Laga tim satu kota selalu menyimpan cerita gengsi. Persaingan ini menjadi salah satu duel terpanas Liga Italia pekan ini antara Lazio dan AS Roma. Kedua tim akan berebut menjadi tim terbaik di Roma dan Italia.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
ROMA, SABTU — Salah satu duel terpanas Liga Italia akan tersaji di Stadion Olimpico, Roma, pada Minggu (1/9/2019) pukul 23.00 WIB antara Lazio dan AS Roma. Duel bertajuk ”Derby della Capitale” atau derbi ibu kota ini akan menjadi kesempatan Lazio untuk membuktikan sebagai yang terbaik di Roma dan Italia.
Duel Lazio melawan AS Roma merupakan salah satu derbi terpanas di Italia dan dunia. Pertandingan antara dua klub ibu kota tersebut dipandang lebih panas daripada ”Derby della Madonnina” atau derbi kota Milano. Ada faktor sosial, politik, dan sejarah yang datang di salah satu kota tertua di dunia tersebut.
Pertarungan panas di antara keduanya muncul karena penolakan Lazio untuk bergabung dengan klub sepak bola Italia daerah selatan di Roma demi menghancurkan dominasi tim Italia wilayah utara, seperti AC Milan, Inter Milan, dan Juventus, pada 1927. Lazio menolak bergabung dengan kesebelasan lain, yakni Fortitudo-Pro Roma SGS, Roman FC, dan SS Alba-Audace menjadi AS Roma.
Sejak saat itu, Lazio menganggap bahwa mereka adalah klub sepak bola paling tua di Roma karena berdiri pada 1900, sedangkan klub yang merger dengan AS Roma baru terjadi 27 tahun kemudian. Pendukung Roma tidak mau mengakui klaim tersebut karena Lazio dianggap berasal dari luar kota karena pendukung mereka berasal dari kawasan di pinggiran Roma.
Manajer Lazio Simone Inzaghi menganggap pertandingan derbi ini memiliki arti yang besar, khususnya bagi pendukung Lazio. ”Kami tahu apa arti pertandingan ini. Kami tahu akan ada banyak penggemar yang mendukung kami,” ujar mantan penyerang Lazio tersebut, seperti dikutip dari Football Italia.
Inzaghi tampak lebih percaya diri karena timnya sudah terbentuk sejak musim lalu. Setelah menjuarai Coppa Italia, Inzaghi mengawali Liga Italia pada pekan lalu dengan kemenangan telak 3-0 atas tuan rumah Sampdoria.
Inzaghi semakin percaya diri. Ia tidak hanya ingin membawa timnya menjadi yang terbaik di Roma, tetapi juga di Liga Italia. ”Setelah Supercoppa dan Coppa Italia, kami harus finis di empat besar meskipun hal itu sulit,” ujarnya.
Dalam derbi ini, Lazio lebih diunggulkan karena bertindak sebagai tuan rumah. Mereka juga terlihat lebih siap dibandingkan rivalnya karena tak ada pemain andalan yang pergi. Lazio berhasil mempertahankan gelandang andalan mereka, Sergej Milinkovic-Savic, yang diperebutkan beberapa tim papan atas Eropa.
Sebaliknya, AS Roma masih seperti mencari bentuk permainan terbaik mereka setelah kehilangan beberapa pemain penting, seperti Konstantinos Manolas, Luca Pellegrini, dan Stephan El Shaarawy.
Kepergian Manolas membuat pertahanan AS Roma menjadi rapuh. Hal itu terlihat dari begitu mudahnya mereka kebobolan tiga gol saat bertanding melawan Genoa yang berakhir imbang 3-3 pada pekan lalu.
Meskipun pertahanannya terlihat buruk, Manajer AS Roma Paulo Fonseca enggan mengomentari masalah di lini pertahanannya. Ia ingin fokus pada serangan daripada mempersiapkan pertahanan. ”Saya tidak akan pernah mempersiapkan pertandingan dengan berkonsentrasi pada pertahanan. Saya ingin tim yang mendominasi dan selalu mengambil inisiatif,” kata manajer asal Portugal tersebut.
Meskipun enggan mengakuinya, AS Roma terlihat khawatir terhadap pertahanannya. Pada Sabtu (31/8/2019), Roma meminjam bek Manchester United, Chris Smalling, dengan membayar 3 juta euro (Rp 46 miliar).
Direktur Olahraga AS Roma Gianluca Petrachi yakin Smalling akan menambah kekuatan timnya. ”Kami senang membawa pemain seperti Chris (Smalling) yang memiliki begitu banyak pengalaman ke Roma. Kami yakin dia akan membantu pertumbuhan skuad ini dan berpengaruh pada pemain lain,” kata Petrachi.
Musim lalu, Smalling bermain sebanyak 34 pertandingan untuk Manchester United di seluruh kompetisi. Pemain 29 tahun tersebut tersingkir setelah United mendatangkan Harry Maguire dari Leicester City.
Kepergian ke AS Roma dianggap Smalling sebagai kesempatan bagus untuk mencari pengalaman baru daripada hanya duduk di bangku cadangan. ”Ini adalah kesempatan sempurna bagi saya. Kesempatan untuk mengalami liga baru dengan tim besar yang memiliki harapan besar seperti apa yang saya butuhkan,” ujar Smalling. (AFP)