Toilet Gantung di Pasar Ikan Mardika Ambon Ditertibkan
Toilet gantung di Pasar Ikan Mardika, Kota Ambon, Maluku mulai ditertibkan pada Rabu (26/6/2019). Sebagian besar toilet yang berdiri di pasar itu tidak memiliki tempat penampungan kotoron. Limbah toilet langsung dibuang ke laut sehingga menyebabkan air laut diduga terkontaminasi bakteri Escherichia coli atau E coli.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Toilet gantung di Pasar Ikan Mardika, Kota Ambon, Maluku mulai ditertibkan pada Rabu (26/6/2019). Sebagian besar toilet yang berdiri di pasar itu tidak memiliki tempat penampungan kotoron. Limbah toilet langsung dibuang ke laut sehingga menyebabkan air laut diduga terkontaminasi bakteri Escherichia coli atau E.coli.
Pada Rabu siang, tim dari Pemerintah Kota Ambon, yang dipimpin Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Robby Silooy, memeriksa semua toilet gantung yang dibangun di pasar tersebut. Dari 19 bilik toilet, terdapat 11 bilik yang tidak dilengkapi tempat penampungan kotoran. Delapan bilik lain memiliki tempat penampungan tapi tidak pernah disedot sehingga diduga kerap meluap.
Terdapat 3.300 sel bakteri E.coli pada setiap 100 mililiter air. Padahal, ambang batas kepadatan E coli tidak boleh lebih dari 200 sel. Lokasi dengan kadar E.coli paling parah adalah Pasar Ikan Mardika
Limbah toilet itu jatuh ke dalam air laut. Sementara air laut itu biasanya dipakai para penjual ikan untuk merendam dan menyiram ikan sebelum dijual kepada pembeli. "Kondisi ini tidak sehat karena kotoran manusia sudah tercampur dengan air laut di bawah. Hari ini juga, toilet kami tutup sementara," kata Robby.
Menurutnya, temuan itu akan dibahas dalam rapat bersama Wali Kota Ambon Richard Louhepassy untuk diambil tindakan dalam pekan ini. Selain temuan lapangan, pihaknya juga menunggu hasil uji kualitas air dan ikan yang kini sedang berproses di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Ambon. Tidak tertutup kemungkinan toliet gantung itu akan ditutup total.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sebagian ikan yang dijual di Pasar Ikan Mardika, Kota Ambon, Maluku, diduga terkontaminasi bakteri E.coli. Di pasar ikan itu terdapat 150 pedagang ikan. Dalam satu hari, tingkat konsumsi ikan di Kota Ambon dan sekitarnya mencapai 15 ton. Separuh dari ikan yang dikonsumsi itu dibeli di Pasar Ikan Mardika.
Pada tahun 2014, Yosmina Tapilatu, peneliti pada Pusat Penelitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, menemukan adanya bakteri berbahaya di Teluk Ambon. Terdapat 3.300 sel bakteri E.coli pada setiap 100 mililiter air. Padahal, ambang batas kepadatan E.coli tidak boleh lebih dari 200 sel. Lokasi dengan kadar E.coli paling parah adalah Pasar Ikan Mardika (Kompas, 25/6/2019).
Ridwan, anggota staf pada bagian Pengendali Hama Penyakit Ikan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Ambon mengatakan, hasil uji laboratorium mengenai kondisi air laut dan ikan di pasar itu baru akan diumumkan pekan depan. Namun, melihat kondisi pasar itu, Ridwan berharap perlu ada penataan ulang. Kondisi pasar ikan yang menyatu dengan toilet gantung itu berisiko.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon Pieter Leuwol mengatakan, pada tahun 2020, pasar tersebut akan ditata ulang lewat proyek yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Ia berjanji, keberadaan toliet gantung itu akan menjadi perhatian mereka. Saat ini, toliet di pasar itu dikelola oleh masyarakat. Ke depan, pemerintah kota akan mengambilalih pengelolaan pasar itu.