Ikan Tongkol Belum Dipastikan Penyebab Ratusan Karyawan Pabrik Dirawat di RS
Lebih dari 100 karyawan pabrik PT Mataram Tunggal Garment diduga keracunan setelah makan siang di pabrik di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (5/12/2019).
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS—Lebih dari 100 karyawan pabrik PT Mataram Tunggal Garment diduga keracunan setelah makan siang di pabrik di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (5/12/2019). Sebagian besar karyawan dibolehkan pulang usai dirawat di rumah sakit. Penyebab utama keracunan masih diselidiki.
Wulan (43), salah satu karyawan, mengatakan, makan siang sekitar pukul 12.00. Makanan disajikan katering pesanan pabrik. Salah satu menunya ikan tongkol. Awalnya, tidak ada masalah sewaktu ia menyantap makanan. Baru satu jam kemudian kepalanya terasa sakit.
“Pusing dan mual-mual. Kebetulan ada beberapa lainnya juga merasakan sama. Kami langsung dibawa ke rumah sakit. Setelah disuntik, kami merasa mendingan. Sekarang juga sudah diperbolehkan pulang,” kata Wulan.
Ada dua kejadian lain yang dialami sebelum ini. Kala itu, yang dimakan berupa lotek dan telur
Eva Darmita (34), karyawan, mengatakan, ia merasakan sesak napas usai memakan ikan tersebut. Namun, kondisinya dinyatakan baik usai mendapat penanganan dokter dan langsung dibolehkan pulang. Seluruh biaya pengobatan rumah sakit ditanggung pihak pabrik.
Direktur Rumah Sakit Panti Nugroho Tandean Arif Wibowo mengatakan, para karyawan itu mulai berdatangan ke rumah sakit sejak pukul 13.30. Mereka datang 3-5 orang setiap kali tiba. Dalam kurun waktu satu jam, ada sekitar 70 karyawan yang ditangani di rumah sakit tersebut.
Hingga pukul 16.00, pihak rumah sakit mencatat, terdapat 101 karyawan yang sudah ditangani. Mereka semua sudah dibolehkan pulang.
Selain itu, setidaknya dua karyawan diobservasi pihak rumah sakit karena kondisi mereka dinilai cukup lemah. Pukul 16.00, sedikitnya tiga karyawan lagi yang mendapatkan penanganan di rumah sakit tersebut.
“Penanganannya ada yang disuntik. Yang kelihatan sehat juga kami beri obat dan boleh langsung pulang. Ada juga yang masih lemas sehingga masih kami observasi,” kata Tandean.
Tandean mengungkapkan, ini bukan kejadian yang pertama kali dialami pabrik tersebut. Ada dua kejadian lain yang dialami sebelum ini. Kala itu, yang dimakan berupa lotek dan telur. Karyawan pabrik juga ditangani di RS Panti Nugroho. Jumlah karyawan yang diduga mengalami keracunan waktu itu sekitar 200 orang.
Penyebab diselidiki
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Novita Krisnaeni mengatakan, pihaknya sudah mengambil sampel makanan yang dimakan oleh para karyawan tersebut. Namun, penyebab utama dari dugaan keracunan tersebut belum dapat dipastikan.
"Kami belum bisa memastikan apa yang membuat mereka keracunan. Tunggu hasil laboratoriumnya. Makanannya ini ada macam-macam. Semua sampelnya sudah kami kirim," kata Novita.
Selain makanan, sampel yang dikirimkan juga berupa air bersih dari pabrik tersebut. Air juga diteliti untuk mengidentifikasi sumber penularannya. Sampel tersebut dikirimkan ke Balai Laboratorium Kesehatan Sleman.
Mengingat ini bukan kejadian pertama kali, Novita mengungkapkan, katering yang digunakan pabrik itu harus punya izin. Ada aturan yang sudah ditetapkan agar peristiwa seperti itu tidak terjadi.