs resmi CIFOR, dalam bahasa Inggris.