Relokasi Ribuan Korban Banjir Bandang Sentani Belum Terealisasi
Relokasi untuk 2.452 keluarga di Kabupaten Jayapura yang terdampak banjir bandang pada 16 Maret 2019 lalu belum terealisasi hingga kini. Kendala dalam penyediaan lahan untuk pembangunan hunian baru bagi para korban jadi penghalang.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS- Penanganan relokasi bagi ribuan keluarga yang terdampak banjir bandang pada 16 Maret 2019 lalu di Kabupaten Jayapura belum terealisasi. Para warga masih mengungsi di sejumlah lokasi di Sentani selama tiga bulan terakhir.
Demikian fakta yang terungkap dari hasil rapat pembahasan penanganan relokasi banjir bandang, rehabilitasi Cagar Alam Cycloop dan daerah aliran sungai di Kantor Gubernur Papua, Jayapura, Senin (17/6/2019).
Rapat ini dihadiri Asisten I Setda Provinsi Papua Doren Wakerkwa, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua Welliam Manderi, perwakilan Pemkab Jayapura, Pemkot Jayapura, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua, Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam Papua.
Welliam mengatakan, belum ada perkembangan berarti terkait pelaksanaan relokasi bagi ribuan pengungsi. Sebab, belum ada kejelasan penyediaan lahan untuk tempat pembangunan hunian baru bagi para pengungsi.
Sementara upaya penanganan rehabilitasi Kabupaten Jayapura pascabencana banjir bandang pada 16 Maret 2019 lalu belum terlihat. Adapun tiga segmen ini antara lain segmen pertama Cagar Alam Cycloop, segmen kedua kawasan daerah aliran sungai hingga pinggiran Danau Sentani dan segmen ketiga Danau Sentani.
Diketahui rehabilitasi segmen pertama meliputi mengembalikan fungsi konservasi dan sterilsasi perumahan warga di sekitar kawasan Cagar Alam Cycloop.
Segmen kedua meliputi normalisasi daerah aliran sungai dan penataan kawasan perumahan warga yang tidak menghalangi daerah aliran sungai. Segmen ketiga yakni mengembalikan kualitas air dengan menghentikan pembuangan sampah ke danau dan mengurangi sedimen lumpur.
"Kami berharap segera adanya eksekusi program pelaksanaan relokasi dan rehabilitasi Cagar Alam Cycloop, daerah aliran sungai dan Danau Sentani. Sebab, masa transisi darurat pasca bencana banjir bandang akan berakhir tanggal 27 Juni mendatang, " kata Welliam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jayapura Sumartono mengatakan, total pengungsi yang belum direlokasi mencapai 2.452 keluarga. Saat ini para pengungsi masih berada di lima lokasi di daerah Sentani dan ada yang bermukim di pinggiran Danau Sentani.
"Telah tersedia jumlah lahan sekitar 10 hektar. Namun, masih terdapat sengketa kepemilikan lahan antara Pemprov Papua dan pemilik hak ulayat, " tutur Sumartono.
Telah tersedia jumlah lahan sekitar 10 hektar. Namun, masih terdapat sengketa kepemilikan lahan antara Pemprov Papua dan pemilik hak ulayat
Sementara itu Doren selaku perwakilan dari Pemprov Papua mengatakan, pertemuan ini berfungsi untuk mengetahui segala indikator pelaksanaan relokasi hingga rehabilitasi Cagar Alam Cycloop.
"Rencananya kami akan kembali menggelar pertemuan pada Kamis (20/6/2019) ini. Tujuannya agar kami segera mendapatkan solusi untuk mempercepat relokasi dan rehabilitasi Cagar Alam Cycloop beserta daerah aliran sungai, " tambahnya.
Adapun dampak banjir bandang terparah tersebar di tiga kelurahan dan lima kampung di empat distrik, yakni Sentani, Waibu, Sentani Barat dan Ravenirara.
Sebanyak 106 orang meninggal dunia, 153 orang luka berat, 768 luka ringan dan 17 orang belum ditemukan hingga kini.
Total kerugian akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura mencapai Rp 506 miliar. Fasilitas publik yang mengalami kerusakan, antara lain, 7 unit jembatan, jalan sepanjang 21 kilometer, 21 unit sekolah, 115 ruko dan 5 tempat ibadah.