Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina mempererat hubungan dengan menyelenggarakan Budayaw. Festival yang diadakan negara-negara dengan kedekatan budaya itu sudah diselenggarakan untuk kedua kalinya.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
KUCHING, KOMPAS — Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina mempererat hubungan dengan menyelenggarakan Budayaw. Festival yang diadakan negara-negara dengan kedekatan budaya itu sudah diselenggarakan untuk kedua kalinya. Budayaw, antara lain, diisi lokakarya, pameran, dan pertunjukan tradisional.
Demikian dikatakan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Nadjamuddin Ramly seusai pembukaan festival tersebut di Kuching, Sarawak, Malaysia, Selasa (19/11/2019).
Festival kali ini bertema ”Keindahan dalam Keberagaman Budaya”. Budayaw yang direalisasikan hingga 23 November 2019 itu rata-rata diisi enam acara setiap hari di dalam dan luar ruang. Lebih dari 200 seniman dan tokoh adat memeriahkan Budayaw.
Para penari Indonesia, misalnya, memeragakan tari Bebasoh dari Kalimantan Barat. Beberapa seniman juga memamerkan karya cetak digital. Delegasi dari Indonesia yang menghadiri Budayaw berasal dari Jakarta dan Kalbar dengan jumlah sekitar 120 orang.
Menurut Nadjamuddin, mereka yang tampil adalah binaan Unit Pelaksana Teknis Balai Pelestarian Nilai Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat juga turut mengarahkan sebagian seniman tersebut.
Budayaw pertama diadakan di General Santos, Filipina. Festival tersebut diadakan negara-negara ASEAN berdasarkan kesamaan kultur. ”Di Indonesia dan Malaysia, misalnya, ada Dayak yang tinggal di Kalimantan. Secara fisik, masyarakat negara-negara itu juga serupa,” katanya.
Saat negara-negara belum berdiri, entitas masyarakat di Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam menyatu. Kebersamaan tersebut harus dilestarikan. ”Namun, kami tetap menjalin hubungan yang erat dengan negara-negara ASEAN lain,” ujar Nadjamuddin.
Budayaw berasal dari kata Filipina. Jika diterjemahkan secara bebas, kata itu berarti ’budaya yang kuat atau penuh energi’. ”Kekuatan membangun daya itu diharapkan dihayati umat manusia dan terkolaborasi dalam budi sehingga melahirkan karya-karya kebudayaan,” katanya.
Menurut Nadjamuddin, Budayaw selanjutnya akan digelar di Brunei Darussalam. Setelah itu, Budayaw direncanakan berlangsung di Indonesia. ”Mungkin kami akan mengadakan Budayaw di Yogyakarta dengan latar Borobudur atau Prambanan sehingga memukau tamu-tamu,” ucapnya.
Pemimpin delegasi Filipina yang menghadiri Budayaw, Adelina Suemith, mengatakan, saat pertama kali diselenggarakan, festival tersebut juga bertujuan memperingati 50 tahun berdirinya ASEAN. Kuching dipilih menjadi lokasi Budayaw kedua karena dinilai unik.
”Di Kuching, banyak bangunan bersejarah. Budayaw membawa pesan kultur empat negara. Kami ingin semua delegasi bisa menunjukkan kultur masing-masing,” ujarnya. Budayaw juga dilaksanakan untuk mengembangkan rasa saling memiliki sebagai kesatuan.