Westlife dan Nostalgia ”Kids Zaman Old”
Apa yang tersisa dalam perjalanan 20 tahun bersama? Tiada selain romansa. Di antara kemegahan Borobudur, Westlife dan ribuan penggemarnya merajut kebersamaan, menggali nostalgia lewat tembang-tembang yang menjadi salah satu penanda era remaja di awal milenium baru.

Empat personel Westlife tampil dalam Westlife ”The Twenty Tour” Borobudur Symphony 2019 di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (31/8/2019).
Apa yang tersisa dalam perjalanan 20 tahun bersama? Tiada selain romansa. Di antara kemegahan Borobudur, Westlife dan ribuan penggemarnya merajut kebersamaan, menggali nostalgia lewat tembang-tembang yang menjadi salah satu penanda era remaja di awal milenium baru.
Sedikitnya 8.000 penggemar boyband lawas Irlandia yang digawangi Shane Filan (40), Kian Egan (39), Nicky Bryne (40), dan Mark Feehily (39) itu memadati Taman Lumbini, kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (31/8/2019) malam. Mereka menjadi saksi kemegahan konser Westlife ”The Twenty Tour” Borobudur Symphony 2019.
Berdiri di kelas festival, Shinta membawa papan berlapis kertas biru bertuliskan ”Bapak, I Meet My Childhood Idol Finally” atau ”Ayah, akhirnya aku bertemu dengan idola masa kecilku”.
Tulisan yang tak lepas dari pandangan personel Westlife di atas panggung. ”Kami ingin mengajak satu penonton naik ke atas panggung untuk membawakan lagu baru kami,” ucap Nicky Bryne.
Berdiri di kelas festival, Shinta membawa papan berlapis kertas biru bertuliskan ’Bapak, I Meet My Childhood Idol Finally’ atau ’Ayah, akhirnya aku bertemu dengan idola masa kecilku’.
Shinta yang berdomisili di Bali itu pun kemudian diajak naik ke panggung. Duduk di atas kursi dan dikerubuti empat personel Westlife, Nicky sempat bertanya, ”Apa itu artinya bapak?”
”Bapak is a father,” jawab Shinta kemudian terlihat terharu.
Shinta pun didapuk menemani Westlife menyanyikan lagu terbaru Westlife berjudul ”Better Man”.
Shinta hanyalah satu di antara ribuan penggemar fanatik Westlife. Kelompok vokal yang menjadi idola jutaan remaja, khususnya perempuan, di awal tahun 2000-an. Dua puluh tahun bukanlah waktu yang singkat. Hitungan waktu tersebut nyata memberi perubahan dalam banyak hal.
Baca juga: Tidak Ada Pemandangan Candi Borobudur di Panggung Westlife Malam Ini
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190901egiB-westlife_1567315919-2.jpg)
Empat personel Westlife bebincang dengan salah satu penggemar dalam konser Westlife ”The Twenty Tour” Borobudur Symphony 2019 di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (31/8/2019).
Bukan lagi ”boys”
Dari segi penampilan saja, Westlife yang dahulu ringan disebut banyak orang sebagai boyband, kini tidak lagi bisa mengaku sebagai boys. Mengikuti usia, penampilan mereka tidak lagi ramping dan bertubuh proporsional seperti di masa mudanya.
Namun, bagi ribuan penggemarnya yang hadir, mereka tetap saja menarik perhatian. Setelah sebelumnya sempat bosan menunggu karena penampilan Westlife molor43 menit dari jadwal pukul 20.00, histeria penonton pun pecah ketika empat personel mulai membuka dengan lagu ”Hello My Love”.
Mengikuti usia, penampilan mereka tidak lagi ramping dan bertubuh proporsional seperti di masa mudanya.
Setelah itu, Shane sempat menyapa, ”Hello, Borobudur!” Sapaan yang disambut tepuk tangan meriah penggemarnya.
Udara malam di lembah Perbukitan Menoreh yang sebelumnya dingin beranjak menghangat saat Westlife menyanyikan lagu-lagu hits, seperti ”Swear It Again” dan ”What About Now dan My Love.”
Dalam konser yang dimulai pukul 20.43 dan berakhir pukul 22.35 tersebut, Westlife menyanyikan 22 lagu. Menariknya, di antara lagu-lagu itu, Westlife menyisipkan enam lagu dari grup band rock legendaris Queen dan satu lagu dari Josh Groban, ”You Raise Me Up”.
Baca juga:Singel Ciptaan Ed Sheeran Warnai Konser Westlife
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190901egiF-westlife_1567315843-2.jpg)
Empat personel Westlife tampil dalam Westlife ”The Twenty Tour” Borobudur Symphony 2019 di kompleks Taman Wusata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (31/8/2019).
Seusai menyanyikan ”You Raise Me Up”, mereka seperti berpamitan dengan membungkukkan badan ke penonton. Penonton yang belum puas terus menunggu dan riuh berteriak meminta tambahan penampilan Westlife.
Sejenak kemudian, permintaan pun dipenuhi. Empat personel kembali tampil dengan kostum baru, bersetelan putih, dan menyanyikan dua lagu terakhir, ”Flying Without Wings” dan ”World Our Own”.
Bagi sebagian besar penggemarnya yang hadir, yang rata-rata berusia 25 tahun ke atas, Westlife adalah bagian dari kenangan. Namun, tentu saja, mereka adalah bagian dari memori istimewa yang sulit dilupakan dan masih diidamkan hingga kini.
Bagi sebagian besar penggemarnya yang hadir, yang rata-rata berusia 25 tahun ke atas, Westlife adalah bagian dari kenangan.
Kenangan tentang Westlife tersebut salah satunya menjadi milik Merry (29) dan Astrid Leona (29), dua penggemar asal Jakarta. Mengetahui idolanya semasa SD akan tampil di Candi Borobudur, Merry langsung mengajak Astrid, teman kuliah yang diketahuinya sesama penggemar Westlife, untuk segera membeli tiket.
”Akhirnya, kami pun bersama-sama datang ke konser Westlife hari ini,” ujar Merry saat ditemui pada Sabtu sore.
Bertumpuk kenangan dan kekaguman kepada Westlife pastilah juga dimiliki oleh jutaan penggemar di seluruh dunia dan ribuan penonton yang hadir Sabtu (31/8/2019) malam.
Mungkin karena ingin bersama-sama menggali kenangan, para personel Westlife pun sengaja tidak bernyanyi dengan cepat. Mereka memberi jeda cukup panjang, sekitar 5 menit untuk banyak berbincang dan mengobrol bersama para penggemarnya.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190901egiH-westlife_1567316031-2.jpg)
Ribuan penggemar berupaya mengabadikan penampilan Westlife dengan memotret menggunakan telepon selulernya.
Dalam kesempatan itu, Westlife sempat membandingkan konser 20 tahun lalu dan kini. Sekaligus, mereka juga sedikit menyindir para penggemarnya yang kini berlebihan menggunakan telepon seluler untuk mengabadikan penampil yang sedang berada di panggung.
”Dulu, tidak ada yang menggunakan telepon seluler seperti sekarang. Saat ini, kami bahkan tidak bisa melihat wajah kalian (penonton) karena semua tertutup layar telepon,” ujar Kian Egan (39).
Personel boyband yang kini bukan lagi boys alias bocah ini memang relatif ”cerewet” di atas panggung sebagai bentuk komunikasinya dengan penonton. Selain mengomentari soal pemakaian telepon seluler, mereka pun banyak bertutur tentang hal-hal yang dialaminya, kesan-kesan mereka selama bergabung di Westlife.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190901egiD-westlife_1567316125-2.jpg)
Penampilan empat personel Westlife di Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (31/8/2019).
Kian, misalnya, mengaku sangat mencintai aktivitasnya sebagai personel Westlife. ”Saya mencintai Westlife lebih dari mencintai akses Wi-Fi,” ujarnya, seolah menyindir perilaku anak muda masa sekarang, yang sering kali heboh mencari akses Wi-Fi.
Tidak hanya melulu lewat tutur kata, pesan dan kenangan juga disampaikan dalam gambar-gambar animasi yang ditampilkan dalam layar LED raksasa. Dalam gambar-gambar tersebut diperlihatkan aktivitas Westlife saat akan konser, mulai dari make-up hingga tata panggung, dan nama-nama negara yang sudah dikunjungi.
Westlife juga berterima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu pelaksanaan konser di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur. ”Terima kasih untuk semua yang telah membantu, termasuk yang telah menyediakan menu nasi goreng dengan dua telur mata sapi sebagai menu makan kami malam ini,” ujar Kian disambut tawa penonton.
Baca juga: Melepas Bayang-bayang Westlife
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190901egiE-westlife_1567316225-2.jpg)
Penampilan empat personel Westlife di Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (31/8/2019).
Tanpa Borobudur
Sayangnya, meski mengambil tempat di Candi Borobudur, tata panggung Westlife sama sekali tidak menyisakan pemandangan candi sebagai latar belakang. Panggung berukuran 10 x 18 meter tersebut dikelilingi tiga layar LED raksasa, yang tiada henti menampilkan beragam gambar animasi yang muncul silih berganti. Satu layar besar di bagian tengah berukuran 17,5 x 8 meter, sedangkan dua layar lainnya masing-masing berukuran 8 x 6 meter.
Meski begitu, para personel grup vokal yang pernah menjadi idola kids zaman old untuk merujuk belia dan remaja yang tumbuh di awal 2000-an itu tetap bersyukur dapat tampil di salah satu warisan budaya dunia tersebut.
”Ini adalah kali pertama kami pentas di Candi Borobudur. Sepulang dari sini, kami akan bercerita betapa istimewanya tempat ini kepada warga Irlandia dan masyarakat negara-negara Eropa lainnya,” ujarnya.
Setelah konser di Borobudur, menurut rencana Westlife juga akan manggung di Kelenteng Sam Poo Kong, Kota Semarang, Minggu (1/9) malam.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190901egiJ-westlife_1567316602-2.jpg)
Ribuan penonton mengabadikan penampilan Westlife menggunakan kamera ponsel.
Direktur Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Edy Setijono mengatakan, kehadiran artis internasional sangat dibutuhkan untuk mempromosikan Candi Borobudur dan cagar budaya lainnya.
”Kita akan langsung melihat bahwa pada Sabtu malam ini cuplikan-cuplikan berita, foto, video tentang konser Westlife di Candi Borobudur akan langsung banyak beredar, berseliweran di media sosial, dan langsung disaksikan seluruh penjuru dunia,” ujarnya.
Westlife memang salah satu legenda grup vokal dunia. Lirik-lirik mereka membagi nilai-nilai hidup dan cinta, seperti penggalan lirik salah satu tembang legendarisnya, ”Flying Without Wings”.
Everybody\'s looking for that something/One thing that makes it all complete/
You find it in the strangest places/Places you never knew it could be.
Hidup adalah misteri. Manusia tak pernah tahu kapan dan di mana mendapati pelajaran yang akan melengkapi kehidupannya. Dan, di antara kemegahan mahakarya dunia Candi Borobudur, malam itu, Westlife dan ribuan penggemar merajut romansa, kenangan baik dan buruk yang akan selalu menjadi warna hidup.