Investigasi PBB Ungkap Keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi
PBB mengeluarkan laporan investigasi atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Turki pada 2018. Laporan itu mengungkapkan, ada bukti keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dengan pembunuhan Khashoggi.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
AFP/FABRICE COFFRINI
Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Agnes Callamard menjawab pertanyaan mengenai laporan pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, pada 19 Juni 2019 di Geneva.
GENEVA, KAMIS — Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan laporan investigasi atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Turki pada 2018. Laporan investigasi tersebut mengungkapkan, ada bukti keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dengan pembunuhan Khashoggi.
Pelapor Khusus PBB Agnes Callamard mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan investigasi kasus pembunuhan Khashoggi selama enam bulan. Dalam laporan setebal 100 halaman itu, hasil investigasi menunjukkan Arab Saudi terlibat dalam eksekusi yang sengaja dan terencana terhadap Khashoggi.
”Ada bukti yang cukup kredibel mengenai tanggung jawab Putra Mahkota Saudi (dan sejumlah pejabat senior) yang perlu diselidiki lebih jauh. Sejumlah orang yang terlibat langsung dengan pembunuhan melapor langsung kepada Mohammed bin Salman. Jadi ada jalur komunikasi yang perlu diinvestigasi,” tutur Callamard, Rabu (19/6/2019).
Investigasi lebih lanjut juga diperlukan untuk mengetahui apakah Mohammed terlibat secara langsung atau tidak langsung atas kematian Khashoggi. PBB juga ingin menggali sejauh mana Mohammed mengetahui atau seharusnya mengetahui serta dapat mencegah atau gagal mencegah atas kejadian yang menimpa Khashoggi.
Laporan PBB tersebut juga menerbitkan kutipan rekaman percakapan di dalam konsulat tak lama sebelum Khashoggi tiba di sana dan selama saat-saat terakhirnya. Analisis terhadap rekaman oleh agen intelijen di Turki mengindikasikan Khashoggi diinjeksi dengan obat penenang dan kemudian mati lemas.
AP PHOTO/VIRGINIA MAYO
Foto dokumentasi bertanggal 29 Januari 2011 ini memperlihatkan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi, saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Callamard mendesak agar negara-negara lain menghentikan lisensi ekspor teknologi pengawasan hingga Saudi menunjukkan pembatasan penggunaan teknologi yang dilakukan Saudi memiliki tujuan yang sah.
Selain itu, ia mengimbau negara-negara agar menambah sanksi atas Mohammed dan aset-asetnya di luar negeri kecuali ia dianggap sebagai pemimpin Saudi secara de facto.
Menurut Callamard, dirinya telah meminta kepada Amerika Serikat (AS) agar Biro Investigasi Federal (FBI) membuka investigasi dan menangkap terduga kriminal yang berada di wilayah AS. FBI belum memberikan tanggapan atas permintaan ini.
”Jika dan ketika tanggung jawab para individu tersebut terbukti, termasuk tanggung jawab pada level yang dapat membuat surat penahanan dikeluarkan, tentu bisa,” kata Callamard ketika menjawab pertanyaan apakah tersangka dapat ditahan di luar negeri.
Negara-negara, ujarnya, perlu meminta yurisdiksi universal dalam kasus Khashoggi. Otoritas kehakiman di negara-negara yang mengakui yurisdiksi universal dapat menginvestigasi dan menuntut seseorang tanpa batas wilayah.
Khashoggi merupakan seorang jurnalis The Washington Post yang kerap mengkritik Mohammed. Ia diduga disiksa dan dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Turki pada 2 Oktober 2018. Khashoggi berada di konsulat untuk mengurus dokumen terkait pernikahannya. Hingga kini, jenazah Khashoggi tidak ditemukan.
Kematian Khashoggi memberikan dampak negatif yang luar biasa terhadap citra Mohammed. Mohammed sebelumnya dihormati oleh negara Barat karena berupaya mengakhiri ketergantungan Saudi atas minyak dan meringankan batasan sosial, seperti mengizinkan perempuan untuk berkendara.
Badan Pusat Intelijen AS (CIA) dan sejumlah negara Barat sebelumnya telah meyakini bahwa Mohammed yang memerintahkan agar Khashoggi dibunuh.
Saudi menolak
Saudi menolak laporan PBB dengan menyatakan isi laporan merupakan tuduhan tidak berdasar. Saudi juga mengklaim tidak ada hal baru yang ditemukan dalam investigasi yang telah dilakukan.
”Laporan kepada Dewan Hak Asasi Manusia tersebut berisi sejumlah kontradiksi yang jelas dan tuduhan tidak berdasar yang membuat kredibilitas laporan dipertanyakan,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir melalui media sosial Twitter.
GETTY IMAGES/CHRIS MCGRATH
Seorang pria menyalakan lilin di depan poster Jamal Khashoggi dalam acara mengenang wartawan pengkritik penguasa Arab Saudi itu, di luar Konsulat Arab Saudi, di Istanbul, Turki, Kamis (25/10/2018). Khashoggi dinyatakan tewas dibunuh di Konsulat Arab Saudi setelah memasuki gedung itu pada 2 Oktober 2018.
Melalui pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita pemerintah Saudi, SPA, Jubeir mengatakan, laporan itu menunjukkan Callamard memiliki gagasan dan posisi yang sudah terbentuk mengenai Saudi. Saudi memiliki hak untuk mengambil tindakan hukum atas tuduhan-tuduhan tersebut.
Saudi mengklaim telah memberikan laporan detail mengenai perkembangan kasus Khashoggi kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia pada 3 Juni 2019.
Riyadh sebelumnya membantah mengetahui nasib Khashoggi. Namun, Riyadh kemudian mengatakan, pembunuhan terhadap Khashoggi dilakukan oleh agen ”jahat”.
Penuntut umum Saudi telah mendakwa 11 tersangka atas kematian Khashoggi. Lima orang di antaranya menghadapi ancaman hukuman mati.
Callamard menyebutkan, proses pengadilan di Saudi itu harus ditunda karena ada potensi ketidakadilan dan kerahasiaan. Untuk itu, lanjutnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres perlu mengadakan investigasi kriminal internasional. Adapun juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan, Guterres tidak dapat melakukannya tanpa mandat dari badan antar-pemerintah.
Minta kebenaran
Tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, meminta AS meningkatkan tekanan terhadap Saudi. ”Washington telah memilih untuk tidak menggunakan hubungan dekatnya dengan Riyadh guna mengungkapkan pembunuhan Jamal dan memastikan pelakunya bertanggung jawab,” tulisnya di kolom opini New York Times.
AFP/JIM WATSON
Hatice Cengiz, tunangan jurnalis Washington Post asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi, saat memberikan pesan melalui rekaman video. Rekaman itu ditayangkan dalam upacara mengenang Khashoggi di Washington DC, Jumat (2/11/2018).
Cengiz menunggui Khashoggi di luar Konsulat Arab Saudi di Turki ketika Khashoggi terbunuh. Khashoggi yang tidak kunjung muncul membuat Cengiz memanggil pihak keamanan Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi akan membayar perbuatan mereka.
Organisasi kemanusiaan Human Rights Watch mengeluarkan pernyataan, Saudi adalah negara yang bebas hukum dan tidak toleran terhadap perbedaan pendapat sehingga membuat pembunuhan dapat terjadi. (REUTERS/AFP)