Dato’ Sri Tahir Berikan Rp 7 Miliar untuk Pengungsi Suriah dan Palestina
Sumbangan dari negara ataupun perusahaan dan perorangan menjadi sangat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, salah satunya seperti yang selama ini diberikan Tahir.
Oleh
Madina Nusrat dari Amman, Jordania
·4 menit baca
AMMAN, KOMPAS — Untuk kali keempat, filantrop Indonesia, Dato’ Sri Tahir, Kamis (3/10/2019), memberikan sumbangan bagi pengungsi Suriah dan Palestina di Jordania. Nilainya tak kurang dari Rp 7 miliar yang diserahkan kepada Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) di Jordania.
Sumbangan juga diberikan kepada Pemerintah Jordania. Pemberian sumbangan itu sebagai wujud dukungan kepada Jordania yang selama ini mengalokasikan anggaran serta menyediakan tempat bagi pengungsi korban perang asal Suriah dan Palestina. Selain menyediakan kamp pengungsi, kini Jordania juga memberikan izin bagi pengungsi untuk memasuki pasar kerja dalam negeri di bidang pertanian, industri, dan konstruksi.
Adapun rincian sumbangan terdiri dari Rp 5 miliar untuk pengungsi Palestina dan diserahkan di Kantor UNRWA, Amman, Jordania. Sebanyak Rp 2 miliar untuk pengungsi Suriah diserahkan kepada UNHCR. Untuk Pemerintah Jordania diberikan 200.000 dollar Singapura atau sekitar Rp 2 miliar.
Di Kantor UNRWA Amman, bantuan diterima oleh Deputi Komisioner Jenderal UNRWA Christian F Saunders dengan disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Jordania Andy Rachmianto. Christian mengucapkan terima kasih yang mendalam atas komitmen yang ditunjukkan Tahir dalam membantu pengungsi Palestina.
Hingga kini UNRWA menangani pengungsi Palestina yang tersebar di lima negara, yakni Suriah, Lebanon, tepi barat Israel, Jordania, dan Gaza. Total pengungsi yang ditangani 5,5 juta jiwa dan 2,3 juta jiwa di antaranya bertahan di Jordania.
Christians mengungkapkan, sejak Amerika Serikat menghentikan bantuan untuk Palestina, dukungan untuk pengungsi Palestina sangat minim. Bantuan dari Tahir, dan juga Pemerintah Indonesia, sangat membantu UNRWA dalam mendukung kehidupan para pengungsi Palestina.
Selama ini UNRWA membutuhkan dana 1,4 miliar dollar AS untuk mendukung seluruh pengungsi Palestina. Sebanyak 360 juta dollar AS di antaranya berasal dari AS dan telah dihentikan tahun lalu. Selama ini dana itu digunakan untuk penyediaan layanan kesehatan dan pendidikan bagi anak Palestina.
Sebelum memberikan bantuan, sehari sebelumnya, Tahir dan rombongan mengunjungi pengungsi Suriah di Kamp Al-Azraq, Jordania, sekitar satu jam perjalanan dari Amman.
Di Kamp Al-Azraq, Asisten Representatif untuk Perlindungan UNHCR Jordania, Alia al-Khattar-Williams, mengatakan, harapannya tentu pengungsi dapat kembali ke negaranya secara berangsur-angsur. Selama Agustus 2018, dilaporkan ada 40.901 pengungsi Suriah yang mengungsi di Kamp Al-Azraq, salah satu tempat pengungsian di Jordania. Namun, pada Agustus 2019, dilaporkan jumlahnya berkurang menjadi 35.787 pengungsi yang masih bertahan di kamp.
Namun, selama pengungsi masih bertahan di kamp, lanjut Alia, dukungan bagi pengungsi tetap harus diberikan. Kebutuhan makan, contohnya, dipenuhi dengan memberikan bantuan tunai untuk setiap pengungsi sebesar 20 dinar Jordan, setara dengan 28 dollar AS, atau hampir Rp 400.000. Belum lagi penyediaan air bersih, layanan kesehatan, hingga pendidikan.
Tinggal tiga negara
Sumbangan dari negara ataupun perusahaan dan perorangan menjadi sangat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, salah satunya seperti yang selama ini diberikan Tahir.
Tahir menyampaikan, selama tiga tahun sebelumnya untuk pengungsi Suriah total sudah 6 juta dollar AS yang ia berikan kepada UNHCR. Selain pengungsi Suriah, pihaknya juga mengalokasikan bantuan bagi pengungsi Palestina karena hingga saat ini tinggal tiga negara yang mendukung negara Palestina, yaitu Palestina, Jordania, dan Indonesia.
Untuk mendukung pengungsi Suriah dan Palestina, pada tahun sebelumnya, sumbangan juga telah diberikan kepada Pemerintah Jordania sebesar Rp 5 miliar. ”Kali ini diberikan lagi sebesar Rp 2 miliar,” ucap Tahir.
Pemberian sumbangan kepada Pemerintah Jordania itu sebagai dukungan karena selama ini Jordania juga telah memberikan perlindungan bagi pengungsi. Tak kurang dari 4 juta pengungsi asal Suriah dan Palestina berlindung di Jordania. Untuk memenuhi kebutuhan hidup pengungsi, Jordania mengalokasikan tak kurang dari 20 persen APBN mereka untuk pengungsi.
”Setidaknya 20 persen APBN mereka digunakan untuk pengungsi. Ini hal yang luar biasa. Dari tahun ke tahun, kamp pengungsi pun membaik. Itu memberikan harapan bagi pengungsi,” kata Tahir.
Tak seperti kunjungan ke kamp pengungsi di Jordania pada tahun-tahun sebelumnya, kali ini Tahir tak membawa serta pengusaha. Pada 2016, pihaknya pernah membawa pengusaha dalam negeri untuk mengunjungi pengungsi di Jordania.
Uluran tangan pengusaha
Menurut Tahir, ada tiga pengusaha, ditambah dirinya, yang telah berkomitmen memberikan bantuan bagi pengungsi Palestina sebesar Rp 20 miliar. Namun, menurut Tahir, para pengusaha itu belum juga menunjukkan komitmennya untuk mengulurkan tangan, memberikan bantuan bagi pengungsi.
”Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya wujudkan komitmen saya lebih dulu sebesar Rp 5 miliar (diserahkan kepada UNRWA), sambil menunggu tiga pengusaha lain menunjukkan komitmennya,” jelas Tahir.
Menjadi filantropi, menurut Tahir, memang perlu edukasi. ”Sesungguhnya pengusaha itu tak hanya cari uang, tetapi ia juga perlu membantu sesama,” katanya.